💌 8TEEN - O7

5.8K 1.1K 360
                                    

"Besok hari jumat gak belajar, tapi kerja bakti dan ngebersihin area sekolah sama kelas." Begitu lah yang disampaikan oleh ketua kelas membuat murid yang awalnya bersorak langsung mendesah lesu.

"Dirumah ngebabu, disekolah ngebabu, dimana pun gue selalu ngebabu. Apa nih upahnya?" Dumel Senja, menyapu dedaunan kering disamping sekolah.

"Pahala, asal lo ikhlas."

Senja menoleh ketika mendengar suara yang sangat familir. Ingin rasanya berteriak ketika melihat Haikal tengah memindahkan polybag berisi tanaman-tanaman baru untuk ditanam.

Haikal menoleh ketika sadar Senja telah berhenti menyapu, keningnya mengerut lalu menjentikan jari didepan wajah Senja. "Heh!"

"E-eh iya?"

"Lo Senjana kan?"

Bundaaa!!! Senja mau pingsaaang!!

"Iya, kok tau nama gue?"

Haikal menunjukan senyum hangatnya, sambil membuat lubang untuk tanaman ia menjawab. "Lo kan temen nya Kiara, makanya gue tau."

"Lo tau gue?"

"Yaiya masa engga?"

Perasaan, Senja tidak begitu famous seperti Kiara. Ia hanya gadis yang yaa tidak famous tapi lumayan lah dikenal karena sering mondar-mandir dikoridor hanya untuk mencuri pandang kekelas Haikal.

"Nama lo cantik." Haikal menjeda kalimat, kepala nya mendongak menatap Senja. "Sama kayak orangnya."

Bunda, maafin Senja sering ngomel nama kek anak sastra padahal aku anak Ipa. Ternyata namanya dipuji sama calon menantu bunda!!

"Senja? Kok ngelamun?"

"Eh iya?"

"Sini, bantuin gue."

Senja mengerjapkan matanya, ia tersenyum cantik lalu ikut berjongkok disebelah Haikal. "Bantuan.. Apa?" Cicitnya, masih malu tolong maklumi.

"Lo gali lubang kayak gini, terus masukin tanamannya oh kalau bisa polybag nya disobek ya?"

"Hah?"

Sangat menyesal rasanya kenapa Senja tidak pernah membantu sang bunda untuk menanam bunga, kan tengsin seperti ini saja tidak bisa apalagi didepan gebetan.

Mau pulang..

"Bingung ya? Yaudah, liatin gue baru lo kerjain. Ok?"

"Oooh ok!"

Awalnya memang Senja memperhatikan cara kerja Haikal namun perlahan perhatian nya tertuju pada wajah Haikal yang nampak menawan dari samping.

Kok bisa sih ada orang seganteng Haikal? Dia makan apa ya? Dia beneran manusia kan? Yaampun hati gue..

"Nah, bisa kan?" Haikal pun menoleh dan terpaku ketika Senja menatap nya dengan lekat.

"Senja?"

Malu, itu yang Senja rasakan saat ini. Ia buru-buru menundukan kepala lalu berdehem berusaha mengontrol detak jantung yang seakan ingin melompat dari tempat nya.

"O-oh? Maaf itu-" Dapat Senja lihat dari ekor matanya jika Haikal tersenyum sambil menatapnya.

Haikal tersenyum gemas, ia mengangguk pelan lalu melepaskan sarung tangan yang ia kenakan. "Panas ya makanya gak fokus? Kalau gitu neduh dulu aja yuk? Gue beliin minun dikantin."

Jika ia tidak punya urat malu seperti Oliv mungkin ia akan berekasi sedramatis mungkin saat ini. Tapi tidak, ia hanya tersenyum tipis lalu mengangguk sebagai jawaban.

[✔] 8TEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang