Kiara berpisah dari teman-temannya yang tengah makan siang untuk berjalan-jalan sendirian diperkebunan teh.
Helaan nafas selalu terdengar darinya, entah lah sejak ka bertengkar dengan Darel semuanya seakan.. kosong.
Seperti ada yang kurang padahal rasa-rasanya Kiara tidak melupakan apapun tapi ia tetap merasa tidak tenang, ibarat seperti keluar rumah tapi pikiran tertuju pada rumah, "apa komor sudah dimatikan?" kira-kira seperti itu.
"Kiara!"
Mendengar namanya dipanggil, Kiara pun berbalik dan terheran ketika orang yang menghampiri nya saat ini adalah Gino Orfeo.
"Kenapa No?"
Gino memasukan kedua tangannya kedalam saku jaket dan berjalan sejajar dengannya. "Gak ada niatan mau baikan sama Darel?" Tanya Gino tanpa basa-basi.
"Ngapain? Penting ya buat lo?" Kiara membalas sewot.
Ketika ia hendak meninggalkan Gino, pemuda itu kembali berujar. "Gausah mentingin ego lo berdua kali, kalau masih sama-sama sayang gausah belaga jadi orang asing."
"Lo gatau apa-apa mending diem." Sinis Kiara dengan ekor matanya.
Gino berdecak tidak habis pikir, Kiara dan Darel ini ibarat magnet yang kutub nya sama. Tapi tetap bersama walau ada keterpaksaan entah dari pihak Darel atau Kiara.
Tapi sih ini, pihak Darel yang memaksa.
"Kasih dia kesempatan, lo aja kalau ulangan dan gak tuntas ada yang namanya remidi. Masa ngasih kesempatan buat seseorang gabisa?"
"Gino, gue bilang gausah ikut campur!" Bentak Kiara, geram karena Gino sok ingin ikut campur dalam masalah nya dan Darel.
"Semua bakal lebih baik keadaan nya kalau lo nurunin sedikit ego lo. Sebelum semua nya bener-bener kacau, lebih baik beresin sedikit kekacauan." Ujar Gino telak dan langsung pergi meninggalkan Kiara sendiri.
Lebih baik beresin sedikit kekacauan..
Kata-kata itu seperti kaset yang diputar dikepala Kiara. "Gue yang terlalu egois?"
"Tapi Darel yang terlalu protektif, gue gasuka!" Bantah Kiara lagi dan batal untuk intropeksi diri.
🤍🖤🤍
Gino berjalan kembali ketempat rombongan tengah makan siang sekarang. Padahal ia ingin langsung mengambil nasi kotak dan melipir pergi tapi diurungkan.
Ia melihat Maudy yang tengah disuapi Raden makan, senyuman bahkan tawaan gadis itu sangat tulus pada Raden begitu pula sebaliknya.
"Gino? Ini ambil makanan kamu." Titah Bu Lia yang diangguki oleh Gino.
"Makasih bu."
Maudy terbahak karena guyonan yang Raden lontarkan. Mula nya ia berkata pada Raden jika dirinya tidak ada nafsu untuk makan.
Tapi yang namanya Raden, ia tentu tidak akan membiarkan Maudy tidak memasukan apapun kedalam perutnya, kalau tidak nanti Maudy bisa sakit.
"Udah ah, aku kenyang." Ujar Maudy menahan sendok yang Raden sodorkan padanya.
Raden mengangguk mengerti dan memberikan botol minum pada Maudy. "Katanya, bus buat ke tempat camping gak harus perkelas. Nanti sama aku ya?"
Tanpa diajal juga Maudy pasti meng-iyakan. "Mauuu! Ih tapi pasti Haikal nya julid?"
Tangan Raden terangkat untuk menyisir rambut-rambut halus Maudy lalu membereskan bekas makanan mereka dengan telaten.
"Namanya juga Haikal, kamu tau sendiri tingkah nya gimana. Gausah diladenin, kalau diladenin ngelunjak dia."
"Ganteng ganteng sinting."
Maudy kaget ketiga Raden menarik dagunya lalu mengetuk hidungnya dua kali dengan jari telunjuk. "Ganteng ya?"
"Gantengan Raden tau!" Kilah Maudy cepat membuat Raden terkekeh pelan dan langsung membawa kepala Maudy untuk ia peluk.
"Iya iya, aku gak marah." Maudy melingkarkan tangannya dileher Raden dan menjatuhkan kepalanya dibahu pemuda itu.
"Aku kesel banget tau Den." Gumam Maudy.
"Kesel kenapa? Hm?"
Maudy langsung melepaskan pelukannya dan menatap Raden tajam. "Tadi aku lewat rombongan anak kelas 11 kan, terus banyak yang muji-muji kamu ganteng segala macem sampe ngehalu kamu jadi pacar mereka, kan gak banget?!" Curhat Maudy mengebu-gebu.
"Ya.. Walau dulu aku juga gitu sih.." cicit Maudy malu membuat Raden terbahak, kekasih nya sangat lucu ketika mengatakan hal itu.
"Sebenernya duluan aku atau kamu sih yang suka?" Maudy berpikir dan dengan bangga menunjuk dirinya sendiri.
"Aku dong!"
"Masa?"
"Iyaa!"
"Kapan?"
"Waktu MOS, kamu gugus 2 terus aku gugus 4. Terus kambing kamu kak Yudha sama kak Sekar! Sama.. Oh iya aku suka kamu karna berani ngelawan waktu ada senior yang kurang ajar dan gak mendidik." Jelas Maudy membuat Raden terdiam.
Selama itu?
"Betah banget suka dari lama? Gak bosen?" Goda Raden.
Maudy merengut dan menggeleng. "Engga! Ngeselin kan? Trus yang waktu aku pacaran sama Rafa tuh cuma buat manasin kamu eh kamu nya tetep gak peka, pengen aku bakar aja rasanya." Kesal Maudy, jarinya seperti hendak mencakar wajah menawan Raden.
"Kamu sendiri, dari kapan?" Kini Maudy balik bertanya.
"Waktu kamu nyebur ke got didepan sekolah gara-gara gabisa naik motor, muka nya penuh lumpur gitu lucu."
"IH MASI INGET LAGI, MALUUU!"
-TBC -
.
.
.
Disukain waktu lagi cantik❎
Disukain waktu kecebur got✅
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 8TEEN
Fanfiction𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊𝐏𝐈𝐍𝐊 𝐟𝐭 𝐁𝐎𝐘𝐒 Apa yang empat gadis ini lakukan dimasa putih abu-abu nya? Memiliki kekasih lalu merubah hidup menjadi genre romance? Atau menikmati hidup dengan kadar kewarasan sedikit menjadikan hidup genre comedy? Start : 19 agus...