Rumah Raden yang berada dikomplek elite itu sudah ramai karena pesta sweet seventeen Aura sang adik yang mengundang teman satu angkatannya.
Maudy memarkirkan mobilnya diluar, terlihat Raden yang sudah berjalan kearah mobil nya. Pasti pemuda itu tidak tau kalau Maudy akan datang.
"Nah Raden nya mau bantu tuh. Acaranya mau dimulai juga, ayok Dy." Ajak Dara yang diangguki oleh Maudy.
Raden tersenyum hangat, tanpa diduga membukakan pintu untuk Dara membuat wanita berumur 40 tahun itu terlihat senang.
"Eh Maudy?"
Maudy turun dan menyelipkan rambut diantara daun telinganya, melambai lucu kearah Raden yang dibalas kekehan ringan.
"Maaf ya lama, jalanan macet." Sesal Dara.
"Gapapa tante, gak telat sama sekali kok. Mari tante, Raden bantuin bawa kue nya."
Raden melirik Maudy sejenak dan mengekori Dara yang berjalan menuju bagasi, begitu pula Maudy yang berniat membantu.
"Kalian bawa yang ini aja, biar mommy yang bawa kue Aura kedalem." Titah Dara dan segera membawa kue utama dengan hiasan kristal kedalam rumah Raden.
Tersisalah Raden dan Maudy disana, Raden menilai penampilan Maudy saat ini lalu menepuk pucuk kepala gadis itu dua kali yang membuat tubuh Maudy membeku.
"Kalau lo pake dress sama heels gini, manis nya keliatan." Puji Raden, tanpa tau jika pujiannya membuat wajah Maudy memerah.
Maudy mengangguk lalu memukul bahu Raden sebagai respon. "Ekhem, makasih. Namanya juga Maudy, ya pasti cantik dan manis lah!"
"Tapi tetep aja kecil, lo kapan tinggi nya sih?" Ledek Raden, membawa beberapa wadah ditangannya dan berjalan kerumah bersandingan dengan Maudy.
Maudy mendengus dan memberikan death glear pada pemuda yang berstatus sebagai gebetannya itu. "Lo nya aja yang ketinggian, jangan-jangan lo nyolong bambu panda buat dimakanin lagi? Hayo ngaku!"
"Ngaco, lo kali nyolongin pisang monyet buat dicemilin." Balas Raden dan langsung berlari kecil untuk menghampiri sang bunda.
Alya tersenyum senang menatap Maudy, setelah membereskan semuanya ia pun memeluk gadis itu singkat.
"Yaampun Maudy! Lama gak main ih tante kangen banget! Aura juga tuh sering ngeluh kok kamu susah banget diajak main sekarang."
"Kan mau fokus ujian mah." Raden membalas, ia berdiri disebelah Maudy.
"Hehe maaf tante, itu-"
Alya mengangkat tangannya pertanda untuk Maudy berhenti bicara. Bingung, ia dan Raden saling bertatapan ketika Alya mundur beberapa langkah dan membingkai tangan seperti kamera.
"Yaampun kalian serasi banget sih!" Girang Alya membuat Maudy tersedak, entah tersedak apa.
Raden melirik Maudy lalu merangkul leher gadis itu, sementara yang dirangkul terdiam kaku saat ini. "Iya dong, kita kan bestfriend. Iya kan Dy?"
Bestfriend mata lo.
Maudy mendesis didalam hati namun tetap mengangguk dan tersenyum paksa. Dari ekor matanya ia melirik tangan Raden yang masih betah bertengger dipundak nya.
"Masa sih bestfriend? Bukannya kamu suka sama-"
Raden membelalakan matanya dan langsung beralih pada Alya. "Mah, kayaknya acara nya langsung mulai aja deh. Takut ntar kemaleman." Saran Raden.
Air wajah Maudy berubah. Suka? Raden suka sama siapa?
Seketika mood nya langsung hancur ketika tau jika Raden tengah menyukai seseorang. Tidak mungkin juga kan Maudy? Dari dulu saja sikapnya seperti itu, kelihatan sekali tidak peka nya.
Maudy menyingkir dan beralih ke meja yang sudah menyiapkan makanan ringan, daripada hati nya makin sesak karena kenyataan barusan lebih baik ia makan.
Tapi Raden lagi suka sama siapa?
🖤🤍🖤
"Kak, biar Senja aja." Ujar Senja pada Nina, salah satu karyawan ditoko bunga sang bunda.
Nina mengangguk dan memberikan penyiram tanaman berwarna lime itu pada Senja. "Yaudah, kakak jaga didalam ya Ja?"
"Ok, kak! Eh iya kak, bunda kemana deh? Senja cariin daritadi gak ada."
"Oh itu, ibu lagi nyari cat. Katanya mau renovasi toko, nyari warna cat nya dulu." Senja ber-oh ria dan Nina pun masuk kedalam meninggalkan Senja yang asyik menyiram tanamannya.
"Minum minum bunga cantik nya Senja, kalau tau bantuin bunda ditoko seasik ini kenapa gak dari dulu aja sih?" Monolog Senja.
Fokus nya langsung teralihkan pada seekor kupu-kupu cantik yang hinggap diatas kelopak bunga, Senja langsung mengeluarkan ponselnya, dan memotret hal yang menurutnya sangat indah itu.
"Jadi kupu-kupu enak kali ya? Hidupnya bebas yekan terbang sana sini, mana cakep lagi ckckck."
Senja pun mengulurkan tangan untuk menyentuh sayap kupu-kupu tersebut, namun naas karena kupu-kupu itu malah terbang membuat Senja merengut sedih.
"Idih? Ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya." Dumel Senja.
Tangannya meraih penyiram tanaman dan berniat melanjutkan aktifitas yang sempat tertunda. Namun, mata nya membulat ketika tau jika kupu-kupu tersebut tidak pergi darinya.
"Elo?" Kupu-kupu itu rupanya bertengger dijari telunjuk Haikal, pemuda itu tersenyum pada Senja dan mendekat padanya.
"Kupu-kupunya gak ninggalin pas lagi sayang-sayangnya kok. Nih, gue balikin."
Senja menahan senyum dan hendak mengambil kupu-kupu itu, tapi telat karena serangga itu lebih dulu terbang pergi.
"Yah.. Beneran ditinggalin deh.." Gumam Senja.
Haikal menoleh pada Senja, mengangkat tangannya agar cahaya matahari tidak menganggu gadis itu. "Gue gak ninggalin lo nih?"
- TBC -
.
.
.
Beneran galau nih Maudy jadinya😃
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 8TEEN
Fanfic𝐁𝐋𝐀𝐂𝐊𝐏𝐈𝐍𝐊 𝐟𝐭 𝐁𝐎𝐘𝐒 Apa yang empat gadis ini lakukan dimasa putih abu-abu nya? Memiliki kekasih lalu merubah hidup menjadi genre romance? Atau menikmati hidup dengan kadar kewarasan sedikit menjadikan hidup genre comedy? Start : 19 agus...