💌 8TEEN - O4

7K 1.1K 141
                                    

"Pengen bolos gue." Bisik Oliv pada Maudy yang duduk dibelakangnya.

Maudy yang tengah fokus pada soal matematika pun mendongak lalu menyahut. "Mau sok-sokan jadi bad girl hah? Gausah aneh-aneh, orangtua bayar sekolah susah-susah juga gausah nambah-nambahin beban deh lo."

"Si anjir, iya deh iya. Bagi contekan kalau gitu."

"Gatau gelap."

"Pelit banget gila!"

"Olivia! Jangan mengganggu Maudy! Kerjakan ulangan harian nya!" Titah bu Indah didepan sana.

Maudy menahan tawa karena Oliv yang dimarahi oleh guru killer disekolah mereka itu. "Kena kan lo."

Oliv menggaruk kepala nya saat menatap soal-soal yang sangat memusingkan. Sebenarnya ia tidak bodoh tapi juga tidak bisa dibilang pintar.

Ia suka matematika jika tau cara dan rumusnya, tapi jika tidak yasudah maka ia akan menjadi pembenci barisan depan pelajaran matematika.

"Ini gimana... Gak ngerti... " Cicit Oliv frustasi.

Azriel menoleh kearah Oliv disebelah kirinya, melihat bagaimana Oliv mencoret-coret buku dengan rentetan hasil yang tentu saja sudah salah.

Kepala nya menggeleng pelan lalu menulis kan rumus yang benar di secarik kertas. Memantau bu Indah didepan sama, Azriel pun menggumpalkan kertas itu lalu melemparkan nya keatas meja Oliv.

Oliv yang kaget mendapat lemparan kertas pun menoleh ke berbagai arah untuk mengetahui siapa pelakunya hingga pandangannya tertuju pada Azriel yang juga menatapnya.

"Dari lo?" Tanya Oliv tanpa suara namun untungnya dimengerti oleh Azriel.

Azriel mengangguk dan menggerakkan tangannya seolah memerintah kan Oliv untuk membuka kertasnya.

Wajah Oliv pun berbinar ketika melihat tulisan rapi Azriel yang mencantumkan rumus disana, sudut bibirnya tertarik dengan manisnya.

"Makasih." Ujar Oliv yang dibalas anggukan dari Azriel.

Azriel sesekali melihat pada Oliv yang diam-diam menyembunyikan kertas dilaci meja, mengerjakan ulangan harian matematika nya dengan tenang dan tidak seberisik sebelumnya.

Gino yang melihat itu menendang kursi Azriel dari depan karena ia duduk didepan pemuda jangkung itu. "Oliv doang yang lo kasih?" Bisik Gino.

"Kenapa? Mau?"

"Nanya lo?"

"Cari sendiri." Tandasnya menyebalkan membuat Gino hampir menoyor kepala Azriel kalau saja suara bu Indah tidak terdengar.

"Yang sudah selesai bisa dikumpulkan lalu keluar."

Keheningan pun terpecah ketika derit kursi terdengar, rupanya Maudy bersama dua murid lainnya lebih dulu maju untuk mengumpulkan lembaran jawaban mereka.

Pandangan Gino tertuju pada Maudy, hari ini gadis itu tampil manis dengan rambut yang diikat satu berbeda dari hari biasanya yang selalu diurai.

"Apa lo liat-liat?" Ketus Maudy pelan ketika Gino menatapnya.

"Dih? Siapa yang ngeliatin lo? Muka lo tuh bedak kek cabe-cabean." Balas Gino membuat Maudy berdecak kesal.

"Daripada muka lo, tebel daki." Balas Maudy lalu keluar kelas.

Diluar kelas ia pun mengacungkan jari tengah pada Gino namun wajahnya menampilkan senyum cantik. Tentu hal itu membuat Gino mengetatkan rahangnya, Maudy selalu meledeknya dan itu membuatnya kesal.

"Akhirnya!" Oliv menutup pulpennya lalu membereskan meja sebelum mengumumkan lembaran kedepan.

Saat mengumpul kan, rupanya Azriel juga melakukan hal yang sama membuat mereka saling bertukar pandangan.

"Ekhem!" Keduanya langsung meringis karena deheman keras dari bu Indah.

"Tatapannya bisa kan gausah didepan ibu?"

"Maaf bu." Cicit Oliv pelan.

Buru-buru Oliv berjalan keluar kelas namun bersamaan dengan Azriel yang juga akan melewati pintu. Kenapa sih selalu bersamaan seperti ini?! Kan Oliv takut terbawa perasaan!

Azriel terkekeh pelan lalu mendorong pelan punggung Oliv agar gadis itu yang lebih dulu keluar kelas.

Diluar kelas, sudah ada Maudy yang menunggu sambil menyandarkan tubuh pada tiang penyangga.

"Liv, ayo ngantin." Ajak Maudy menggandeng tangan Oliv.

Oliv menahan langkahnya. "Bentar Dy." Tatapannya jatuh pada Azriel lalu tersenyum sopan. "Makasih karena udah bantuin gue."

"Sama-sama, lain kali belajar."

"Iya-iya, tadi-"

"Belajar nya sama gue. Nanti pulang sekolah bareng, gue duluan." Setelah mengatakan itu, Azriel pergi dengan santainya.

Maudy menatap Oliv dengan tatapan usilnya. "Aduh belajar bareng." Goda nya.

"Apaansih Maudy!"

"Ih salting!"

"Gue buang kejurang lo ya?"


- TBC -

.

.

.

Lancar ya Azriel...


[✔] 8TEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang