Lisa sangat terburu-buru sekarang, ia sangat lupa jika hari ini ada kelas pagi, jika saja Rose tidak membangunkannya dan mengingatkannya. Setelah siap Lisa keluar dari kamarnya dan langsung mengambil sepotong roti yang Rose bawakan.
"Ayo kita pergi!" ajak Lisa, kebetulan pagi ini Rose mendapatkan jam kuliah yang berdekatan dengan Lisa, hanya berbeda 15 menit saja.
"Hari ini gue gak pergi dengan lo, gue udah ada janji sama orang," ucap Rose yang kali ini sedang fokus mengetik di layar ponselnya seperti sedang mengirimkan pesan kepada seseorang.
"Dengan siapa? tumben banget."
"Calon pacar," jawab Rose.
"Chanyeol maksud lo?" tanya Lisa dan Rose mengangguk dengan senyum-senyum. Lisa menatap geli Rose, sejak kedatangan Rose ke unit Chanyeol, mereka menjadi dekat.
Lisa keluar dari unitnya sambil mengganjal mulutnya dengan sepotong roti yang ia bawa tadi dan tangan yang satunya lagi sibuk mengikat rambutnya.
Tiba-tiba saja ikat rambutnya itu lepas dari tangannya. Lisa mendengus kesal dan mencari ke sisi kirinya karena Lisa menduga ikat rambutnya terjatuh kesana.
"Ikat rambut lo sembunyi dimana sih? pakai ngilang segala," keluh Lisa sambil membungkukkan sedikit tubuhnya untuk mencari ikat rambutnya yang terpelanting.
Tanpa Lisa sadari ada orang yang menatapnya itu dari belakang. Orang itu menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Lisa sekarang, terlebih saat melihat mulut gadis itu yang tersumpal oleh roti.
Laki-laki itu berjalan dan berhenti di depan Lisa, jarak mereka tidak terlalu dekat, tapi untuk dikatakan jauh, itu tidak juga. Tapi tetap saja Lisa masih tak sadar dengan kehadiran seseorang didepannya itu.
Lisa terus mendumel karena ikat rambutnya tidak ketemu-ketemu juga, padahal ikat rambutnya tidaklah kecil tapi sangat sulit ditemukan.
Tiba-tiba saja kepala Lisa menabrak punggung seseorang. Si pemilik punggung itu tersenyum karena apa yang ia sudah perkirakan tadi terjadi.
Lisa menegakkan kembali tubuhnya dan menatap si pemilik punggung itu untuk mengetahui tubuh siapa yang ia tabrak. Awalnya Lisa berniat ingin meminta maaf tetapi saat melihat wajah orang itu, Lisa mengurungkan niatnya dan malah kesal.
Saat Lisa ingin membuka suara, tiba-tiba saja
roti yang masih mengganjal di mulutnya itu terjatuh kelantai, Lisa merutuki kebodohannya itu."Tiap gue ketemu lo, gue selalu sial!" sindir Lisa sambil mengambil rotinya itu dan meniup-niup bagian yang terkena lantai.
"Lo kenapa berdiri disini? gue yakin lo sengaja kan?"
"Iya gue sengaja," jawab Sehun santai dan dengan wajah datar. Walau seperti itu, tetap saja menyebalkan dimata Lisa.
"Sehun! lo tuh ngeselin banget!" geram Lisa.
"Pagi-pagi udah emosi aja," cibir Sehun.
"Minggir!" perintah Lisa menatap tajam wajah Sehun.
"Koridor disini luas dan lebar, lo bisa geser buat lewat," jelas Sehun sambil menggeser tubuh ramping Lisa.
Lisa menatap kesal Sehun dan kembali berpindah ke posisi awalnya tadi. Ia tidak ingin mengalah, harusnya yang geser itu Sehun bukan dirinya.
Dengan sekuat tenaga yang ia miliki, Lisa mendorong tubuh laki-laki itu dan usahanya itu tidak sia-sia, Lisa langsung melewati Sehun dan memilih melupakan ikat rambutnya itu.
"Ikat rambut lo belum ketemu, udah mau pergi aja," perkataan Sehun itu menghentikan langkah Lisa.
Lisa menoleh dan melihat ikat rambutnya itu ditangan Sehun. "KENAPA BISA ADA DENGAN LO?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Your World
FanfictionAuristela Lalisa menganggap pertemuannya dengan Alaska Sehun itu ialah sebuah kesialan. Namun waktu mempertemukan mereka secara terus-menerus hingga memberikan sebuah rasa nyaman dan keinginan untuk terus bersama.