💌 8TEEN - 11

4.8K 916 150
                                    

Duk!

"Liv?" Azriel memiringkan kepalanya ketika kepala Oliv terjatuh pada buku paketnya.

Oliv mendesah lelah lalu mengulurkan tangannya pada Azriel membuat pemuda itu terheran.

"Kenapa?" Tanya Azriel terkekeh pelan dan memberikan tangannya pada Oliv, mengenggam tangan itu lalu diletakan ditengah meja.

Oliv bergumam namun tidak dapat Azriel dengar, ia pun mendekat bermaksud mendengar gumaman Oliv lebih jelas.

"Cape, kenapa sih dihidup ini harus ada yang namanya matematika? Perasaan waktu sd gue peringkat 3 besar mulu pas Sma dapet 55 aja sujud syukur." Keluh Oliv membuat Azriel menahan gejolak ingin tertawa.

Oliv mengangkat kepalanya dan menatap Azriel sendu. "Duh mana diajarin sama anak pinter, gengsi kan gue jadinya."

Ucapan Oliv selalu bisa membuat Azriel tersenyum hingga pipi nya terasa kaku. Gadis ini cantik sebenarnya, tapi aneh sekali tidak ada yang berani mendekati Oliv, mungkin karena galak? Bisa jadi.

Padahal menurut Azriel, Oliv tidak galak sama sekali. Yang ada, tingkah nya selalu bisa membuat orang tertawa atau justru lapang dada saking mengesalkan nya gadis satu ini.

"Tapi gak cape lagi soalnya ada charge ganteng." Goda Oliv melirik genggaman mereka.

"Perasaan baru aja deh ngomong gengsi, bisa-bisanya lo ngegombal gini."

Oliv terdiam, senyum tipisnya masih tercetak diwajah cantiknya. "Zril."

"Hm?"

"Katanya kalau tidur itu bisa ngehapus sebagian ingatan ya?"

Azriel mengangguk. "Iya, emang kenapa?"

"Boong tau! Soalnya gue kan tiap hari tidur nih, tapi gak lupa kok sama lo malah keinget terus. JIAAAKKKHH!"

Azriel sontak tertawa puas mendengar gombalan Oliv padanya, sama halnya seperti Azriel, Oliv pun ikut tertawa karena senang melihat raut wajah Azriel saat ia gombali.

Telinga pemuda itu memerah, Oliv menyipitkan matanya menggoda. "Cie telinga nya merah. Lo salting ya? Ayo ngaku!"

Azriel menutup sebagian wajahnya dengan tangan kiri, tertangkap basah jika dirinya salah tingkah habis digombali oleh Oliv.

"Udah ah, laper nih. Cari makan yuk?" Ajak Oliv, melepaskan genggamannya dari Azriel dan membereskan buku dengan cepat.

"Boleh. Mau makan apa? Dilarang jawab terserah." Peringat Azriel bercanda namun Oliv justru mengangguk mengiyakan.

"Mana ada nama makanan terserah. Makan sate padang mau? Lagi pengen, tapi kalau lo gamau sih gapapa." Ujar Oliv meresleting tas punggung berukuran sedangnya.

Azriel menjentikan jarinya lalu mengangguk setuju. "Sip, kebetulan lagi pengen makan sate. Ayok lah, gue tau tempat makan sate yang enak."

"Asik! Kalau gitu ay-"

Ucapan Oliv terhenti ketika tangan kanan nya sudah dalam genggaman Azriel, pemuda itu berjalan mengindahkan Oliv yang terkejut.

"Tadi kan juga gandengan, masa gini doang diem sih?" Tanya Azriel, menggoda atas keterdiaman Oliv.

Oliv mendengus dan memukul bahu Azriel kesal. "Apaansih! Kaget aja, biasanya kan gue yang duluan centil."

"Centil darimana nya sih Olivia?" Senyum Azriel senantiasa terpampang diwajah tampannya.

Bahkan, beberapa gadis ditaman juga mencuri pandang pada Azriel. Sampai puncaknya ketika ada dua orang gadis berkulit putih pucat berparas cantik menghadang keduanya.

[✔] 8TEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang