💌 8TEEN - 28

4.5K 740 306
                                    

Hari ini, kesembilan remaja itu akhirnya masuk kesekolah. Sesampai nya di sekolah, tentu banyak sekali murid yang mengucapkan bela sungkawa pada Haikal yang dibalas anggukan pelan.

Ia masih sensitif jika ada bahasan mengenai Alea, jujur saja untuk mengurangi rasa rindu nya Haikal akan memeluk selimut yang biasa Alea gunakan ketika dirumah sakit.

"Kal, makan bubur mang Arap mau gak? Mumpung belum masuk juga." Ajak Senja menyadari raut sendu Haikal.

Mendengar ajakan itu Haikal pun mengangguk lesu dan ikut saja ketika Senja menarik nya keluar sekolah dimana ada tukang bubur disebrang nya.

Sepeninggal Senja dan Haikal, mereka pun serentak berjalan masuk kedalam gedung sekolah. Padaha yang lain berpasangan, kecuali Gino.

"Kantin, PJ." Cetus Azrie singkat dan menarik tangan Oliv berjalan lebih dulu.

Mereka terdiam, seketika semua langsung menjadi tukang keong sampai Oliv berbalik dan berteriak. "Cepet!"

"Lah? Kapan jadiannya?" Heran Kiara menatap Darel, siapa tau kan kekasihnya tau sesuatu.

Darel yang ditatap demikian langsung menarik kepala Kiara kebahunya dan berjalan mengekori Azriel kekantin. "Jangan ngeliat aku, aku juga gatau."

"Kan kamu ketuanya? Masa gak tau sih?"

"Azriel anak nya gak suka ngomongin rencana kesana sini, kalau dia mau ngelakuin sesuatu ya langsung dilakuin sama dia."

Kiara hanya mengangguk, ia sedikit mengintip dari bahu Darel untuk memanggil Maudy. "Maudy."

Maudy yang tengah berbincang dengan Raden langsung menoleh. "Kenapa Ki?"

"Ada cafe baru diperempatan sana, ntar kita kesana ya bareng Senja sama Oliv!"

"Terus aku gimana?" Serobot Darel, memindahkan tangannya untuk merangkul pinggang ramping Kiara erat.

"Bukannya kamu kalau pulang sekolah nongkrong ya?"

"Iya sih, yaudah. Sama Maudy, Senja, Oliv juga kan? Nanti aku anterin."

Raden sengaja memelankan langkahnya lalu menarik pergelangan tangan Maudy. "Sayang, kamu duluan kekantin ya?"

Gino pun ikut berbalik dan mengerutkan kening ketika Raden menatapnya seolah meminta dirinya untuk ikut bersama.

"Loh kenapa? Kamu ada tugas?"

"Ada urusan bentar sama guru, nanti aku nyusul ya?" Raden mengacak pelan surai Maudy dan membiarkan gadis itu lebih dulu pergi.

Gino menaikan alisnya, ketika ia hendak pergi kekantin suara Raden mengintrupsi. "Kecuali lo, Gino Orfeo. Ada yang harus gue omongin sama lo."

Terlihat Oliv melambaikan tangan, membuat Kiara pun sedikit mempercepat langkahnya agar segera duduk.

"Loh? Raden sama Gino mana?"

Maudy berbalik. "Eh? Raden katanya ada urusan sama guru. Kalau Gino gatau deh, toilet kali?"

Kepala Azriel sontak terangkat ketika tau jika Raden yang katanya memiliki urusan dengan guru, padahal ia tau jika Raden hanya memiliki urusan dengan pemuda Orfeo itu.

"Liv bentar, ini bu Sakina ngechat aku disuruh keruangannya sekarang. Lo semua pesen aja, gue duluan."

Darel merasakan sesuatu yang aneh pada Azriel. Oh atau pada kedua lainnya, Raden dan Gino.

🖤🤍🖤

D

isinilah Raden dan Gino berada, dirooftop sekolah dengan angin yang berhembus sejuk. Tentu saja, ini masih pagi dan udara terasa sangat segar.

[✔] 8TEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang