💌 8TEEN - O5

6.8K 1.1K 343
                                    

Byuuur!

"Pulang bareng?!" Pekik Senja tidak percaya.

"Kok bisa? Sejak kapan lo deket sama Azriel?" Tanya Kiara saat Maudy bercerita jika salah satu anggota geng Eros itu mengajak Oliv untuk pulang bahkan belajar bersama.

Oliv menggeleng tidak tau. "Gatau, padahal dikelas aja jarang ngobrol entah kesambet angin mana si Azriel."

"Demen kali sama lo." Celetuk Maudy asal.

"Kalau iya, moga beneran deh. Kapan lagi anjir gue disukain sama cogan?!" Oliv menutup mulutnya dramatis lalu menggebrak meja hingga mangkok bergetar.

Kiara yang tengah menyantap bakso nya tentu dibuat kaget, untung tidak tersedak. "Kayak yang gak pernah disukain sama cowo tau gak?"

"Lo mah enak! Dari jaman jebot juga udah dibucinin ampe mampus sama Darel!" Balas Oliv.

"Bucin apaansih?"

Memang benar, sejak kapan Darel bucin padanya? Yang ada, pemuda itu malah seperti pengganti ayahnya saja. Kemana-mana harus diantar oleh Darel, mau pergi kemana mesti izin pada Darel bahkan masalah makanan pun Darel yang paling paham, tentang apa yang Kiara mau sampai selera berpakaiannya.

"Kek ayah gue itu orang." Cetus Kiara mengingat-ingat tentang Darel

"Ya gapapa, karena ayah asli lo sibuk mulu, ada Darel kan yang jadi pengganti nya?" Balas Oliv.

"Duuuh enaknyaa dibucinin ketua Eros." Goda Maudy menyenggol bahu Kiara yang acuh tak acuh pada godaan teman-temannya.

Baru saja Oliv akan ikut bergabung menggoda Kiara, pandangannya beralih pada Darel yang menaruh susu kotak disebelah mangkok Kiara.

"Berapa sendok sambelnya?" Selidik Darel.

Wajah merah Kiara serta bulir keringat gadis itu membuat Darel paham jika makanan yang Kiara makan sudah pasti sangat pedas.

"Dua." Bohong Kiara dan menghindari tatapan Darel.

Darel berdecak, mengambil tisu diatas meja lalu mengusap keringat Kiara dengan telaten. Tidak tau saja Darel jika dirinya sudah menjadi pusat perhatian karena selalu jinak pada Kiara.

"Udah ah, malu tau gak?!" Bisik Kiara tidak suka dan menepis tangan Darel.

Pemuda itu tidak peduli dan meraih dagu Kiara dengan jari telunjuknya, mengusap mulut gadis itu menggunakan tisu lalu menyentil pelan kening Kiara.

"Lo buruk kalau masalah boong sama gue." Datar nya.

Setelah beres mengurus Kiara, Darel menyicip sedikit kuah bakso yang barusan Kiara makan lalu memutar bola matanya malas.

"Ini pedes banget, nanti sakit perut. Udahan makannya, gue beliin yang baru." Titah Darel mutlak tanpa bisa Kiara bantah.

"Kan sayang kalau dibuang?" Sahut Kiara lagi.

Darel tidak menyahut dan membawa pergi mangkok bakso Kiara, tak berselang lama ia pun membawa mangkok berisi bakso yang baru.

"Makan yang bener, nanti pulang sekolah gausah kabur dari gue. Awas aja, gue kejar sampe dapet."

"Banyak omong lo, gih sana!"

Bukannya langsung pergi, Kiara yang baru mau menyantap baksonya langsung terhenti ketika Darel malah menahan keningnya.

"Apalagi Dareeeel?!"

Ketiga manusia yang sedari tadi menyaksikan adegan keduanya itu hanya senyam-senyum tidak jelas terutama Oliv.

[✔] 8TEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang