💌 8TEEN - 3O [END]

9.7K 823 427
                                    

Haloo! Ini part terakhir dan terpanjang dicerita 8TEEN jadi aku minta sider voment yaa! Seenggaknya ninggalin jejak gitu walau cuma di chapter terakhir hehe

Happy Reading semua!

.

.

.

Sungguh, Gino tidak akan berbicara tanpa berpikir lagi. Ketika ia mengatakan ingin Raden pergi dari hidup Maudy, bukan berarti pergi untuk selamanya.

Kini, semua berkumpul dirumah sakit. Bahkan keluarga Raden pun bergegas pergi ketika mendapat kabar dari Azriel jika putra sulung Cakrawala itu mengalami kejadian naas.

Maudy menyendiri, ia duduk ditangga darurat dan menangis seorang diri. Didepan yang lain, ia enggan menangis takut jika semakin membuat keadaan semakin rumit.

"Argh sial, harusnya gue gak ngebiarin Raden buat ngambil anak kucing itu." Gumam Maudy memukul kepala nya sendiri.

"Bodoh Maudy, gara-gara lo Raden jadi gini." Tambahnya.

Maudy terisak pelan dan terdiam ketika bayangan seseorang berdiri didepannya. Kepala nya mendongak membuat netra nya langsung berserobok dengan obsidian gelap Gino.

"Mau apa lo kesini? Pergi." Maudy berujar dengan nada dingin, memalingkan wajah karena tidak suka dengan kehadiran Gino.

Gino terdiam, matanya memerah karena menahan tangis. Tak lama, Maudy dibuat terkejut ketika Gino bersimpuh didepannya dan menangis lirih.

"Maafin gue Maudy."

Kening Maudy mengerut. "Apaan sih?" Maudy menarik Gino untuk duduk disebelahnya.

"Lo minta maaf untuk apa?"

"Karena berusaha nyingkirin Raden dari hidup lo."

Maudy terdiam. Masih berusaha mencerna maksud dari perkataan Gino. "Maksud lo?"

"Gue tau ini waktu yang gak tepat banget tapi rasanya sesek banget kalau gak diomongin. Gue suka sama lo, banget. Sesuka itu sampai gue berniat nyingkirin Raden supaya gue bisa sama lo." Jujur Gino membuat rahang Maudy mengeras, tangannya gatal ingin menampar Gino saat ini juga.

"Gue berharap Raden pergi dari hidup lo, gue juga sempet berantem sama dia. Gue pikir, gue bisa ngambil kesempatan sekarang buat deketin lo. Tapi gue sadar, rasa yang lo kasih ke Raden gak sesimple itu."

"Lo pikir gue cewe apaan sampai harus berpaling dari cowo baik-baik ke cowo bajingan kayak lo?" Tertohok? Tentu saja. Gino sakit mendengar perkataan itu langsung dari gadis yang ia sukai.

"Gue janji, setelah ini gue bakal lupain perasaan gue buat lo."

"Harus. Gue juga gak suka sama lo, jangan memaksa sesuatu yang gak seharusnya lo paksain. Lo tau? Lo malah keliatan menyedihkan dimata gue." Maudy berdiri dan memberikan sapu tangan pada Gino.

"Dulu lo pernah ngasih sapu tangan waktu kita dihukum barengan, sekarang sebagai gantinya gue ngasih hal yang sama. Jadi gue gak ada hutang apapun sama lo."

"Pergi dari gue maupun Raden, lo bisa cari orang yang tepat buat lo tapi orang itu bukan gue." Tandas Maudy dan pergi meninggalkan Gino yang tertunduk, memakan semua ucapan menyakitkan yang Maudy berikan.

Gino masih berdiam diri, meresapi setiap kalimat yang Maudy lontarkan. Pikirannya membawa dirinya untuk memutar waktu, ketika ia selalu bertingkah semena-mena, bicara tanpa berpikir serta hampir menjadi pengkhianat bagi sahabat nya sendiri.

[✔] 8TEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang