sembilan belas

3.1K 351 53
                                    

Pagi selalu datang dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Pagi selalu datang dengan cepat. Kembali menyeru pada penduduk bumi untuk kembali beraktivitas meski lelah mendera. Namun hari ini tidak untuk Atsumu. Sepertinya ia memang kelelahan setelah perjalanan singkat yang terburu, belum lagi cekcok dengan Rintarou tadi malam membuat pikirannya semakin bercabang.

Subuh tadi suhu tubuhnya naik. Sakit kepala dan menggigil hingga ia tak dapat terlelap hingga mentari menyapa. Disaat seperti ini tidak ada sosok lain yang dapat ia mintai tolong selain Rintarou, tetapi mengingat semalam pertengkaran mereka Atsumu sangsi.

Maka darinya ditengah pening mendera dan suhu tubuh menginjak tiga puluh tujuh derajat ia memaksakan tungkainya untuk melangkah ke konbini terdekat, membeli sarapan dan obat.

Ia sudah mengabari Tanjirou jika hari ini toko akan libur. Pemuda itu terdengar kecewa namun juga menawarkan diri merawat Atsumu yang jatuh sakit. Ia tentu saja menolak, anak sekolah menengah atas sepeti Tanjirou harus giat belajar untuk masuk perguruan tinggi dan menyusun masa depan cerah.

Langkahnya beberapa kali terhuyung. Saat kepalanya semakin berputar Atsumu hanya dapat menangkap siluet familier yang mendekatinya terburu. Menangkap tubuhnya yang limbung sebelum menyentuh trotoar.

Entah kebetulan apa lagi yang Tuhan tuliskan kali ini.

"Daddy, bolehkah untuk hari ini Ayumi tetap di rumah?"

Kiyoomi mana bisa menolaknya jika sang putri telah menatapnya penuh harap. Yang dapat ia lakukan hanya mengangguki pinta si kecil.

"Bantu daddy merawat paman Atsu—"


"Papa! Bukan paman Atsumu, tapi papa Ayumi!" Potong si kecil keberatan dengan panggilan sang ayah.

Secara kebetulan pagi tadi saat hendak mengantar Ayumi, Kiyoomi menangkap figur yang ia kenali dengan baik. Berjalan terhuyung dengan jaket tebal yang membebat tubuhnya. Kiyoomi tahu benar jika sosok itu Atsumu meski wajahnya nyaris tertutup dengan hoodie yang ia kenakan.


Dalam hati Kiyoomi tak ingin melibatkan diri mengingat pertemuan terakhir mereka yang tak baik. Atsumu menolaknya kala itu, mengusirnya bahkan Kiyoomi rasa omega itu tak sudi berbicara dengannya lagi. Namun niatnya luruh seketika tatkala tubuh omeganya kehilangan keseimbangan nyaris terjembab jika saja Kiyoomi tak cekatan menangkapnya.


Yang pertama kali ia tangkap hanya wajah pucat dan napas tersengal Atsumu yang terasa panas. Tanpa memikirkan penolakan yang mungkin nanti ia dapatkan, Kiyoomi memutar kemudi bertolak ke kediamannya membawa omeganya yang jatuh pingsan karena demam tinggi.

"Bantu daddy mengganti handuk di dahi papa okay? Peras airnya terlebih dahulu seperti yang daddy lakukan saat Ayumi sakit. Kau mengerti sayang?"

Rambut hitamnya bergoyang seiring kepalanya yang mengangguk. Melangkah cepat menuju kamar bahkan saat sang ayah belum menyelesaikan ucapannya. Ayumi hanya terlalu senang saat ini.

Vertrag ; SakuAtsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang