48

24.8K 1.3K 148
                                    

I'm back><

Udah lama gak up ya^^

Semoga kalian suka sama part kali ini:))

Selamat membaca:) i love you guys<3



*


Abel diam membisu mendengar apa yang ibu dari Citra katakan, dia masih bingung harus menjawab apa.

"Untuk itu, tante dan ayah meminta kamu untuk bersedia menerima keputusan kami,"

Lagi-lagi Abel diam membisu, matanya menatap dalam mata milik ibu Citra, dia mampu melihat rasa sakit dari sana. Abel tidak bodoh untuk tahu bahwa istri dari ayahnya itu mencintai ayahnya, tapi ... ayahnya yang masih memikirkan sang bunda pun mampu menyakiti hati dari ibu Citra.

"Kalian bercanda? Kenapa baru sekarang kalian menjelaskan ini semua?!" jeritnya membuat orang-orang menatap meja mereka dengan tatapan aneh.

Sang ayah hanya bisa menelan ludahnya kasar, dia tahu dia juga salah di sini, tapi Abel juga tidak bisa bersikap seperti ini karena dulu dialah yang tidak ingin mendengarkan penjelasan dari sang ayah.

"Ayah, ayah mencintai tante Cici?" tanya Abel dengan serius.

Sang ayah melirik Ibu dari Citra sekilas kemudian menatap putrinya lagi.

"Sampai saat ini ... ayah belum merasakan cinta padanya,"

Abel mengangguk mengerti, matanya beralih menatap ibu Citra.

"Tante mencintai ayah?"

Ibu Citra dia membisu dengan menundukkan pandangan, tangannya memilin jari-jarinya. Jika boleh jujur, dia sangat mencintai ayah dari Abel, rasanya tidak mungkin jika hidup satu atap bertahun-tahun tanpa tumbuh rasa cinta, bukan?

"Tante?"

Helaan napas panjang terdengar dari mulut istri dari ayah Abel itu, dia menatap Abel dan suaminya sendu.

"Sebenarnya tante mencintai ayahmu, maaf jika apa yang tante katakan ini sudah kelewatan," ucapnya dengan tersenyum lembut.

Ayah Abel sontak mematung mendengar apa yang istrinya katakan, sedangkan Abel sudah tahu jawabannya sendiri. Dia tidak dekat dengan ibu sambungnya, tapi dia juga seorang wanita, dia tahu bagaimana rasanya. Bahkan Abel dan Abi yang menikah terpaksa dan baru berjalan beberapa bulan pun kini telah tumbuh rasa cinta, bagaimana dengan mereka berdua yang hampir tiga tahun?

"Ke-kenapa tidak pernah mengatakannya padaku?" tanya Ayah Abel dengan wajah kagetnya.

"Jadi? Kalian masih ingin meneruskan perceraian kalian?"

Sang ayah menggeleng sedangkan ibu sambungnya mengangguk, Abel tersenyum tipis melihat reaksi mereka berdua.

Dia sadar, dia tahu ayahnya merasakan perasaan yang sama dengan ibu sambungnya, tapi ayahnya terlalu gengsi mengatakan rasa cintanya sendiri.

"Kenapa kalian ingin bercerai?" tanya Abel dengan menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kami memutuskan bercerai karena ayah kira Cici tidak memiliki perasaan pada ayah, ayah pun tidak ingin menyakitinya terus menerus," jawab sang ayah.

Abel beralih menatap ibu dari Citra dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Jika boleh jujur, tante tidak ingin bercerai dengan ayahmu, tapi ... apa yang ayahmu katakan memang benar. Ayahmu tidak mencintai tante, untuk apa tante masih bertahan? Toh kamu pun senang bukan dengan kabar ini?"

Abel tersenyum miring mendengar apa yang dia katakan. "Aku sangat senang, tapi itu dulu sebelum aku tahu titik permasalahannya,"

"Jika kalian memang ingin bercerai silahkan! Aku gak akan ngelarang, tapi coba pikirkan lagi! Kalian sudah bukan remaja lagi, harusnya kalian mengerti."

Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang