Chapter 25 | Semangat Yang Membara

118 33 5
                                    

"Para Zionis kembali meresahkan penduduk di Jalur Gaza. Mereka melakukan penggusuran paksa, penyiksaan, dan pemerkosaan kepada para gadis dalam beberapa hari ini. Hari ini, mereka akan melaksanakan pengusiran paksa kepada seluruh penduduk disana.. karena mereka tidak sendiri, mereka dibantu oleh pasukan elit dari beberapa pendukungnya" ucap Jenderal Ahmed dengan tatapan tajamnya. Rahangnya mengeras.

"Untuk seluruh pasukan Sniper Hamas, akan langsung diterjunkan bersama anggota Hamas! Kalian tidak akan menembak dari jarak jauh, namun dalam jarak dekat!! ” lanjut pria tua itu dengan tegas.

"Semua pasukan Hamas akan diterjunkan ke medan pertempuran! Lindungi negeri dengan segenap jiwa dan raga kalian!! Jangan sampai tentara Zionis itu mendapatkan apa yang mereka inginkan!!! ”

Seluruh pasukan Hamas mengangguk tegas. Semangat berjihad berkobar dalam dada mereka. Apapun akan mereka lakukan supaya Palestina terbebas dari tentara Israel.

Zayed berdiri di samping Jenderal Ahmed. Tubuhnya telah terbalut dengan rompi anti peluru. Kedua tangannya tertutupi dengan sarung tangan hitam. Tak lupa, penutup wajah yang selalu menghiasi kepalanya.

Zayed menatap lurus ke depan. Kedua matanya memerah. Rahangnya mengeras. Tangannya mengepal di belakang tubuhnya.

“Jangan pernah takut!! Jangan pernah ragu untuk melindungi tanah para Nabi!!! Jika kita tewas, Allah memberikan pahala syahid kita!!! Surga, apakah kalian ingin meraihnya?!!! Jika iya, lawan musuh Allah dan selamatkan negeri ini!!! Allahu Akbar!!! ” teriak Zayed seraya mengangkat kepalan tangannya ke atas.

“Allahu Akbar!!! Allahu Akbar!!! ”

Tak berselang lama, beberapa mobil berhenti di belakang mereka. Zayed menatap pria tua di sampingnya. Jenderal Ahmed mengangguk singkat.

“Kita berangkat sekarang!! Mereka membutuhkan kita!!! ” perintah Zayed seraya berlari menuju mobil tersebut. Lalu, memberikan komando kepada seluruh anggota agar cepat masuk ke dalam mobil.

oOo

“Lebih baik kalian segera pergi dari sini!! Atau kami akan menarik kalian secara paksa!! ” teriak seorang pria dengan baju loreng kebanggaannya. Senapan laras dia todongkan di depan beberapa wanita.

“Kami tidak akan pergi dari sini!! Ini tanah kami! Kalian tidak berhak mengambilnya!! ”

Doorrr

Seorang wanita berjilbab biru tua tersungkur di atas tanah dengan bersimbah darah.

“Itulah akibatnya jika kalian melawan!! ” ucap pria itu sambil tersenyum miring.

“Cepat pergi dari sini atau kalian akan bernasib sama seperti wanita ini!!! ” perintah pria berseragam loreng militer itu seraya berteriak.

“Kami tidak akan pergi!! ”

Seketika, wajah pria itu memerah. Kaki kanannya siap menendang gadis cilik berambut pirang di depannya.

Hup. Pria itu berdiri kaku. Kakinya digenggam oleh seorang pria bermata cokelat. Ya, dia Zayed.

Zayed menatap tajam. Tangannya mencengkram kaki itu dengan kuat. Pria itu meringis kesakitan. Berusaha melepaskan kakinya dari tangan Zayed.

Setelah terlepas, pria itu menodongkan senjata panjangnya di depan Zayed. “Pergilah dari sini!! Kau tidak berhak ikut campur!!!”. Zayed hanya menyeringai. Salah satu alisnya terangkat.

“Kenapa tidak? Ini tanah kami, seharusnya kalian yang pergi!! Bukan kami”

Doorrr

Pria itu baru saja menarik pelatuknya di depan Zayed. Dengan gesit, Zayed menghindar. Lalu, membalas serangan pria di depannya dengan pistol.

Doorrr

Pria itu jatuh tersungkur. Dia mendongak menatap Zayed dengan sayu. “K-kau.. ”. Belum sempat melanjutkan, jantungnya telah berhenti berdetak.

Zayed berbalik. “Tenanglah, kalian semua dalam perlindungan.. Segera menjauh dari sini! Kami akan mengatasi mereka”. Mereka mengangguk. Lalu, berlari meninggalkan Zayed.

“Kau hebat, capten.. Tidak salah jika kau menjadi komandan seluruh pasukan Hamas” puji pria di belakang Zayed.

“Jangan membahas hal itu di saat seperti ini, Fadel!! ”. Fadel hanya menyengir kuda seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Maaf.. ”

Tak berselang lama, beberapa pria berpakaian loreng datang dari berbagai arah. Zayed beserta seluruh anggota, bersiap siaga di tempat. Tangannya menggenggam erat senjata mereka masing-masing.

Wah, wah.. pertunjukan yang begitu menakjubkan! Lebih hebat lagi, jika dilanjutkan, bukan? ”. Zayed hanya diam. Netra matanya menatap tajam pria yang diyakini ialah pemimpin mereka.

“Lebih baik kalian pergi dari sini! ”

“Atas dasar apa kalian mengusir kami? Tanah ini, akan kami jadikan resort mewah.. supaya pemasukan kami semakin bertambah. Jadi, sebaiknya, kalian yang harus pergi!! ” ucap pria bername tag Samuel itu sambil berteriak.

Zayed tersenyum miring. “Kami tidak akan pergi!! Jika melawan kalian adalah pilihan satu-satunya, akan kami lakukan!!! ”

Samuel bertepuk tangan. “Hebat, hebat.. jika itu pilihan kalian, selamat menikmati hari terakhir kalian di muka bumi!! ”. Zayed menggertakkan giginya. Kedua matanya memerah. Dengan cepat, jari telunjuknya menarik pelatuk senjatanya.

Doorrr

Seorang pria berseragam militer telah tergelak tak bernyawa. Samuel yang melihatnya, menatap Zayed dengan penuh amarah.

Serangan pun mulai diluncurkan. Tembakan demi tembakan dikeluarkan. Sesekali, mereka berlindung.

Doorrr

Doorrr

Suasana semakin menegang. Pertempuran baru saja dimulai.

oOo

🇵🇸Pray For Palestina🇵🇸

Assalamu'alaikum, Heaven Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang