Taro melihat suaminya sedang menahan amarahnya di halaman belakang mansion keluarga Nakamoto itu.
"Sungchan?"
"Hmm." Datar sungchan tanpa melihat pada istrinya yang ada di sebelahnya saat ini.
"Aku harap jangan bertingkah berlebihan seperti tadi. Aku tidak mau Mama, otusan, ojisan, mommy,daddy dan gegeku tau apa yang terjadi sungchan." Sontak saja sungchan melihat kearah istrinya itu.
"Aku bosan menanggapi mereka semua. Apalagi nai nai mu itu. Dia seperti menekanku terus menerus. Bisa saja yang salah disini kau bukan aku kan?" Kesal sungchan.
"Kalau aku yang salah disini, aku pasti akan langsung memberitahu pada semuanya sungchan. Tapi, kau bahkan tidak mau ikut di test saat kita masih berada di Jepang."
"Itu karena aku sehat. Kau lihat bukan? Bahkan jeno Hyung saja memiliki tiga anak. Sudah jelas kalau bukan aku yang bermasalah disini." Ucap sungchan kesal.
"Kau juga tidak bisa menuduhku sungchan. Bahkan dejun ge dan renjun ge memiliki anak. Bukankah itu sama saja? Kalau melihat hal itu, aku juga tidak bermasalah disini sungchan." Ucap taro yang benar-benar lelah dengan sikap suaminya itu.
"Kita hentikan pembahasan ini. Aku malas bertengkar." Ucap sungchan datar.
Di kamar jaemren...
Jaemin mendudukkan bokongnya pada sofa kamar mereka.
"Ada apa sayang?" Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun. Renjun lantas melonggarkan pelukannya lalu diapun langsung menatap jaemin dengan airmata yang keluar begitu saja.
"Kenapa sayang? Kenapa kau tiba-tiba menangis? Perutmu baik-baik saja?" Ucap jaemin cemas.
"Hmm." Angguk renjun.
"Lalu kenapa kau menangis?" Ucap jaemin sembari menghapus airmata istri mungilnya itu.
"Aku merasa rumah tangga taro dan sungchan benar-benar bermasalah." Ucap renjun dengan suara lirih yang dapat didengar oleh jaemin.
"Tidak masalah sayang. Itu pasti hanya perasaanmu saja. Kau tenang saja, aku yakin mereka baik-baik saja. Jangan menangis lagi sayang, kasihan calon anak kita." Ucap jaemin dan diapun kembali memeluk renjun dengan erat diselingi kecupan pada kepala istrinya itu.
Di ruang bermain...
"Le?"
"Kenapa?" Ketus chenle sembari melihat terus ke arah Ayden yang asyik bermain dengan shuhua dan Jung Hwan.
"Apa kau senang kita akan satu sekolah?"
"Ntahlah jie. Kau bahkan akan masuk saat semester baru. Dan hari ini baru hari pertama libur. Jadi, aku tidak tau."
"Apa kau merasa terganggu?"
"Tidak juga."
"Apa karena aku mengungkapkan perasaanku padamu? Tapi Kitakan bukan sepupu kandung."
"Bukan begitu jie—" ucapan chenle terputus karena Ayden menangis mungkin dia mengantuk. Chenle lantas mendekat pada adik bungsunya lalu menggendongnya.
"Ayden mengantuk?"
"Hmm. Mama hueee...." Tangis Ayden.
"Ssttt, tenang ya Ayden. Ayo kita ketempat Mama." Ucap chenle lalu diapun pergi dari ruangan bermain itu.
"Sabar ya jie Hyung. Namanya juga lele Hyung." Ucap minhee yang memang sadar perasaan jisung pada kakaknya itu.
"Berusaha saja lebih keras jie." Ucap kedua kakak kembarnya sedangkan jisung hanya diam saja lalu pergi keluar ntah kemana.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy {jaemren/nohyuck}END✔
FanficS1: Start: 02 Juni 2021 End: 21 September 2021 S2: Start: 16 Januari 2022 End:~ bxb homopobic jaemren area! nohyuck area! hanya fiksi belaka gak suka lewatkan saja😎