💌 8TEEN - 21

4.4K 865 137
                                    

Hari ini adalah hari keberangkatan mereka menuju tempat camping yang lumayan jauh dari perkebunan teh.

Senja dan Haikal yang sudah jadian tapi tetap diam pun memilih untuk duduk dibelakang, tentu saja bus yang sama dengan Eros.

Atas paksaan Oliv pula Kiara pun menurut untuk disatukan dalam bus yang sama dengan Darel. Kalau Maudy, tanpa dipaksa ia juga akan ikut demi bisa bersama Raden.

Diperjalanan, semua nya masih aman dan bersenang-senang. Tapi sejak tadi Darel selalu menatap punggung Kiara yang duduk bersama Oliv dua bangku didepannya.

Azriel beranjak dan menepuk bahu Oliv agar bertukar tempat duduk dengan Darel. "Liv, biar baikan tukeran sama Darel ya?" Bisik Azriel melirik Kiara yang tertidur dengan menyandarkan kepala nya kejendela, earphone pun juga terpasang dikedua lubang telinga nya.

Oliv mengangguk paham, menerima uluran tangan Azriel dan berpindah kebelakang, Darel yang semula tidak paham langsung mengerti kenapa Oliv sampai rela meninggalkan Kiara yang tengah tertidur.

"Udah kan intropeksi nya? Sekarang deketin Kiara pelan-pelan." Tutur Azriel membuat Darel tersenyum.

Senyuman yang tercipta dari pemuda itu membuat Oliv terpana beberapa saat bahkan sampai Darel berpindah kekursi nya disamping Kiara.

Kening Azriel mengerut tidak suka melihat tatapan yang Oliv berikan pada ketua Eros itu. "Natap nya biasa aja Liv."

Oliv menoleh pada Azriel. "Ganteng banget, kalau gue nikung Kiara aja gimana Zril?"

Padahal Azriel sedang minum, ia langsung tersedak mendengar ucapan Oliv. "Gaboleh, Kiara itu punya Darel dan lo punya gue." Tekan Azriel sambil mendorong kening Oliv pada sandaran kursi.

Oliv menepis tangan Azriel yang menahan keningnya sambil berdecak. "Sejak kapan gue jadi punya lo? Ngaco."

Senyum Azriel tercetak, kendati menjawab ucapan Oliv ia memilih untuk menutup matanya dan bersandar pada bahu gadis itu.

"Kemarin lo gangguin gue sekarang awas aja, kalau lo gangguin gue, gue cium."

"Gue gebuk lo ya?"

"Emang tega?"

Oliv mendengus dan menyentil kening Azriel kesal. "Ya engga! Yaudah tidur aja tidur sampe bangun-bangun lo udah di alam lain."

"Engga ah, nanti kalo gue mati lo sama orang lain."

Cukup Azriel! Oliv sudah terbawa perasaan dengan sikap pemuda itu padanya, kira-kira.. Azriel benar-benar serius atau hanya ingin memberikan harapan palsu ya padanya?

Haikal memainkan jemari Senja sejak tadi, sementara pacar nya itu hanya mengusap rambutnya merasa gemas.

"Kecil banget tangan lo, ini mah kek tangan Alea."

Mendengar nama Alea, Senja pun teringat jika Haikal memiliki adik. "Oh iya tentang Alea, dia gimana sekarang?" Tanya Senja sepelan mungkin.

Helaan nafas terhembus, seperti putus asa dan lelah disaat bersamaan. "Dari kemarin perasaan gue gak enak, kata Shea di Alea sering ngomong yang engga-engga."

"Maksud lo?"

"Kayak.. Nanti kalau Alea pergi, bilang sama kak Haikal jangan sedih lama-lama nanti Alea juga ikut sedih, ya kira-kira gitu. Lo pikir aja, gimana gak tenang nya gue pas Alea bilang gitu." Curhat Haikal memejamkan matanya.

Senja yang tidak tega pun membawa kepala Haikal kepundaknya dan memeluknya disertau tepukan menenangkan.

"Tapi Alea tau kan lo pergi beberapa hari dan gabisa jengukin dia?"

[✔] 8TEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang