Kiara sejak datang dan berkumpul dengan rombongannya selalu gusar dan melihat kearah gerbang sekolah, seperti menunggu kehadiran seseorang.
Darel? Oh tentu saja bukan!
Orang itu saja sudah berada diparkiran bersama antek-anteknya, menunggu keberangkatan menuju kebun teh lalu ketempat camping mereka.
"Kiara nunggu siapa dah? Mondar mandir mulu ke setrikaan." Celetuk Haikal, memasukan milkita strawberry kedalam mulutnya.
Gino yang melihat hal itu langsung memukul bahu Haikal kuat. "Najis gak bagi-bagi si anjing."
Haikal mendengus dan langsung menoyor kepala Gino. "Gak modal lo, parfum doang mahal permen seribuan aja minta." Tukas nya tapi tetap memberikan milkita rasa melon pada Gino.
Bukannya berterima kasih, Gino malah melontar kan kalimat yang membuat Haikal ingin mengamuk saja saat ini.
"Gak ada rasa coklat? Kok rasa melon sih ngasihnya?" Protes Gino.
"Udah minta, ngelunjak lagi emang setan nih orang." Cerca Haikal, merogoh tas nya dan mengganti permen rasa melon dengan rasa coklat.
Gino tersenyum puas dan mengemut permen nya ketika sudah membukanya. "Nah gitu dong, apaan ngasih nya rasa melon."
"Ya Tuhan, semoga Gino pas camping besok diculik penunggu disana, Amin." Doa Haikal sambil memejamkan matanya.
Sontak doa yang Haikal panjatkan mengundang tawa anggota Eros yang lain kecuali Gino tentu saja, ia meradang dan langsung mengapit kepala Haikal diketeknya.
"Mati engap lo jing." Maki Gino.
Haikal memukul-mukul tangan berotot Gino. "Kalau gue mati lo nangis bangsat!"
"Hilih ngapain gue tangisin orang kayak lo? Ngabisin air mata gue doang!"
Akhirnya Gino melepaskan Haikal sembari menyugar rambut gondrongnya kebelakang. Haikal mendesis dan menendang ban motor Gino untuk melampiskan kekesalannya.
"Paling banyak dosa emang si Gino, apalagi sama gue. Sungkem ke gue No cepet, kalau gue mati kan lo gak sempet minta maaf!" Seru Haikal memukul belakang kepala Gino kencang.
"Setan main pukul aja, kalau kepinteran gue rontok gue semen udel lo!"
"Sejak kapan lo pinter? Otak beli kalengan gayaan pake kata pinter, cuih!"
Pertengkaran Gino dan Haikal terhenti ketika Maudy berjalan kearah mereka. Haikal bersiul menggoda karena Maudy sangat cantik sekarang.
"Kiw, cewe lo boleh juga Den. Cakep betul!" Goda Haikal mengedipkan mata nya genit pada Maudy.
Raden berdecak tidak suka dan mengusap wajah Haikal lalu menoyor kening nya dengan jari telunjuk. "Cewe gue, gausah genit."
"Aduh galak nih yang udah berpawang."
Gino yang tadinya haha hihi bersama Haikal jadi diam ketika Maudy datang dan langsung berbincang dengan Raden, mata nya sesekali melirik gadis itu.
Azriel yang melihat gelagat aneh Gino pun sengaja berpindah tempat kedepan pemuda itu, sengaja menghalangi pandangan Gino.
"Lo ngapain?" Tanya Gino mengernyit heran.
Yang ditanya hanya mengangkat kedua bahunya acuh dengan tangan yang disilangkan didada. "Lo yang ngapain? Gausah ngelakuin hal bodoh untuk kedua kalinya." Peringat Azriel.
Gino tidak mengerti apa yang Azriel maksud. "Hah? Lo ngomong yang bener kenapasih?" Sewot nya.
"Lo tau Maudy udah punya Raden, ngeliat nya biasa aja. Jangan sampai Raden salah paham dan kejadian kayak Darel keulang lagi, paham?" Jelas Azriel yang akhirnya membuat Gino mengerti kemana arah pembicaraan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 8TEEN
Fanfiction𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊𝐏𝐈𝐍𝐊 𝐟𝐭 𝐁𝐎𝐘𝐒 Apa yang empat gadis ini lakukan dimasa putih abu-abu nya? Memiliki kekasih lalu merubah hidup menjadi genre romance? Atau menikmati hidup dengan kadar kewarasan sedikit menjadikan hidup genre comedy? Start : 19 agus...