24

4.1K 330 22
                                    

Hrvy dan sivon pun datang mengunjungi renjun yang berada di rumah sakit karena memang jaemin berada disana.

Saat hrvy masuk kedalam ruang rawat itu, diapun kaget melihat jaemin yang ternyata sedang sakit itu.

"Presdir jaemin?" Ucap hrvy kaget.

"Presdir?" Bingung renjun.

"Hmm. Aku saat ini menjadi salah satu model di Jung corp arren." Ucap hrvy.

"Benarkah? Kenapa tidak memberitahuku sama sekali." Ucap renjun kesal.

"Kau juga tidak memberitahu kalau yang sakit Presdir jaemin." Ucap hrvy.

"Aku mana tau." Ucap renjun ketus dan diapun mengirimkan pesan pada haechan mengenai hrvy dan sivon yang telah datang.

"Lagian kenapa kau berada disini?" Ucap sivon sang istri dari hrvy.

"Aku...itu, aku...." Ucap renjun gugup.

"Dia calon tunanganku. Kenapa?" Ucap jaemin sembari merangkul pinggang renjun dengan posesif.

"Hah? Kenapa kau tidak memberitahu arren!" Kaget hrvy begitu pula dengan sivon yang menutup mulutnya saking kagetnya.

"Aaaa itu...itu.... Kenapa aku harus memberitahumu?" Ucap renjun kesal.

"Karena aku sahabatmu." Ucap hrvy.

"Kau bahkan tidak mengundangku keacara pernikahan kalian." Ucap renjun.

"Baiklah kau menang." Ucap hrvy menyerah karena mau bagaimanapun hrvy tidak akan pernah menang dari sahabatnya itu.

Tepat saat itu, pintu ruang rawat itu terbuka dan terlihatlah jeno yang datang hingga renjun semakin menempel pada jaemin. Jaemin yang sadar langsung merengkuh semakin erat pinggang renjun.

"Presdir jeno?" Ucap hrvy.

"Hrvy? Kenapa kau kemari?" Ucap jeno bingung.

"Untuk mengunjungi sahabatku, arren." Ucap hrvy menunjuk renjun.

"Aaaa. Apa kalian sudah makan? Bagaimana keadaanmu adikku?" Ucap jeno sembari mencuri pandangan pada renjun yang malah menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher jaemin dan melingkarkan tangannya secara posesif pada pinggang jaemin karena ntah kenapa renjun jadi sangat takut dengan jeno.

"Ada apa arren? Kau ingin pamer? Aku tidak akan cemburu. Aku juga sudah punya istri." Ucap hrvy.

"Dia ingin pamer kalau calon tunangannya adalah atasanmu sayang." Ucap sivon tertawa pelan.

"Terserah saja." Ucap hrvy sembari memutar malas bola matanya itu.

Jeno sebenarnya sangat kesal melihat hal itu, dan tanpa sengaja melihat bercak keunguhan pada leher renjun karena baju turtleneck nya sedikit turun pada bagian leher mulus itu. Hingga jeno mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.

"Sial kau Jung Jaemin. Ternyata kau sudah mencicipinya lebih dulu. Sial." Batin jeno. Karena prinsip jeno adalah dia tidak akan mencicipi tubuh seseorang jika bukan menjadi yang pertama dalam merusak orang itu.

"Hai hrvy." Ucap haechan yang baru masuk dengan senyum yang sangat manis lalu memeluk hrvy tanpa menyadari keberadaan jeno itu.

"Yaampun chanie." Ucap hrvy membalas pelukan haechan.

"Kau tau kan aku sangat merindukanmu?" Ucap haechan sembari merenggangkan pelukannya dan tersenyum dengan sangat lebar.

"Aku juga sama." Ucap hrvy tersenyum. Jeno yang melihat hal itu. Entah kenapa merasa sangat tidak senang karena haechan memeluk hrvy bahkan tersenyum dengan sangat lebar sekali. Membuat kemarahan aneh dalam tubuhnya tiba-tiba muncul.

My Enemy {jaemren/nohyuck}END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang