delapan belas

3K 345 16
                                    

"Yakin tidak mau kutemani?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Yakin tidak mau kutemani?"

"Tidak perlu Rin, hanya sehari semalam. Untuk sementara aku titip toko dan Tanjirou ya."

Setelah lima tahun, Atsumu akan kembali ke kampung halaman. Itu juga yang membuat Rintarou agak cemas. Di Hyogo tak ada lagi sanak saudara begitu pula dengan keluarga Rintarou yang kini tinggal tetap di Tokyo.

Mengunjungi Hyogo sama halnya dengan membangkitkan trauma Atsumu. Rintarou hanya tidak ingin melihat sahabatnya itu kembali ke titik rendah hidupnya.

"Aku berangkat Rin."

Meski berat Rintarou mencoba tersenyum. Setidaknya Atsumu telah memberanikan diri. "Hati-hati, sampaikan salamku untuk paman."

Kepulangan Atsumu ke Hyogo hanya untuk mengunjungi pusara sang ayah. Setelah lima tahun, Atsumu pikir kondisi makam ayahnya tak ada yang mengurus sebab ia tidak menyewa jasa pengurus makam sebelum meninggalkan Hyogo.

Seikat lili putih ia bawa dalam genggaman. Memasuki area pemakaman yang tenang dengan hati berdebar. Dugaannya mengenai makam ayah yang tak terurus nampaknya salah. Yang Atsumu dapatkan justru pusara yang terawat begitu bersih dengan bekas dupa dan bunga yang layu. Seseorang mungkin sering mengunjungi ayahnya.

"Hai, maaf baru bisa datang setelah lima tahun tou-san."

Usai memanjatkan doa, Atsumu meletakan bermacam makanan manis dan dua buah apel kesukaan ayah, dan tak lupa menuangkan sake untuknya.

"Banyak sekali yang terjadi selama lima tahun belakangan, tapi kurasa aku tidak perlu menceritakannya karena tou-san pasti melihatku dari atas kan?"

Ia memandang ukiran nama sang mendiang. Rasanya baru kemarin Atsumu bermanja pada ayahnya, namun sejatinya waktu telah berjalan begitu jauh.

"Tou-san, pria itu kembali. Ia memintaku kembali padanya setelah apa yang ia lakukan padaku, padamu. Dan putriku.. ia begitu cantik dan manis. Jika tou-san di sini aku yakin kau akan memanjakannya."

Atsumu menyeruput birnya. "Kunjungilah aku dalam mimpi sekaligus berikan putramu ini solusi. Ah, Rin menitipkan salamnya untukmu. Aku rasa aku akan pulang tou-san. Aku tidak bisa berjanji, tapi aku akan mengunjungimu sebisaku."

Atsumu menepuk-nepuk celananya yang berdebu. Menyapu tangannya pada nisan sang ayah sebelum benar-benar berangkat.

"Oh, aku pikir kau orang yang biasa mengunjungi makam itu."

Sosok pria tua menegurnya. "Ah, anda yang mengurus makam ayahku? Terimakasih sebelumnya dan maaf baru bisa mengunjunginya sekarang."

"Benar, kau berbeda dari pria muda yang biasa datang satu bulan sekali itu. Ia laki-laki tinggi dan sangat tampan. Dan selalu berkunjung di minggu terakhir, aku pikir dia anak lelaki dari mendiang."

Vertrag ; SakuAtsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang