enam

3.3K 379 19
                                    

Tangan gemetar Atsumu bertumpu pada wastafel dengan sisa tenaga yang ia miliki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangan gemetar Atsumu bertumpu pada wastafel dengan sisa tenaga yang ia miliki. Ranum pucat berimbah keringat dingin di dahi menandakan kondisinya cukup buruk saat ini.

Ia berkumur sejenak, menolak menggunakan cairan dengan rasa mint yang menyegarkan mulut namun mencium baunya saja membuat perutnya kembali bergejolak.

Morning sicknessnya buruk. Sangat menyiksa dan segala macam hal tak mengenakan lainnya yang membuatnya muntah di pagi hari.

Tubuhnya mudah lelah dan lemas. Shinsuke bilang, wajar untuk usia kehamilan muda.

"Masih ingin muntah?"

Kiyoomi hadir di belakangnya. Membawa handuk kecil yang ia gunakan untuk menyeka wajah berkeringat Atsumu, sementara omega itu menggeleng lemah tanpa suara.

"Paman Hakurou berkata jika sari jahe akan meredakan mualmu. Perlu aku memintanya untuk membuatkan satu cangkir?"

Surai pirang itu bergoyang menolak. Ia benci sari jahe.

Kiyoomi menghela napas. Dengan cekatan menangkap tubuh limbung Atsumu saat hendak meninggalkan bilik. Lelaki ini tetap keras kepala dan enggan memintainya pertolongan.

Dengan satu tarikan napas tubuh berisi omega itu telah berada dalam gendongannya.

"Setidaknya mintai bantuanku jika kau tak mampu Miya."

Atsumu memejam. Mengubur wajahnya tanpa sadar diceruk leher Kiyoomi sembari mengumam maaf. Feromon pria ini terasa lebih lembut dan membuat perutnya jauh lebih nyaman. Astaga, bahkan di usia janinnya yang baru empat minggu calon anaknya ini sudah berpihak pada Kiyoomi.

Kiyoomi mendengus kecil saat Atsumu mengambil bapas lanjang diceruk lehernya.

"Setidaknya feromonku bisa membuatmu lebih nyaman."

Yang Kiyoomi tak tahu, Atsumu tengah merona saat ini.

Kiyoomi menemaninya beberapa hari melewati serangan pagi yang mengerikan. Alpha itu akan berdiri di belakang Atsumu sembari menahan sisi tubuhnya dan jari-jarinya memijat tengkuk si pirang.

Air wajahnya masih sama seperti mereka pertama bertemu. Kiyoomi masih datar dan memang begitulah ia.

"Katakan apapun yang kau butuhkan pada Suzuki-san. Aku ada beberapa project dan kesibukan di kantor, jadi jaga dirimu dan ia dengan baik."

Atsumu mengangguk patuh. Melepas audi putih Kiyoomi yang perlahan meninggalkan pekarangan. Jika begini ia seperti pasangan yang sedang ditinggal suami dinas di luar kota, bukankah begitu?

"Selama ayahmu pergi mari bekerja sama hm? Karena sekarang tidak ada yang meminjamkan tubuhnya lagi selama aku lemas karena morning sick." Monolog Atsumu memandang perutnya.


Vertrag ; SakuAtsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang