20

3.6K 326 8
                                    


Mentari mengintip dengan sangat malu-malu pada kedua anak Adam yang masih tertidur diatas bangsal rumah sakit. Lalu yang lebih mungil semakin mengusakkan kepalanya pada dada yang lebih besar karena silau akan sinar matahari yang mengganggu tidurnya.

Secara bersamaan, jaemin akhirnya membuka matanya karena merasakan usakan pada dadanya lalu tersenyum melihat betapa menggemaskannya renjun saat ini. Dan untuk info saja ini kali pertama mereka berdua tidur satu tempat dengan berpelukan.

Jaemin masih memandang renjun yang sibuk mengusak pada dadanya lalu diapun mengecup kening pemuda yang akan menjadi tunangannya itu dan seketika renjunpun membuka mata bak rubahnya dan mengerjapkannya dengan sangat lucu.

"Pagi injunie." Ucap jaemin tersenyum dan pertama kalinya memanggil renjun seperti itu. Renjun langsung memerah seketika dengan tingkah jaemin padanya itu, lalu hendak duduk tapi ditahan oleh jaemin hingga renjun kembali tertidur dengan bantalan tangan jaemin.

"Ada apa?" Ucap renjun dengan pipi merona nya dan berusaha tetap datar saja pada jaemin.

"Kau belum mengucapkan selamat pagi kembali padaku." Ucap jaemin tersenyum.

"Baiklah. Pagi jaemin-ssi." Ucap renjun datar dan jaemin sangat merasa gemas pada calon tunangannya itu dan langsung mengecup sekilas bibir ranum renjun itu. Renjun sontak saja sangat kaget dan membulatkan matanya seketika atas apa yang dilakukan oleh jaemin itu.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap renjun gugup.

"Memberimu kecupan pagi." Ucap jaemin santai.

"Jangan pernah melakukan hal itu lagi. Mengerti? Aku akan bersih-bersih dulu. Kau bisa bebas karena sedang sakit. Tapi, kalau kau tidak sakit. Awas saja." Ucap renjun kesal lalu diapun turun dari bangsal jaemin tersebut dan diapun segera masuk kedalam toilet yang ada diruangan itu dengan tidak lupa membawa baju gantinya.

Tepat disaat renjun masuk kedalam toilet, pintu ruang rawat jaeminpun terbuka lagi dan terlihatlah haechan yang akan kembali mengecek keadaan mantannya itu.

"Pagi jaemin." Ucap haechan tersenyum.

"Pagi." Ucap jaemin kembali datar padahal tadi sebelum haechan menyapanya, jaemin benar-benar tersenyum dengan sangat lebar ntah karena apa? Ditambah lagi dia tidak melihat keberadaan sahabatnya itu.

"Aku akan memeriksa keadaanmu." Ucap haechan.

"Baiklah." Ucap jaemin datar lalu haechan mulai memeriksa jaemin.

"Dimana renjun?" Ucap haechan.

"Dia sedang bersih-bersih." Ucap jaemin dengan sedikit tersenyum. Haechan dapat melihat itu semua dengan jelas dan merasakan rasa sakit di hatinya itu.

"Kenapa rasanya sangat sakit sekali melihat jaemin malah tersenyum karena membahas tentang renjun." Batin haechan.

"Kenapa? Kau ada masalah dengan jeno?" Ucap jaemin datar.

"Tidak. Hanya kelelahan saja." Ucap haechan.

"Aaa"

"Jaemin? Apa bisa bicara berdua?" Ucap haechan.

"Hmm. Bicaralah." Ucap jaemin.

"Aku ingin minta maaf untuk semua kesalahanku sebelumnya." Ucap haechan.

"Masalah sebelumnya? Masalah apa?" Ucap jaemin datar.

"Mengenai aku yang memutuskanmu dulu." Ucap haechan.

"Aaa, tidak perlu dipikirkan lagi. Aku sudah memaafkanmu kok." Ucap jaemin datar.

"Makasih." Ucap haechan tersenyum kecil karena sikap jaemin padanya. Renjun mendengar semua pembicaraan itu dari balik pintu toilet dan ntah kenapa dia merasa haechan masih menyembunyikan sesuatu dari semua perkataannya itu. Tapi, renjun tidak ambil pusing dan diapun langsung membuka pintu toilet hingga jaemin juga haechan melihat kearahnya.

"Renjun? Selamat pagi." Ucap haechan tersenyum.

"Pagi." Ucap renjun datar.

