"Aku akan datang dua minggu lagi, jika kau mengalami perubahan pada tubuhmu jangan segan untuk meminta Sakusa menghubungiku."
Atsumu mengangguk patuh. Menatap serius paras ayu omega surai perak di depannya. Aura yang di pancarkan tidak main-main, lewat tutur katanya yang lembut juga sikapnya yang sopan, Atsumu tahu sekali dokter pribadi Kiyoomi ini dari keluarga terpandang.
"Kita-san, tidak bertanya apapun mengapa aku di sini?"
Shinsuke mengulas senyum. "Bukan ranahku untuk mengajukan pertanyaan bersifat pribadi seperti itu Atsumu."
Pasti beruntung sekali mate yang di takdirkan dengan omega seperti Shinsuke.
Surai pirang itu diusak lembut. Shinsuke sebenarnya sangat ingin mengajukan pertanyaan yang mengisi tiap ruang kepalanya. Tentang mengapa Kiyoomi membawa omega dalam kediamannya yang jauh dari Tokyo, juga tentang banyak hal.
"Tolong jaga kesehatan dan pola makanmu Atsumu. Dan juga atur stress mu dengan sebaik mungkin. Omega late bloomer bukan berati tidak bisa mengandung, late bloomer bukan berarti kau berbeda dari omega lain."
Surai pirang itu bergoyang seiring anggukan si omega jangkung.
Mungkin Shinsuke akan bertanya langsung dengan Kiyoomi perihal Atsumu.
—————————————————————
Lagit menggelap ditemani semarak bintang-bintang. Hembusan angin malam menyambut kedatangan Kiyoomi setelah menempuh perjalanan panjang dari ibu kota.
Langkahnya sedikit sempoyongan. Melepas mantel nude miliknya melampirkan sembarang ke sofa.
Gelap mendominasi suasana rumah saat sang penghuni telah beristirahat setelah hari yang melelahkan.
Tanpa mengetuk pintu, Kiyoomi masuk tanpa permisi. Kepalanya terlampau pening dengan suhu tubuh perlahan meningkat. Rutnya datang tepat ia meninggalkan lokasi pemotretan sore tadi. Selama perjalanan menuju Osaka ia hanya dapat mengandalkan pil penekan hingga Eita mendapatkan jet pribadinya yang ada di rumah utama.
Bayangan surai pirang sering kali melintas saat di perjalanan. Pikirannya menerawang membayangkan bibir tebal Atsumu mengulum miliknya yang mengeras. Menjilatnya dengan sensual dengan tatapannya yang penuh nafsu. Sialan, selangkangannya semakin sesak.
Kaki jenjangnya merangkak menaiki ranjang. Menangkap wajah tidur Atsumu dengan mata berkabut. Kiyoomi membutuhkannya. Ia ingin Astumu sekarang juga.
"Miya.."
Suara serak dan hembusan napas berat nan panas menyapa. Atsumu menyipitkan mata, refleks menjepit hidung saat dirasa musk dan pepermint milik Kiyoomi semakin menusuk penciuman.
"Sakusa? Kau rut?"
Tanpa menjawab apapun Kiyoomi menyumpal bibirnya. Melumatnya rakus tanpa mengijinkan Atsumu mengumpulkan nyawa lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vertrag ; SakuAtsu
FanfictionMiya Atsumu terbiasa hidup mewah sedari kecil. Apapun keinginannya terpenuhi hanya dengan jentikan jari. Kala roda kehidupan berputar, Atsumu yang terbiasa hidup mewah tak bisa dengan kehidupan serba berkecukupan. Di lain hal, Sakusa Kiyoomi taipan...