Lisa menyesal kenapa menolak ajakan Joy dan Jennie untuk pergi, karena sekarang Lisa terjebak dengan Rose yang sedang repot sendiri.
Gadis itu sibuk memasukkan barang kedalam kardus yang cukup besar.
Dan setelah menyelesaikan acara memasukkan barang dan melakban dua kardus, Rose meminta Lisa untuk membantunya mengangkat kardus itu.
"Apa yang gue dapetin kalau ngebantu lo?" Lisa bertanya.
"Jadi orang perhitungan banget lo!" dumel Rose.
"Perhitungan itu perlu buat orang yang kaya lo," balas Lisa yang diakhiri dengan senyuman yang sangat menyebalkan di mata Rose.
"Yaudah lo maunya apa?" tanya Rose dengan amat sangat terpaksa.
"Mau apa ya?" tanya Lisa sambil melipat kedua tangannya dan memasang ekspresi memikir.
"Mikirnya entar aja deh, sekarang bantu gue dulu." Ucap Rose tak sabaran.
"Yaudah deh."
"Tapi lo duluan aja entar gue nyusul, ada urusan bentar," lanjut Lisa.
"Beneran kan nyusul? Omongan lo sulit dipercaya," keluh Rose.
"Mau gue bantu gak nih?" kesal Lisa.
➖➖
Sekarang Lisa sudah keluar dari unitnya dengan membawa kardus yang berukuran sedang itu, dan untungnya kardus tersebut tidak terlalu berat.
Saat ingin menekan tombol lift, lift itu terbuka dan Lisa mendapati Sehun yang ada di dalamnya.
"Lo mau kemana sambil bawa kardus ini?" tanya Sehun lalu merebut kardus itu dari tangan Lisa.
"Eh gue bisa sendiri kok!" seru Lisa.
"Gue bantu, ini berat."
"Itu sama sekali gak berat kok!" kekeh Lisa.
"Mana ada, ini cukup berat."
"Yaudah iya, tapi gue bisa sendiri Sehun!"
"Gue cuma mau bantu, emang gak boleh?" tanya Sehun.
"Ya boleh-boleh aja, tapi gue lagi gak butuh bantuan." Jawab Lisa.
"Mau dibawa kemana?" tanya Sehun tak menghiraukan ucapan Lisa itu.
"Lo nyebelin ya, yaudah kalau itu emang mau lo. Tapi ini lo ikhlas kan tanpa ngarepin sesuatu dari gue?" tanya Lisa sambil menatap Sehun penuh selidik.
"Sesuatu? Ya engga lah, bisa gak sih lo gak berpikiran negatif sama gue," ucap Sehun.
"Gak bisa, habisnya gue dulu benci sama lo jadinya semua hal negatif bagi gue ada sama lo semua." Cerita Lisa.
"Tapi semakin gue kenal sama lo, ternyata lo orangnya sebaik itu." Tambah Lisa.
"Gue emang baik orangnya."
"Dih, orang baik itu diakui bukan mengakui," ucap Lisa sarkastik.
"Tadi lo mengakui kalau gue itu baik, dan gue barusan cuma memperjelas aja."
"Semerdeka lo aja dah." Sehun yang mendengar itu hanya terkekeh sedangkan Lisa yang melihat Sehun seperti itu hanya mendengus kesal.
"Mau dibawa kemana?" untuk kedua kalinya Sehun menanyakan hal yang sama.
➖➖
"Makasih atas bantuannya tadi," ucap Lisa, kini mereka sudah berada didepan unit Lisa.
"Anytime."
"Kalau gitu gue masuk dulu!" pamit Lisa dan berniat masuk.
"Tunggu!" ucap Sehun membuat Lisa mengurungkan niatnya untuk masuk.
"Kenapa?"
"Kalau ada apa-apa jangan sungkan buat hubungin gue, kalau gak sibuk gue pasti bantu." Jelas Sehun.
Lisa yang mendengar itu menatap Sehun dengan alis yang bertaut.
"Kenapa?" tanya Sehun bingung melihat tatapan Lisa padanya itu.
"Lagi-lagi gue selalu nethink dengan lo," gumam Lisa.
"Kita kan udah temenan, gak salah kan baik sama temen sendiri?" ucap Sehun diakhiri dengan helaan nafas.
"Orang yang gak waras yang nganggap itu salah."
"Kalau gitu gue bakal buat lo berhenti nethink dengan gue," ucap Sehun.
"Kenapa sampai segitunya?"
"Karena gue mau."
"Itu aja?" Lisa merutuki mulutnya sendiri, kenapa bertanya sampai begitunya.
"Hm mungkin," jawab Sehun
"Gue cuma ngikutin kata hati gue aja." Lanjut Sehun.
➖➖
🌀🌀🌀
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Your World
FanfictionAuristela Lalisa menganggap pertemuannya dengan Alaska Sehun itu ialah sebuah kesialan. Namun waktu mempertemukan mereka secara terus-menerus hingga memberikan sebuah rasa nyaman dan keinginan untuk terus bersama.