Happy Reading🍼
.
.
."Gulf dalam mode ini benar-benar membuatku gila! Ya Tuhan jika boleh jujur Kana di dalam diri Gulf membuat Gulf begitu menggoda" lagi-lagi Mew hanya bisa berteriak di dalam hatinya. "Gulf dalam mode ini benar-benar membuatku gila! Ya Tuhan jika boleh jujur Kana di dalam diri Gulf membuat Gulf begitu menggoda" lagi-lagi Mew hanya bisa berteriak di dalam hatinya.
•••
Pagi ini berjalan seperti biasanya, setelah Mew mengantar Gulf ke kampus Ia segera menuju ke kantornya, bagaimanapun pekerjaan kantornya bukanlah hal sepele,cukup membuatnya sedikit lelah, apalagi pikirannya masih dipenuhi pertanyaan tentang kejadian kemarin.Sesampainya di kantor, Ia segera disambut hormat oleh beberapa karyawan disana, biasanya Mew akan melayangkan senyum tipis untuk mereka begitu memasuki kantor, namun untuk kali ini Mew berjalan lurus dengan pandangan menatap kedepan dan segera memasuki ruangannya.
Para karyawan yang memberi salam itupun sedikit bingung dan menatap satu sama lain.
"Apa kau lihat sepertinya mood Pak Mew sedang tidak baik" ujar salah satu karyawan wanita yang diangguki oleh karyawan wanita lainnya.
"Kau benar, Pak Mew terlihat memiliki mood yang buruk lebih baik kita selesaikan semua pekerjaan ini sebelum Pak Mew marah"
Sementara di dalam ruangan kerjanya, Mew sibuk memutar pena nya yang ada diruas-ruas jarinya sedangkan kedua matanya menatap ponsel miliknya yang menampilkan nomor peneror kemarin.
"Mengapa Ia langsung mengganti nomor teleponnya jika Ia sangat ingin bertemu dengan Gulf..."
"... dan kenapa Gulf terlihat takut, apa orang ini juga yang membuat Gulf ketakutan saat pertama kali sifat kanak-kanaknya muncul" pikir Mew, pikirannya benar-benar dipenuhi oleh Gulf sekarang ini, mulai dari sifat aneh kekanakan Gulf, lalu seseorang yang membuat Gulf ketakutan dan menjadi pemicu sifat kekanakan milik Gulf.
Tidak lama Mew segera mengambil telepon yang telah disediakan di meja kantornya, Ia memanggil salah seorang karyawannya yang merupakan kaki tangannya untuk mencari tahu tentang nomor telepon ini.
Tok tok tok..
"Masuk" ujar Mew dari dalam, si pengetuk segera masuk lalu memberi salam kepada Mew.
"Pak Mew memanggil saya?" tanya karyawan itu sembari menutup pintu ruangan Mew.
"Sudah aku bilang untuk berbicara santai jika kamu hanya berdua denganku, Saint. Aku tidak terbiasa berbicara formal dengan temanku sendiri" Mew mengubah intonasi suara tegasnya menjadi santai.
Saint terkekeh mendengar ucapan Mew, Ia lalu duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan kursi Mew.
"Hahaha maaf Mew aku sudah terbiasa memanggilmu dengan sebutan pak, lagipula ini bentuk terimakasih ku karena kamu telah memberikanku pekerjaan disini, aku sangat terbantu dengan itu" ujar Saint.
"Tidak perlu berterimakasih, Aku tahu kamu memiliki kepribadian serta kinerja yang cukup baik, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu untuk merekrutmu"
Saint mengangguk sembari melemparkan senyumnya, mereka berdua merupakan teman satu sekolah dengan 2 latar belakang yang berbeda, disaat Saint memerlukan uang untuk membayar hutang-hutangnya, Ia meminta bantuan kepada Mew, tidak disangka Mew malah merekrutnya untuk bekerja di perusahaan yang sekarang Mew pegang.
"Jadi ada apa memanggilku, Mew?" tanya Saint
"Begini, aku memanggilmu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, tidak berat hanya saja ini sedikit melenceng dari pekerjaan perusahaan, apa kamu bisa?" Mew menyodorkan kertas kecil yang berisikan nomor telepon itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Kana Little Space
FanfictionMew yang tergesa-gesa pulang kembali ke apartemennya setelah menerima telepon darurat dari sang pacar menemukan keanehan pada hari itu. "Kak Miu! Kak Miu kenapa lama sekali, Kana bosan tau! Kana mau ais krim! Kak Miu lama ngga bakal Kana maapin wle...