Chapter 22 | Mencoba Melupakan

112 30 3
                                    

Ada 3 hal yang menjadi kunci dalam kehidupan
Jalani,
Nikmati,
Lalu syukuri



Di sebuah ruangan, lantunan Al-Qur'an terdengar begitu indah. Ayat-ayat Cinta-Nya begitu merdu dibacakan oleh pria berjubah putih itu. Wajahnya basah dengan air wudhu. Kedua matanya begitu fokus membaca mushaf Al-Qur'an. Dia adalah Zayed.

Hingga akhirnya, dia berhenti. Keduanya tangannya mengambil mushaf itu. Lalu, menciumnya dengan lembut. Kedua matanya terpejam. Zayed mengelus mushaf tersebut.

Saat ini, dirinya berada di rumah Zaynah. Sedangkan rumahnya, Zayed memilih untuk diberikan kepada pihak yang membutuhkan. Entah mengapa, rasanya, Zayed ingin sekali memberikan kenangan lebih banyak untuk Zaynah dan Rahaf. Dirinya merasa, pangilan itu mulai dekat.

“Kakak! Mari, kita makan bersama! ”

Zayed membereskan sajadah. Kemudian meletakkan mushaf itu di atas nakas. Lalu, berjalan menuruni anak tangga.

Terlihat, Rahaf telah duduk di kursi. Sedangkan, sang adik tengah menghidangkan masakan buatannya di atas meja. Zayed mendekat. Lalu, membantu Zaynah.

“Terimakasih, kak”. Zaynah mengulas senyum. Zayed tersenyum seraya mengangguk.

Kemudian, mereka berdua duduk di antara Rahaf. 3 piring berisi maqluba, terdiri dari daging, nasi, dan sayuran goreng yang ditempatkan dalam panci yang dibalik saat disajikan. Selain itu, 3 cangkir gelas yang berisi sahlab.

“Sebelum kita makan, alangkah baiknya kita memuji Sang Khalik. Berdo'a dengan harapan, apa yang kita makan, adalah makanan yang baik.. Bismillahirrahmanirrahim.. ”

Doa dipimipin oleh Zayed. Kedua mata mereka terpejam seraya mengamini apa yang diucapkan Zayed. Setelah itu, mereka mulai menikmati hidangan yang disajikan.

“Ka- ”

“Habiskan dulu makananmu itu! Tidak baik jika makan sambil berbicara” perintah Zayed seraya memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Zaynah mengangguk pelan.

oOo

“Kenapa tadi kau memanggilku? ” tanya Zayed kepada Zaynah yang duduk bersandar di sofa.

Zaynah terdiam. Manik mata hitamnya menatap sang kakak. “Eum.. Haura menitipkan salam untukmu.. ”. Zayed bungkam.

“ Wa 'alaihissalam warahmatullaah.. ” gumam Zayed dengan pelan.

“Dia sudah berangkat? ”. Zaynah mengangguk pelan. “Kak.. ”

Zayed menatap Zaynah. Salah satu alisnya terangkat. Tiba-tiba, Zaynah menjadi gugup. Zayed dapat melihatnya dari gerak tubuh adik perempuannya itu. “Ada apa? ”

“B-bagaimana perasaan ka-kak? ”

Zayed menipiskan bibirnya. Kemudian, menyunggingkan senyum. “Alhamdulillah, kakak baik.. ”

“Kau tidak perlu mengkhawatirkan kakak. Selama Allah selalu di sisi kakak, kakak akan baik-baik saja.. termasuk dengan keadaan hati kakak.. ”

Zaynah terdiam. Berusaha menahan apa yang ingin dia katakan.

“Cinta itu fitrah. Tapi, jangan sampai cinta itu mengalahkan cinta kita kepada-Nya. Kakak tidak ingin mencintai hamba Allah secara berlebihan. Cukup kagumi dalam diam.. Kakak yakin, jika dia bukan jodoh kakak, Allah pasti akan mendatangkan yang lebih baik.. ” lanjut Zayed dengan lembut. Zayed tahu, dirinya telah salah mencintai seseorang. Memberikan hatinya kepada yang bukan seharusnya. Oleh karena itu, Zayed ingin, hatinya kembali dia serahkan kepada Allah.

“Kakak sadar, kakak jauh dari kata sempurna. Haura memang pantas bersanding selain kakak. Harapan kakak, perasaan itu bisa hilang sebelum maut menjemput kakak.. ”. Zaynah menggelengkan kepalanya. Air matanya mengalir dengan deras.

Apakah jika dia mengatakan fakta tentang Haura, Zayed akan memperjuangkan cintanya? Menarik kata-kata yang baru saja dilontarkannya?

Zayed melihat Zaynah sekilas. Terlihat, wanita itu menghapus air mata dengan cepat. Kedua alisnya berkerut.

“Jangan menangis. Kakak baik-baik saja. Allah selalu di sisi kakak. Allah selalu menyayangi kakak. Tenanglah, kakak baik-baik saja.. begitu juga dengan hati kakak.. Allah Maha Baik, Zaynah”

Zaynah mengangguk. Kemudian, menatap netra mata Zayed. Dia mengulas senyum tipis.

“Kak, maaf.. ”

oOo

🇵🇸Pray For Palestina🇵🇸

Note  :

Wa 'Alaihissalam warahmatullaah : Baginya salam & rahmat Allah

• Wa 'Alaihissalam warahmatullaah : Baginya salam & rahmat Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maqluba

Maqluba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sahlab

Assalamu'alaikum, Heaven Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang