Chapter 11 (the 6 y.o boy!)

3.1K 414 80
                                    

Happy Reading🍼
.
.
.

"... dan tentunya merasakan itu denganku. Bukan dengan yang lain" Mew menatap Gulf yang kini tertidur dengan wajah damainya tanpa terusik sedikitpun. Gulf adalah orang yang Ia pilih untuk Ia bahagiakan, Ia hanya berharap Ia bisa memegang perkataannya itu untuk Gulf dan juga dirinya.

•••

Saat ini Mew tengah menatap lekat sang kekasih tepat di tepi tempat tidur mereka,kedua pandangannya seakan enggan menatap kearah yang lain, sesekali ibu jarinya mengelus wajah putih nan bersih milik Gulf.

Ia baru saja membawa Gulf ke kamar, Gulf benar-benar tertidur setelah lelah menangis, membuat Mew menghela nafas leganya perlahan.

Dilihatnya wajah sang kekasih yang kini masih setia menutup kedua matanya, jejak air mata di ujung matanya sudah mengering namun masih terlihat jelas kedua matanya masih sembab dan memerah akibat menangis.

Kedua alisnya menyiratkan kesedihan, Ia sangat ingin menunjukkan senyum tulusnya saat memandangi wajah kekasihnya yang manis ini ,namun saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengaguminya, bukan?

"Jika kamu tidak dalam kepribadian Kanamu, apa kamu akan tetap seterbuka itu denganku, Gulf?" tangan kanannya beralih ke tangan sang kekasihnya, Ia menggenggam tangan kiri milik Gulf dengan erat.

"Kamu tahu? Kamu terlalu memaksakan dirimu untuk terlihat kuat didepanku,"

"Jika aku bisa mungkin aku akan mencari Pho mu lalu memasukkannya ke dalam penjara agar dia menebus semua yang telah Ia lakukan kepadamu. Aku sangat marah, sangat sangat marah asal kamu tahu"

"...tapi kepribadian Kana mu benar-benar membuatku ragu akan keinginanku, aku tidak tahu saat kamu membicarakan rindu dengan Pho mu itu suara hati Kana atau dari dirimu sendiri,Gulf."

"...tapi kalian berdua benar-benar membuatku gila." Mew menempelkan keningnya di punggung tangan milik Gulf mengecup punggung tangan milik Gulf seraya memejamkan kedua matanya.

Mew terus-terusan mengeluh meski Gulf tidak dapat mendengarnya.

drtt... drtt.. drt..

Mew mengambil ponselnya yang berada disakunya dengan satu tangan yang masih mengelus kepala Gulf.

"Ada apa?"

"....."

"Rapat penting? Apa bisa ditunda?"

"....."

"Baiklah, aku akan segera kesana, ajak mereka makan siang untuk terlebih dahulu."

"..... "

Ia meletakkan ponselnya di atas kasur dengan keadaan layar yang masih menyala kemudian menatap Gulf khawatir, bagaimana Ia dapat meninggalkan Gulf nya sendiri disaat Gulf masih dalam kepribadian Kana nya? Ia juga tidak bisa membatalkan rapat penting itu karena saat ini perusahaan yang Ia pegang belum sepenuhnya miliknya, melainkan masih hak penuh ayahnya.

"Phi akan segera kembali naa," ujar Mew seraya mencium kening Gulf, lalu berjalan keluar kamar.

•••
Saat ini mobil Mew terpakir tepat di parkiran sebuah restoran, Ia mengetukkan jari-jarinya ke stir mobilnya, antara ragu dan juga tidak tenang.

'Kana Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang