"Lo lapar?" akhirnya Sehun berbicara setelah diam dan memberikan suasana yang sangat dingin di dalam mobil.
"Eh lo denger?" tanya Lisa menahan malu.
"Denger apa?" Sehun balik bertanya.
"Hmm gak jadi deh."
"Dih aneh!" cibir Sehun lalu tertawa pelan.
"Lo barusan ketawa?"
"Gak, gue nangis!" jawab Sehun asal.
"Dih nyebelin!"
"By the way, makasih karena lo gue bisa tau busuknya Lea."
"Eh ini bukan karena gue, itu kebetulan aja kali!" ucap Lisa. Setelah itu Sehun kembali diam lagi dan suasana menjadi canggung lagi. Lisa sangat tak nyaman, karena biasanya setiap mereka bertemu, mereka akan adu bacot tapi kali ini semuanya tampak kalem. Lisa tak bisa seperti ini.
"Tadi lo nanya gue laper kan? emang lo mau ngajak gue makan?" tanya Lisa mencari topik pembicaraan dan mencairkan suasana canggung, tapi jujur saja Lisa benar-benar lapar sekarang, karena dia belum memakan apapun dan pagi tadi ia tak sempat melakukan sarapan.
"Rencananya sih gitu, kalo lo mau. Abis gue tadi kaget denger perut lo bunyi." Kata Sehun membuat Lisa meringis tanda malu. Lalu Lisa yang awalnya menatap arah depan menjadi menatap kaca di samping kirinya, yang menunjukkan lalu lalang kendaraan lain.
"Mampus dia denger. Goblok banget sih gue!" gumam Lisa sangat pelan, sedangkan Sehun yang mendengar Lisa yang berbicara tak jelas hanya menahan tawanya.
"Gue juga mau minta maaf karena asal ngajak lo pulang bareng tadi," kata Sehun lagi, Lisa yang mendengar itu bernapas dengan lega karena Sehun tak membahas masalah bunyi perutnya lagi.
"Gak perlu minta maaf anjir, gue geli banget denger lo yang biasanya gak mau kalah tiba-tiba merasa bersalah gini," ucap Lisa.
"Sebegitu menggelikan?" tanya Sehun.
"BANGET!" Sehun yang mendengar jawaban dari Lisa itu tertawa.
➖➖
"Sumpah iya gue juga sengakak itu!" tawa Lisa pecah, mereka sudah selesai makan siang dan kini mereka sedang mengobrol ringan serta bercanda.
"Jujur gue masih ngerasa aneh liat kita ketawa gini," ucapan dari Sehun itu ngebuat Lisa berhenti tertawa.
"Mungkin karena kita sering ribut kali ya," balas Lisa membuat Sehun mengangguk setuju.
"Gimana kalau kita temenan? biar gue gak ngerasa aneh lagi," saran Sehun karena selama ini mereka hanya tahu nama dari teman mereka bukan dari diri sendiri yang memberi tahu.
"Gue Alaska Sehun!" perkenal Sehun sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Harus banget jabat tangan?" tanya Lisa.
"Gak tau. Tapi biasanya kalau orang yang baru saling kenal suka jabat tangan." Jawab Sehun.
"Emang iya? tapi yaudah deh."
"Gue Auristela Lalisa!" sambung Lisa dan membalas uluran tangan Sehun itu.
Untuk pertama kalinya tangan mereka bersentuhan secara sengaja dan sukarela.
"Tangan lo lembut, pasti gak pernah beres-beres." Seloroh Sehun membuat Lisa langsung melepaskan tangannya.
"Apaan sih kenapa jadi ngatain gue!" ketus Lisa
"...Atau lo sebenarnya mau modus pegang-pegang tangan gue," sambung Lisa dan menunjuk-nunjuk wajah Sehun.
"Jari lo bisa diturunin? gak sopan nunjuk-nunjuk muka orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Your World
FanfictionAuristela Lalisa menganggap pertemuannya dengan Alaska Sehun itu ialah sebuah kesialan. Namun waktu mempertemukan mereka secara terus-menerus hingga memberikan sebuah rasa nyaman dan keinginan untuk terus bersama.