Awan gelap menutup langit siang hari itu seolah berganti malam. Kala rintik gerimis mulai membasahi bumi pertiwi, sesorang dihadapan pusara dengan pohon kecil yang ditanam di atasnya nampak tak bergeming."Atsumu, kau bisa sakit jika begini."
Pandangannya kosong meski bising hujan mulai menutupi pendengaran.
Kiyoomi memayunginya. Membiarkan bahu kirinya dibasahi air hujan, tak apa selama Atsumu tetap kering meski besok flu akan menyerangnya. Ia harus tetap kuat untuk dunianya yang kini tak baik-baik saja.
"Akachan pasti kedinginan disini Kiyoo.. tidak bisakah kita membawanya pulang? Mengapa orang-orang itu menguburnya di bawah tanah ketika kita memiliki rumah yang nyaman?"
Karamelnya memandang sendu. Tak lagi mampu meluruhkan tangis saat dirasa air matanya telah mengering.
Tidak ada yang mudah dari kehilangan. Terutama orang tua yang kehilangan buah hati mereka.
"Akachan akan sedih jika papa kedinginan dan sakit. Untuk hari ini mari kita pulang, ya? Besok kita bisa mengunjungi akachan lagi bersama Ayumi."
Kiyoomi masih berupaya membujuk pasalnya Atsumu telah berada disana lebih dari dua jam. Tepat setelah jasad calon bayi mereka menyatu dengan tanah.
"Janji?"
"Apapun untukmu. Mari kita pulang tubuhmu mulai menggigil aku takut kau akan jatuh sakit jika seperti ini."
Atsumu beralih menatap pusara. "Akachan, papa dan daddy akan pulang. Maaf meninggalkanmu disini, besok papa akan datang dengan Nee-chan. Selamat tidur pangeran kecil."
Kiyoomi tak mampu memandang. Ia tak boleh melemah saat satu-satunya tumpuan kekasihnya saat ini hanyalah dirinya. Kiyoomi harus tetap kuat untuk dunianya.
——————
"Papa?"
Kiyoomi menggeleng kecil mengisyaratkan kepada gadis kecilnya untuk tetap tenang. Atsumu jatuh tertidur saat mereka diperjalanan pulang dengan pipi basah sisa air mata. Sedikitnya Kiyoomi bisa bernapas lega, Atsumu dapat beristirahat setelah dua hari penuh ia terus terjaga setelah proses melahirkan.
"Daddy akan mengistirahatkan papa sebentar, Ayu tetap dengan paman Rin ya?"
Osamu yang berinisiatif mendekat pada gadis kecil Kiyoomi. Menggendongnya membawa keluar ruangan yang sedikit tak nyaman sedangkan Rintarou mengikuti keduanya hingga bibir pintu.
"Ibumu berpamitan ada urusan perusahaan mendesak yang tak bisa diwakilkan." Pecah Rintarou sementara Kiyoomi tak banyak merespon.
Jemarinya menyeka wajah sang omega dengan hati-hati tanpa niat membangunkan dari alam tidur. Membungkus tubuh Atsumu dengan selimut tebal lantas menyematkan kecupan didahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vertrag ; SakuAtsu
FanfictionMiya Atsumu terbiasa hidup mewah sedari kecil. Apapun keinginannya terpenuhi hanya dengan jentikan jari. Kala roda kehidupan berputar, Atsumu yang terbiasa hidup mewah tak bisa dengan kehidupan serba berkecukupan. Di lain hal, Sakusa Kiyoomi taipan...