Lisa bangun lebih pagi dari biasanya, rencananya hari ini ia ingin memasak untuk Sehun. Maksudnya sejak kejadian kemarin itu, ia menjadi sangat merasa bersalah pada Sehun, karena dirinya, Sehun harus menghentikan sejenak aktivitas yang melibatkannya tangannya.
Ya walaupun Sehun meyakini Lisa jika itu tak masalah baginya tapi tetap saja Lisa tidak enak hati. Dan saat ini Lisa berdiri menatap isi kulkasnya, ia sungguh bingung harus memasak apa sekarang. Akhirnya ia memutuskan untuk bertanya di Twitter.
BUTUH SARAN
PADA GAK NYANGKA
Rose keluar dari kamarnya setelah membaca tweet terbaru Lisa, masih kaget dan gak nyangka.
"Lisa lo kerasukan setan apa, ha?" tanya Rose lalu membalikkan tubuh Lisa secara paksa saat gadis itu tengah mencuci tangannya.
"Je mending lo pergi kalau gak mau bantu gue," jelas Lisa.
"Jawab gue dulu!"
"Atau jangan-jangan sebenarnya yang di depan gue sekarang bukan Lisa? ngaku lo? ayo siapapun lo cepat keluar dari tubuh Lisa!" usir Rose, membuat Lisa memutar bola matanya malas.
"Rose lo mau gue geplak? gue Lisa babi!" kesal Lisa.
"Terus lo kenapa tiba-tiba pengen masak? biasanya juga males banget."
"Gue mau masak buat Sehun," cerita Lisa.
"APA? GUE GAK SALAH DENGER KAN?" tanya Rose heboh. Lisa yang mendengar itu mengabaikannya dan lebih memilih untuk melanjutkan acara memasaknya.
"Lisa lo gak lagi kerasukan sesuatu kan?" lagi-lagi Rose bertanya.
"Gue ngelakuin ini karena masih ngerasa gak enak sama dia," jelas Lisa, dan Rose menghembuskan nafasnya pelan. Memang Lisa adalah orang yang kadang terlihat bodo amat dan emosian, tetapi dibalik sikapnya yang begitu, Lisa adalah orang yang sangat tidak enakkan seperti sekarang contohnya. Lisa akan terus mengingatnya sampai kondisi orang yang membuatnya merasa bersalah-Sehun-kembali seperti semula.
"Nanti temenin gue ke sana ya." Lanjut Lisa lagi.
"Males ah," tolak Rose, karena Rose berencana di waktu senggangnya ini, ia ingin melakukan me time.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Your World
FanfictionAuristela Lalisa menganggap pertemuannya dengan Alaska Sehun itu ialah sebuah kesialan. Namun waktu mempertemukan mereka secara terus-menerus hingga memberikan sebuah rasa nyaman dan keinginan untuk terus bersama.