"Injunie. Bisa membantuku ke toilet bukan?" Ucap jaemin tersenyum.

"Baiklah." Ucap renjun lalu meletakkan baju kotor pada tas yang telah disiapkan dalam koper miliknya juga meletakkan bathropnya pada tempat yang sedikit tinggi untuk membuat bathrop itu cepat kering.

"Ayo." Ucap renjun yang telah berada didekat haechan atau disebelah haechan.

"Hmm." Ucap jaemin lalu diapun duduk secara perlahan dengan bantuan dari renjun untuk duduk lalu diapun pergi bersama dengan jaemin masuk kedalam toilet.

Saat berada dalam toilet....

"Cepatlah. Kau bisa gunakan waktu yang cukup, aku akan keluar." Ucap renjun datar.

"Tunggu" Ucap jaemin lalu mengukung renjun di pintu toilet hingga menyebabkan bunyi yang sedikit mengundang haechan mendekat.

"Ada apa? Bisa menjauh sedikit?" Ucap renjun datar.

"Apa ini perasaanku saja atau kau berubah datar pada sahabatmu? Ada apa injunie? Apa karena pengakuanku kemarin?" Ucap jaemin merasa tidak enak karena hal itu.

"Tidak. Itu hanya perasaanmu saja." Ucap renjun datar bahkan dia memandang jaemin yang sangat dekat dengannya itu sangat datar sekali.

"Baiklah kalau begitu, aku akan percaya padamu. Sekarang, bisakah aku meminta sesuatu padamu?" Ucap jaemin menatap teduh renjun.

"Apa?" Ucap renjun sedikit nge-bug.

"Ini." Ucap jaemin sembari menyentuh bibir merah merekah milik renjun dengan ibu jarinya. Renjun yang tidak bisa berpikir dengan cepat malah terdiam dan sedetik kemudian diapun terkejut karena benda kenyal yang menyapa bibirnya. Renjun hendak mendorong jaemin tapi jaemin malah lebih dulu merengkuh pinggang renjun dengan sangat erat dengan tangan kirinya. Dan renjunpun mulai terbuai dengan ciuman lembut dari jaemin yang menyertai lumatan-lumatan kecil. Dan diapun mulai mengalungkan tangannya pada leher sang dominan.

Jaemin benar-benar tersenyum dalam ciuman ntah yang keberapa dengan renjun. Karena renjun tetap berusaha membalas ciumannya walaupun masih sangat berantakan sekali.

"Mhhhh" desahan itu lolos dari bibir renjun karena jaemin menggigit gemas bibir bawah renjun dan diapun langsung melesakkan lidahnya masuk kedalam mulut hangat itu untuk mengabsen semua yang ada dalam mulut calon tunangannya itu, bahkan mereka sampai saling membelit satu sama lain tanpa memperdulikan Saliva yang terjatuh pada dagu keduanya.  Dan tidak memperdulikan haechan yang mendengar semua itu, bahkan dengan hati yang sangat sakit sekali. Hingga dia memutuskan untuk pergi dari ruang rawat itu.

Setelah beberapa menit, akhirnya renjun memukul bahu jaemin sebagai tanda kalau dia membutuhkan oksigen dan jaemin yang mengerti langsung melepaskan ciumannya hingga benang Saliva terbentuk dari keduanya karena ciuman panas mereka. Dan jaemin semakin tersenyum melihat renjun yang berusaha mengambil banyak oksigen dengan bibir yang membengkak karena ulahnya. Lalu jaeminpun menghapus Saliva pada dagunya juga dagu renjun lalu memberikan kecupan singkat pada bibir yang telah membengkak itu.

"Cantik." Ucap jaemin dengan tatapan intens pada renjun dan renjun langsung memerah karena sangat malu lalu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya itu.

"Kenapa?" Ucap jaemin tersenyum.

"Aku malu. Karena itu." Ucap renjun pelan. Dan jaemin langsung memeluknya dengan sangat hangat walaupun hanya dengan satu tangan.

"Sudah jangan malu lagi. Mianhe karena membuatmu malu." Ucap jaemin sembari mengecupi kepala renjun. Dan renjun hanya diam saja dengan perasaan yang sangat menghangat pada hatinya itu.



















∆∆∆











Up nih reader-nim😁
Semoga suka ya kelanjutannya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Ingat selalu jaga kesehatan😁
We love you💚😍😘





My Enemy {jaemren/nohyuck}END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang