Chapter 4 (his precious man)

4.7K 537 128
                                    

Happy Reading🍼
.
.
.

"untuk permasalahan ponselnya aku bisa membahas dengan Gulf besok, semoga besok Ia sudah tidak dalam mode " Kana"nya lagi..."


"Sweet dreams, Sayang. I will always love you. So so much. "

•••

Keesokan Paginya...

Gulf terbangun dari tidurnya, Ia melihat bingung sekeliling kamarnya, atensi kedua matanya menangkap tempat yang tidak asing, yaitu kamarnya sendiri.

Ia tidak ingat dengan kejadian kemarin, terakhir Ia hanya ingat bahwa ada yang meneleponnya saat Ia akan meninggalkan kampus, dari sekian banyaknya panggilan masuk Ia hanya menanggapi satu panggilan dari penelepon tersebut, saat si penelepon itu mulai berbicara Gulf merasa tidak asing dengan suara ini ingatannya yang samar berusaha memaksa pikirannya untuk mencari tahu suara dari orang ini, namun entah kenapa semakin Gulf. paksakan jantungnya mulai berdegup kencang dan dadanya terasa sakit, tangan yang Ia gunakan untuk memegang teleponnya menjadi gemetar ditambah perasaan takut yang menyelimutnya.

Namun, Ia merasa Ia tidak perlu bertemu dan juga tidak mau tentang orang ini. Ia berlari menuju masuk ke dalam kampus kembali begitu si penelepon bilang bahwa Ia sudah berada di parkiran kampus.

Gulf mencoba mengingat apa yang terjadi setelah itu, apa Ia bertemu dengan orang itu? Apa Ia mengetahui tujuan dari orang itu, tapi sekarang Ia berada di apartemen menandakan bahwa Ia baik-baik saja.

Tidak lama Mew masuk, mendudukan dirinya disamping Gulf yang tengah terdiam tanpa berkedip sedikitpun.

"Gulf...?" tangan kekarnya terulur menyentuh tangan kekasihnya, mengusapnya perlahan seakan memberitahu ada dirinya disini.

Namun Gulf tetap diam, kedua pandangannya kosong membuat Mew menjadi khawatir.

"GULF... SAYANG! " Mew sekali kali memanggil Gulf, kali ini suaranya Ia naikan sedikit.

Gulf tersentak kaget lalu segera menatap Mew yang berada disampingnya seraya menggelengkan kepalanya.

"Phi? Sejak kapan Phi disini?" Gulf masih terlihat seperti orang bingung.

"Sudah daritadi. Apa yang terjadi? Apa ada hal yang kamu pikirkan?" Kini tangan yang Ia gunakan untuk mengelus punggung tangan Gulf Ia gunakan untuk mengusap surai hitam milik Gulf dengan lembut.

"Bukan masalah serius, Phi. Hanya saja aku tidak bisa mengingat apa yang aku lakukan kemarin. Aku hanya ingat terakhir kali aku mengatakan pada Up kalau aku akan bolos" cerita Gulf kepada Mew, Gulf sengaja tidak menceritakan si penelepon itu karena takut membuat Mew berpikir berlebihan.

Mew mendengarkan dengan seksama apa yang Gulf bicarakan setelah selesai Ia mengangguk maklum, dirinya tidaklah malah Ia hanya khawatir berlebihan dengan kekasihnya ini, perasaan posesifnya sangat menguasai dirinya jika tentang Gulf.

"Gulf, kamu kemarin ketiduran di perpustakaan sampai kampus mau tutup. Saat aku membangunkanmu sifat aneh mu yang kemarin muncul lagi.." jelas Mew sembari menatap sekilas kedua mata Gulf.

"Aku ketiduran di perpus hingga kampus mau tutup? Pasti P'Mew menungguku sangat lama di parkiran kampus? Phi... Aku sungguh minta maaf..." ujar Gulf dengan perasaan bersalah. Sorot kedua matanya yang sedikit sayu meluluhkan hati Mew.

Mew menggeleng pelan, Ia menarik Gulf kedalam pelukannya guna menenangkannya "It's okay, babe. Ini sama sekali bukanlah kesalahanmu,jangan terlalu dipikirkan" perkataan Mew tentu saja membuat Gulf tenang.

'Kana Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang