"Atsumu-san.. bayinya sudah pergi. Detak jantungnya sudah tidak ada."Keringat dingin seolah mengguyur tubuh. Dengan napas tersengal serta jantung memburu, ia membelalak. Terbangun dari mimpi buruk yang sama selalu hadir belakangan.
"Ughh— hiks, Hiro-chan.."
Tangisnya mengudara ditengah sepi. Atsumu bahkan tak menyadari jika putri kecilnya berada ditengah diantara ia dan Kiyoomi.
Atsumu ingin bangun dari mimpi buruk panjang itu. Namun yang terjadi adalah kenyataan yang harus ia terima.
"Atsu? Sayang, hei? Bermimpi buruk?" Kiyoomi dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul buru-buru mendekat. Merengkuh omeganya dalam dekapan, membiarkan tangisnya tumpah.
"Hiro-chan.. Kiyoo— anakku, mereka mengambilnya."
Racau Atsumu berantakan disertai tangis. Sedang Kiyoomi tak mampu memberikan ujaran apapun. Hanya membelai surai pirang sang kekasih dengan hati sesak.
"Ha-harusnya aku bisa menjaganya lebih baik. Jika saja tubuhku lebih kuat— Hiro-chan masih disini.. Hiro-chan sendirian Kiyoo.. aku- aku ingin menemaninya."
Pada akhirnya pertahanan Kiyoomi hancur. Tenggorokannya tercekat menahan isak yang akan meledak. Hatinya begitu hancur melihat keadaan omeganya. Ketidakberdayaan Atsumu saat ini membuat sudut hatinya tercubit merasa gagal sebagai alpha.
"Sayang jangan seperti ini.. Atsumu lihat aku. Akihiro tidak sendirian disana, Tuhan menemaninya. Dan banyak malaikat-Nya yang bermain bersama putra kita. Jangan lagi menyalahi ketidakmampuanmu, kau sudah melakukan hal yang terbaik selama mengandungnya."
Keduanya larut dalam tangis hingga tanpa sadar sosok kecil lainnya telah terjaga dari tidurnya. Lengan kecilnya berusaha merengkuh dua orang dewasa yang tengah berbagi kesedihan.
"Ada Ayumi disini. Papa dan Daddy tidak boleh terus menangis, Ayu akan sedih adik juga pasti akan sedih. Papa.. tidak boleh ikut dengan adik.. Ayu sangat menyayangi papa. Bisakah papa tidak pergi menemani adik dan tetap bermain bersama Ayumi dan daddy?"
Astumu menatapnya sedih. Karamel yang serupa dengan miliknya berlinang air mata. Mungkinkah jika putrinya merasa jika ia tak lagi dibutuhkan olehnya? Hingga Ayumi berucap seperti tadi.
"Putriku... maaf, maafkan papa."
Dipertiga malam hari itu mereka berusaha saling menguatkan.
—————————
Pipi tinggi omega pirang itu terlihat berseri dengan senyuman pada matanya semakin memperindah aura yang ia pancarkan. Lewat lembaran hitam putih, Atsumu maupun Kiyoomi dapat merasakan hangat yang luar biasa menyeruak dalam dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vertrag ; SakuAtsu
FanfictionMiya Atsumu terbiasa hidup mewah sedari kecil. Apapun keinginannya terpenuhi hanya dengan jentikan jari. Kala roda kehidupan berputar, Atsumu yang terbiasa hidup mewah tak bisa dengan kehidupan serba berkecukupan. Di lain hal, Sakusa Kiyoomi taipan...