Chapter 17 | Makna Jihad

142 42 4
                                    

Allah, tujuan kami
Rasulullah, teladan kami
Al-Qur'an, pedoman hidup kami
Jihad, jalan juang kami
Mati di jalan Allah adalah cita-cita tertinggi kami



Zayed mengemudikan mobil jep itu dengan kecepatan sedang. Sedangkan di bangku sampingnya, bocah laki-laki yang tidak lain ialah Rahaf , telah tertidur pulas.

"Terimakasih telah memberiku tumpangan.. maaf merepotkanmu.. "

Zayed melihat pemilik suara itu di balik kaca spion. Kepalanya mengangguk singkat.

"Tidak masalah.. " jawab Zayed dengan datar. Kedua matanya menatap wanita bercadar hitam yang duduk di kursi belakang di balik kaca spion.

Wanita itu adalah Haura. Zayed memberinya bantuan tumpangan dikarenakan wanita itu tidak ada yang menjemputnya. Jadilah dia yang membantunya.

"Eumm.. Zayed, bolehkah ku bertanya sesuatu padamu? " tanya Haura dengan pelan. Zayed mengangguk pelan.

"Katakanlah! "

"Mengapa kau bergabung menjadi pasukan Hamas? Bolehkah kau memberitahuku apa alasan itu? ". Zayed terdiam selama beberapa saat. Kedua matanya fokus menatap ke depan. Lalu, dia mengulas senyum.

"Aku ingin melindungi negeriku.. melindungi penduduknya.. dan tentunya berjihad.. " jawab Zayed dengan tenang.

Haura mengangguk mengerti. "Lalu, bagaimana denganmu? Kenapa kau memilih untuk menjadi relawan medis disini? Bukankah kau tahu, jika disini banyak rudal yang berterbangan dan bisa saja membunuhmu? ". Haura tersenyum di balik cadarnya.

"Abi pernah berbicara kepadaku tentang makna Jihad.. yang berarti berjuang atau berusaha keras.. Namun, Jihad bukan berarti perang dalam makna fisik. Beliau pernah mengatakan, makna jihad yang sebenarnya ialah perjuangan untuk agama.. dan itu, tidak berarti perjuangan fisik.. "

"Orang tuaku pernah menasihatiku, jika kelak aku dewasa nanti, perbanyak melakukan Jihad.. Awalnya aku tidak mengerti apa maksud mereka.. namun, kini.. aku telah mengerti. Aku disini, karena aku ingin membantu kalian dalam memperjuangkan negeri Allah ini.. tidak peduli jika peluru menembus dadaku.. Justru, aku akan sangat bahagia.. sangat bangga karena telah menjadi salah satu dari banyaknya orang yang syahid.. " jelas Haura dengan senyum manisnya.

Zayed tersenyum samar. Kedua mata cokelatnya fokus ke arah jalan. "Lalu, bagaimana menurutmu? "

"Jihad bagiku.. meninggikan kalimat Allah, menjaga rumah Allah dan melawan musuh Allah.. berusaha menegakkan kebenaran di atas kebathilan.. berusaha menjaga persaudaraan dari fitnah dunia.. Itulah Jihad menurutku"

"Kenapa kau tadi ada di bandara? "

Haura melihat Zayed dari belakang. Lalu, tersenyum. "Syifa itu temanku.. kami sama-sama berasal dari negara yang sama, hanya berbeda wilayahnya.. aku dari kota Jakarta, dia dari kota Bandung.. " ungkap Haura dengan menatap daerah yang dilewati.

Zayed mengangguk singkat. Tiba-tiba, deringan ponsel di dalam saku celananya membuat Zayed memberhentikan mobil itu di pinggir jalan. "Ada apa? " tanya Haura dengan heran.

"Ada yang menelponku.. ". Tangannya mulai merogoh saku celana. Kedua alisnya berkerut setelah membuka ponselnya. Lalu, Zayed mengangkat panel hijau itu ke atas dan meletakkan benda pipi panjang itu di telinganya.

"Assalamu'alaikum, Jenderal.. izin bertanya, mengapa Jenderal menelpon? "

" ........ "

"Siap!! Aku akan segera kesana! "

" ...... "

"Wa'alaikumsalam warahmatullah"

Zayed mematikan ponselnya. Lalu, memasukkan benda itu ke dalam saku celana. Kepalanya menoleh ke belakang. Dirinya menatap datar Haura. "Bisakah kau menjaga Rahaf? Aku dipanggil atasan.. "

Haura mengangguk pelan. "Tapi, bisakah kau membawa kami menuju tenda pengungsian? Jaraknya sudah cukup dekat darisini.. "

Zayed mengangguk singkat. Lalu, kembali melakukan mobil Jepang tersebut dengan kecepatan sedangsedang menuju tenda pengungsian di sekitar Jalur Gaza.

oOo

🇵🇸Pray For Palestina🇵🇸

Assalamu'alaikum, Heaven Angel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang