23

4.2K 321 5
                                    

Hari sudah menjelang makan siang dan dejunpun disuruh oleh winwin dan taeyong untuk memberikan makan siang pada jaemin dan renjun. Saat memasuki ruang rawat jaemin yang dilihat dari dejun adalah adiknya yang tertidur sembari memeluk jaemin dengan sangat nyaman bahkan baju mereka berdua telah berganti menjadi baju turtleneck padahal sebelumnya bukan baju itu yang digunakan oleh adiknya juga jaemin tadi.

"Injunie? Baobei? Hoshi? Bangun sayang." Ucap dejun lembut karena takut membangunkan jaemin yang memang butuh istirahat yang banyak. Lalu renjunpun menggeliat dan membuka matanya sedikit.

"Gege?" Ucap renjun.

"Bangun ya? Ini makanan dari Mama dan mommy tae. Segera bangun dan makan siang bersama jaemin oke?" Ucap dejun.

"Hmm." Ucap renjun lalu mengangguk dan sedikit terpejam.

"Njun? Jangan tidur lagi." Ucap dejun.

"Hmm." Ucap renjun mengangguk. Dan dejun memutuskan untuk keluar dari ruang rawat itu karena dia ada pasien yang ingin di periksa.

Selepas kepergian dejun, renjunpun kembali memeluk jaemin dengan erat dan mengusak sedikit di dada bidang calon tunangannya itu. Jaemin yang merasakan pergerakan renjun membuka matanya dan tersenyum melihat renjun menggeliat, dan jaemin cukup mengerti mungkin renjun sangat lelah karena kegiatan panas mereka beberapa waktu lalu. Dan jaeminpun kembali mengelus kepala calon tunangannya hingga renjun kembali tertidur dengan sangat nyenyak dan itu benar-benar menjadi pemandangan yang sangat bagus bagi seorang jaemin.

Dan saat jaemin asyik memandangi wajah cantik renjun, renjunpun membuka matanya dan mengerjapkannya dengan sangat lucu menurut jaemin. Anio, mungkin akan terlihat sangat menggemaskan jika banyak orang yang melihatnya.

"Sudah bangun?" Ucap jaemin tersenyum.

"Hmm." Ucap renjun mengangguk.

"Apa sakit?" Ucap jaemin pelan.

"Sedikit." Ucap renjun lalu diapun duduk dan merasakan bagian bawahnya benar-benar sangat sakit sekali.

"Akh!"

"Sakit sekali ya? Maafkan aku ya?" Ucap jaemin yang langsung duduk dan melihat renjun dengan sangat penuh rasa bersalah.

"Tidak masalah. Hanya sakit sedikit. Kau harus makan siang." Ucap renjun lalu berjalan dengan sedikit tertatih lalu diapun membukakan makanan untuk jaemin juga untuknya bersamaan dengan haechan yang masuk untuk mengecek keadaan jaemin.

"Echanie? Sudah makan?" Ucap renjun tersenyum pada haechan. Dan jelas-jelas haechan menyadari kalau renjun telah kembali seperti biasa padanya.

"Sudah. Aku akan memeriksa jaemin sekarang." Ucap haechan lalu mendekat.

"Silahkan." Ucap renjun lalu diapun berjalan secara tertatih menuju sofa bahkan sesekali meringis hingga haechan melihat kearah sahabatnya itu.

"Kau baik-baik saja injunie? Kenapa meringis? Apa ada yang sakit?" Ucap haechan.

"Tidak. Aku hanya terpeleset di toilet tadi. Tapi tidak buruk." Ucap renjun tersenyum lalu memulai memakan makan siangnya.

"Aku akan memeriksamu sebentar, lalu kau bisa makan." Ucap haechan pada jaemin.

"Baiklah." Ucap jaemin datar.

"Oh iya Chan. Nanti hrvy bakalan datang bersama dengan istrinya." Ucap renjun.

"Benarkah?" Ucap haechan lalu memandang sahabatnya itu.

"Kenapa aku harus berbohong? Aku sekarang serius. Dia ingin bertemu denganku diluar sebenarnya. Tapi, kau tau itu semua tidak mungkin bukan? Dan manusia itu pasti akan meminta untuk bertemu di club. Kau tau sendiri, aku sedang tidak ingin ke club lagi." Ucap renjun.

"Arra. Baiklah. Nanti saat dia sampai disini, tolong hubungi aku. Oke? Aku akan mengecek pasien lain dulu." Ucap haechan lalu diapun tersenyum dan pergi dari ruang rawat jaemin itu.

"Kenapa haechan sebahagia itu sekali mendengar nama pemuda itu?" Ucap jaemin yang benar-benar cemburu karena bahkan renjun sangat berbinar saat mengatakannya. Apa mungkin renjun akan seberninar itu untuk menceritakan tentangnya.

"Dia itu sahabat kami." Ucap renjun.

"Lalu? Kenapa kau sangat bahagia sekali menyebut namanya seperti haechan?" Ucap jaemin datar.

"Jelas saja. Dia mantan kekasihku. Dia juga sangat tampan." Ucap renjun dan membuang tempat makannya yang telah habis.

"Benarkah?" Ucap jaemin yang bahkan tidak berselera untuk makan.

"Tidak. Kau percaya? Hahahahahahahahaha, wajahmu lucu sekali." Ucap renjun tertawa sembari memegangi perutnya. Jaemin ikut tersenyum melihat renjun tertawa lepas karena ekspresi wajahnya itu.

"Kau mengerjaiku ya?" Ucap jaemin cemberut.

"Tentu saja. Aku tidak menyangka kau akan percaya." Ucap renjun tertawa.

"Aku tidak akan makan." Ucap jaemin merajuk. Dan seketika renjunpun menghentikan tertawaannya. Dan diapun mendekati jaemin lalu duduk disebelah bangsal jaemin.

"Ayolah tuan Jung Jaemin. Jangan seperti ini. Ayo makan." Ucap renjun yang berusaha untuk membujuknya.

"Tidak. Aku sudah tidak berselera." Ucap jaemin cuek lalu memunggungi renjun.

"Kalau begitu, aku akan pulang saja. Aku tidak mau menjagamu lagi." Ucap renjun mengancam balik jaemin. Tapi, jaemin tidak bergerak sama sekali.

"Baik. Aku akan pergi." Ucap renjun lalu berdiri dan berbalik disaat bersamaan jaeminpun langsung memegang tangan renjun dan duduk kembali dari tidurnya lalu memeluk renjun.

"Jangan pergi. Aku janji tidak akan seperti ini lagi. Tapi, jangan bercanda soal seperti ini padaku lagi. Oke?" Ucap jaemin memeluk erat renjun dan menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher renjun.

"Hmm. Mianhe." Ucap renjun tersenyum lalu diapun mengelus kepala jaemin.



























∆∆∆




























Up nih reader-nim😁
Maaf lama ya😁
Gimana kelanjutannya?🙄
Suka gak?🙄
Semoga suka ya😁
Jangan lupa votement nya ya😁
Jaga juga kesehatannya😁
We love you💚😍😘

My Enemy {jaemren/nohyuck}END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang