chapter 8 (bad dreams)

3.5K 430 123
                                    

Happy Reading🍼
.
.
.

Sinar matahari baru saja masuk melalui celah-celah jendela mereka, cahayanya sedikit mengenai 2 insan yang saat ini masih tertidur dengan lelapnya seakan belum siap menjalani hari.

Gulf bergerak tidak nyaman dalam tidurnya, keningnya berkerut. Ah bisa dibilang Ia sedang mengalami mimpi buruk.

"Pho, Kenapa kita kemari?" Gulf kecil yang kala itu berumur 6 tahun bertanya kebingungan sambil terus memegang tangan Pho nya erat.

"Menemui teman Pho. Nanti Kana harus bersikap baik dengan teman Pho, okey? Tidak boleh berbuat nakal" Pria paruh baya yang Gulf kecil panggil Pho itu berbicara dengan nada seperti menasehatinya, mengangkat tubuh kecil Gulf untuk duduk di kursi panjang yang telah disediakan di halte yang tidak jauh dari rumahnya.

Gulf kecil yang berumur 6 tahun pun hanya mengangguk, kaki-kaki kecilnya bergerak kedepan dan kebelakang kedua matanya yang berkilau menatap kendaraan yang tengah berlalu-lalang tepat di hadapannya.

Tidak lama mobil mewah berwarna hitam berkilau berhenti tepat di depan mereka berdua, beberapa orang berjas hitam tampak keluar dari mobil, wajah dari masing-masing orang itu tidak terlihat karena memakai kacamata hitam dan juga masker.

"Apa ini anak yang tertulis di surat perjanjian?" tanya salah satu pria berjas itu tegas to the point.

Pria paruh baya itu sontak berdiri, membusungkan badannya sedikit kedepan sembari mengangguk.

"Benar, dia anaknya" jawab Pria paruh baya itu.

"Baiklah, cepat masuk ke dalam mobil, Tuan sudah menunggu" intonasi memerintahnya seakan dipatuhi oleh Pria paruh baya itu.

Ia menggenggam erat tangan anak semata wayangnya itu, menatap kedua mata Gulf kecil yang terlihat bingung dan ketakutan.

"Kana, tidak perlu takut. Kamu hanya perlu menuruti permintaan dari mereka, Pho akan menjemputmu nanti, okay?"

Gulf kecil menatap bergantian orang-orang di hadapannya ini "Mereka siapa, Pho? Kana nda mau sama mereka, mereka seram... Pho kita pulang saja, Kana belum melanjutkan buku mewarnai yang kemarin ya ya..." Gulf kecil menarik tangan ayahnya berlawanan arah, Ia takut, Ia hanya ingin pulang dan bermain dengan buku mewarnai miliknya.

Ayah Gulf menyamakan tingginya setara dengan Gulf kecil, mungkin secerca perasaan tidak tega terlintas di tatapannya.

"Kana, hanya kamu yang bisa membantu Pho. Jadilah anak yang baik, kamu harus mendengarkan Pho jika ingin melanjutkan buku warnamu." ucap ayah Gulf.

Gulf kecil menggeleng, kedua matanya berkaca-kaca namun seakan tidak ada belas kasihan para pria berjas itu langsung menarik Gulf kecil secara paksa memasuki mobil.

"PHO... KANA GAMAU IKUT SAMA OM-OM INI... HIKS... LEPASIN KANA... GULF MAU SAMA PHO... PHOOO" lalu perlahan suaranya mulai menghilang begitu pintu mobil tertutup dan melaju meninggalkan ayah Gulf yang masih terdiam di halte kosong itu.

'Kana Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang