dua puluh

3.2K 342 7
                                    

Atmosfer disekitarnya nampak muram diselingi dengan helaan napas berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Atmosfer disekitarnya nampak muram diselingi dengan helaan napas berat. Osamu melirik leakinya yang terlihat kusut dalam hati menebak jika kekasihnya itu pasti bertengkar dengan Atsumu.

"Berhenti menghela napasmu babe. Seisi ruangan ini terasa suram kau tahu?"

Rintarou bergelayut pada lengan alphanya. Bermanja pada Osamu yang sama sekali tidak terganggu. "Aku bertengkar dengan Tsumu."

"Maka cepatlah berbaikan. Kau dan tempramenmu benar-benar harus dikontrol dengan baik Rin."

Rintarou tahu jika tempramennya cukup buruk terlebih mengenai orang-orang yang ia sayangi. "Ia berhubungan lagi dengan bajingan itu tanpa sepengetahuanku. Aku marah Samu.. aku yang menjadi saksi saat ia terpuruk hingga ke dasar. Apakah salah jika aku menjauhkannya dari penyebab segala kesakitannya?"

Osamu menyingkirkan laptopnya. Menarik tubuh Rintarou hingga terduduk dipangkuan. Mata kelabunya menatap lembut sembari mengelus surai coklat gelap Rintarou.

"Rin, jika kau terus melakukannya Atsumu tidak akan bisa berdamai dengan masa lalunya. Kenangan buruk itu akan terus melekat selama hidupnya karena yang dapat ia ingat hanya segala kesakitan. Aku tahu kau berperan sebagai sahabat yang baik, namun tidak dengan menekan segala kuasamu pada hidup Atsumu. Ia dapat memilih jalannya sendiri."


"Terlebih ini tentang putrinya. Kita tahu betul bagaimana Atsumu berupaya melupakan putrinya. Namun tidak berhasil, ia orang tua Rin. Orang tua di manapun tidak akan bisa melupakan anaknya, dan Atsumu sama halnya. Jika kau berniat memisahkan mereka aku adalah orang yang pertama tak setuju sekalipun kau kekasihku Rin. Ini menyangkut kehidupan orang lain, kebahagiaan orang lain. Bukan sekedar rasa egoismu semata."


Rintarou hanya mampu menunduk. Osamu memang tidak meneriakinya dengan amarah namun pria kekar itu akan mengocehinya dengan beragam nasihat dengan kata-kata sarkas yang menusuk.

Rintarou tahu ia sudah kelewatan.

Namun rasa bencinya pada sosok Kiyoomi tidak dapat dengan cepat menghilang.

"Aku.. sudah melebihi batas. Aku meneriakinya dengan kata-kata tak pantas. Jika Tsumu membenciku apa yang harus kulakukan?"

Osamu tersenyum tipis. Membelai pipi Rintarou yang merengut sedih. "Minta maaf padanya. Dan cobalah memberikan ruang untuknya. Kau juga, harus bisa berdamai dengan masa lalumu Rin."






—————————————————————






Atsumu sebenarnya sudah menolak saat Kiyoomi menawarkan mengantarnya. Akan tetapi pria itu bersikeras dengan alasan tubuh Atsumu yang belum benar-benar pulih ditambah lagi dengan Ayumi yang menatapnya penuh harap.

"Ayumi lebih senang jika papa menginap."

Atsumu tersenyum tak enak. Untuk saat ini ia tak bisa menjanjikan apapun pada gadis kecilnya hanya karena Kiyoomi telah menyatakan perasaan padanya. Ada beberapa masalah yang belum Atsumu selesaikan, pun dengan pertengkarannya dengan Rintarou. Atsumu pun ingin meminta restu pada sahabatnya itu jika suatu saat ia memutuskan untuk kembali pada Kiyoomi.

Vertrag ; SakuAtsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang