Chapter 26 | Melangkah Pergi

181 38 7
                                    

Kau bagaikan bidadari
Membuat hati ini begitu mencintai
Mungkin, kisah kita berakhir sampai disini
Namun, ku berharap, surga menjadi tempat pertemuan kita lagi

Terimakasih telah menjadi penjaga hati
Namun, maaf aku harus pergi
Dirimu akan tetap menjadi bidadari qalbu
Yang akan ku ingat selalu

Aku mencintaimu
Tapi, Allah lebih mencintaiku
Aku menyayangimu
Tapi, surga telah memanggilku
Selamat tinggal



Doorrr

Doorrr

Pertempuran masih berlanjut. Zayed terus menembak. Kepalanya melihat sekitar. Telah banyak rekan seperjuangannya telah gugur. Telah menjadi syuhada.

Zayed menggertakkan giginya. Rahangnya mengeras. Jari-jarinya terus saja menarik pelatuk itu tanpa henti.

Suasana semakin menegang. Zayed berbalik. Memberikan semangat kepada beberapa anggota yang tersisa. "Semangat!! Jangan pantang menyerah!! Surga menanti kita!!! "

"Allahu Akbar!!! "

Semangat yang awalnya padam, kini kembali berkobar. Mereka terus menembak dengan sangat antusias.

Musuh belum saja menyerah. Walaupun jumlah mereka kalah banyak karena teman-teman mereka telah terjatuh di atas tanah.

Doorrr

Doorrr

Zayed terus meluncurkan tembakan. Satu persatu, musuh tergeletak tak bernyawa. Zayed menatap satu pria yang tersisa. Samuel, pemimpin dari tentara Zionis itu.

Doorrr

Peluru tersebut menancap di dada kiri Samuel. Dia tersungkur di depan Zayed. Kepalanya mendongak seraya membersihkan darah di ujung bibirnya.

"I-inilah a-wal per-tem-puran y-yang se-be-nar-nya.. " ucap Samuel sebelum jantungnya berhenti berdetak.

Zayed terpaku. Kemudian, berbalik. "Bersiap di posisi!! "

Doorrr

Doorrr

Zayed kembali memasukkan amunisi ke dalam senjata miliknya. Baku tembak kembali terjadi.

Beberapa pria berpakaian hitam datang dari segala penjuru arah. Tembakan demi tembakan terus diluncurkan.

Doorrr

Doorrr

Doorrr

Zayed membalas serangan tersebut. Satu persatu, musuh kembali tumbang. Zayed terus menarik pelatuk itu ke segala arah. Berusaha melindungi rekan-rekannya yang terluka.

"Allahu Akbar!! Allahu Akbar!! Allahu Akbar!!! " teriak Zayed dengan bahagia. Senyumnya mengembang. Kedua matanya berbinar. Semua musuh telah tumbang. Dengan cepat, Zayed melepas rompi anti peluru yang penuh dengan darah itu.

Tampak dari arah jauh, seorang wanita tengah memberikan pertolongan kepada salah satu korban. Tanpa diketahui, ternyata ada satu musuh yang masih hidup. Dia menodongkan senjata panjang ke arah wanita itu.

Zayed membulatkan kedua matanya. Dengan cepat, kedua kakinya berlari. "Haura!!! "

Doorrr

Zayed membeku di tempat. Kepalanya menunduk ke bawah. Tangannya menekan dada kirinya.

Darah.

Kedua kakinya lemas. Zayed terbatuk. Darah segar keluar dari bibirnya.

"Z-Zayed!! "

Haura mendekati Zayed yang telah tergeletak di atas tanah. Kedua matanya memanas. "Aku mohon, bertahanlah!!! " pinta Haura sambil berteriak.

Tak berselang lama, seorang pria berjas putih datang menghampiri mereka berdua. Dia berjongkok di samping kanan Zayed. Dengan cepat, pria itu mulai membuka tas miliknya. Namun, sebuah tangan mencekalnya.

"J-jangan.. h-hidup-ku t-ti-dak a-akan l-lama l-la-gi.. " ucap Zayed dengan terbata-bata. Lalu, dia kembali batuk. Darah segar kembali keluar dari mulutnya.

Haura menggelengkan kepalanya. Air matanya terus saja mengalir dengan deras.

"H-Hanan.. a-aku m-ohon, j-jaga H-Haura d-de-dengan b-ba-ik". Hanan mengangguk tegas.

"Zayed, aku mohon, jangan katakan itu! Hiks.. hiks" ucap Haura di sela-sela tangisannya.

Zayed membuka pelan penutup wajahnya. Lalu, tersenyum tipis kepada Haura.

"Zayed, Haura mencintaimu. Dia menolak saya dan memilih kembali kesini karena dia.. lebih memilihmu"

Zayed terpaku. Kemudian, menatap Haura dengan sayu. "J-jika i-itu b-ben-ar.. k-ku m-mo-hon, l-lu-pa-kan a-ku, H-au-ra.. ".

Haura menggelengkan kepalanya. Dadanya begitu sesak. Air mata terus saja mengalir di cadarnya.

"A-aku j-juga men-cin-tai-m-mu.. t-ta-pi, k-ku m-mohon, l-lu-pa-kan a-aku.. d-dan co-ba-lah un-tuk men-cin-tai H-Hanan. Cin-ta-nya t-tu-lus ke-pa-da-mu.. ". Haura menggeleng. Air matanya terus saja keluar.

"Cinta tidak bisa dipaksakan, Zayed!!! "

Zayed menggeleng pelan. "A-aku y-yakin, d-dia b-bi-sa men-ja-di i-mam y-ang ba-ik un-tuk-mu.. ". Haura menggeleng pelan. Air mata semakin mengalir dengan deras.

"K-ku m-mo-hon, j-jangan me-nang-is.. " ucap Zayed sambil membersihkan darah di ujung bibirnya.

"H-Hanan, j-ja-ga d-dia.. cin-ta-i d-dia.. a-aku per-ca-ya, k-au b-bisa mem-bu-at H-Hau-ra men-cin-tai-mu su-atu sa-at nan-ti.. "

Tiba-tiba, nafas Zayed tersengal-sengal. Kedua matanya menatap langit. Kemudian, bibirnya melantunkan kalimat syahadat.

"Asy-hadu an-laa ilaa-ha illa-llah.. Wa asy-ha-du an-naa mu-ham-madar ra-suu-lu-llah.. "

"Zayed!!! "

oOo

🇵🇸Pray For Palestina🇵🇸

Assalamu'alaikum, Heaven Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang