Pagi ini, Oliv memilih untuk menghabiskan waktu diluar rumah. Tentu saja karena ini hari sabtu, waktunya bersantai hingga esok hari.
"Kiara, ayo keluar. Senja gabisa katanya bantuin tante Nanda ngurus toko bunga, kalau Maudy disuruh bang Galang dirumah aja gaboleh keluar."
"Yaudah, jemput."
"Lah? Biasanya dianterin sama Darel? Ntar gue izin ke dia deh ya?"
"Ngapain sih? Gapenting. Kalau gamau jemput, gausah."
Oliv gelagapan dan langsung mengangguk walaupun Kiara tidak akan bisa melihatnya. "Iya iya duh sensi banget sih? Nih gue otw kesana."
Setelah Oliv memutuskan sambungan telepon dengan Kiara, ia menghembuskan nafas panjang. Kiara benar-benar berbeda selama beberapa hari belakangan.
Dikamarnya, Kiara berjalan menuju lemari dan langsung mengambil sebuah maxi dress berwarna cream juga cardigam berwarna cream sebagai tambahan.
Ponsel yang diletakan diatas nakas bergetar, tanpa menebak pun Kiara tau siapa orang yang menelfonnya secara beruntun sejak tiga yang lalu.
"Berisik banget nih orang!" Kesal Kiara dan langsung mengangkat panggilan dari Darel.
"Apa?"
"Kenapa baru angkat?"
"Lebay banget ah, emangnya waktu gue cuma buat lo? Apaan?"
"Jangan kemana-mana hari ini, dari kemarin hujan terus nanti sakit."
"Ya gue yang sakit kenapa lo yang repot?"
"Kiara, gue tau lo kesel sama gue. Tapi please jangan makin keras kepala, dengerin apa yang gue bilang."
"Nah, lo cape sendiri kan sama gue? Hidup selama 18 tahun cape kan bareng gue yang keras kepala ini? Yaudah lah."
"Kiara, lo kenapa sih sebenernya?"
Kiara melempar kan pakaian nya keatas ranjang lalu berseru pada Darel. "Gue gabakal gini kalau lo gak ngelakuin hal memalukan tempo hari! Lo cuma mikirin diri lo sendiri tanpa nanya apa yang gue mau, Darel!" Bentak Kiara menahan semuanya sejak awal.
"Dikekang, selalu izin, harus selalu sama lo dan blablabla lo tau gue gasuka diginiin tapi lo ngelakuin hal itu ke gue! Jujur, gue cape sama lo, gue pengen bebas kenal sama orang lain dan temenan kayak yang biasa temen-temen gue lakuin diluar sana."
"Tapi lo.. Yang notebene nya cuma sebatas temen kecil bisa seenaknya sama hidup gue. Gue nurut bukan karena gue patuh sama lo, engga! Gue nurut karena gue percaya, mungkin suatu saat lo bisa nyadar sama semua tingkah protektif lo sama gue tapi apa?"
"Zonk! Gue udah gak ngarepin apapun dari lo Darel Aditya. Gue mau semua selesai, gausah belaga jadi orang yang paling tau tentang gue dan gue gamau deket-deket lagi sama lo, gue risih. Ngerti?"
"Pake otak lo, gue jadi susah sosialisasi gara-gara lo."
Diam, Darel mendengarkan segalanya disebrang sana tanpa menyela ucapan Kiara. Ternyata.. Kiara benar-benar lelah dengan semua yang Darel lakukan untuknya.
Baru saja Kiara akan memutuskan panggilan, gadis itu teringat akan sesuatu. "Oh satu lagi yang harus lo inget."
"Jangan ngerapin sesuatu yang lo harapkan dari gue, karena sampai kapan pun itu ga akan pernah terjadi."
Rentetan kalimat menyakitkan yang Kiara torehkan pada Darel diakhiri dengan pukulan telak pada pemuda itu.
Kiara berdecak malas namun juga lega disaat yang bersamaan. Baru saja akan meletakan ponselnya, ternyata ada. panggilan dari Oliv.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 8TEEN
Fanfiction𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊𝐏𝐈𝐍𝐊 𝐟𝐭 𝐁𝐎𝐘𝐒 Apa yang empat gadis ini lakukan dimasa putih abu-abu nya? Memiliki kekasih lalu merubah hidup menjadi genre romance? Atau menikmati hidup dengan kadar kewarasan sedikit menjadikan hidup genre comedy? Start : 19 agus...