Zayed menatap lurus ke depan. Melihat betapa indahnya karya Allah Yang Maha Kuasa. Senja kali ini, menemaninya. Bersama langit jingga dan burung yang berterbangan kembali ke sarang.
Zayed mengulas senyum. Tangannya memegang lengan kirinya yang telah sembuh. Ibu jarinya mengelus luka tembakan yang masih terlihat. Sudah satu bulan, semenjak kejadian itu. Kejadian dimana Zayed berargumen dengan seorang wanita untuk pertama kalinya.
Matanya kembali melihat sang senja. Semilir angin menerpa wajahnya. Zayed mengucapkan hamdalah. Atas segala pertolongan-Nya, dirinya selamat dari segala bahaya yang mengancam.
Sepekan yang lalu, Zayed terkena tembakan saat dirinya mengikuti demo dari beberapa para guru atas penggusuran paksa yang dilakukan beberapa tentara Israel. Dan peluru itu, menancap tepat di dada kirinya. Dimana letaknya sebuah organ yang paling penting, jantung. Namun, atas pertolongan Allah, Zayed masih bisa merasakan kehidupan ini kembali. Karena peluru tersebut meleset dari target. Dan itu merupakan anugerah terbaik untuknya.
Dan kabar baiknya, penggusuran itu tidak jadi dilakukan. Akibat dari jumlah para demonstran yang lebih banyak, membuat beberapa tentara Israel kewalahan dan memilih untuk membatalkan rencana mereka. Kini, para anak-anak Palestina mulai kembali bersekolah seperti sediakala.
Hamparan rumput hijau begitu menyejukkan. Kerlap-kerlip lampu rumah berwarna-warni begitu indah dari atas bukit. Zayed mendongak. Menatap bulan yang telah hadir menemani langit jingga. Zayed tersenyum. Mengingat setiap kejadian antara dirinya dengan sesosok wanita bercadar.
Beberapa saat kemudian, Zayed mengerjap. Lalu, dia menggelengkan kepalanya. Berusaha menghilangkan sosok itu dari fikirannya. Dirinya mengucapkan istighfar secara berulang-ulang. Zayed telah lancang, memikirkan sosok yang bukan mahramnya.
"Assalamu'alaikum.. "
Zayed membalikkan kepalanya. Salah satu alisnya terangkat. Seorang wanita berhijab pashmina maroon dengan jas putih yang melekat di tubuhnya.
Wanita itu menyodorkan sebuah nampan berisi sahlab dan mushakan. Zayed mengernyit bingung.
"Untukmu.. kau harus banyak makan-makanan bergizi, supaya kau bisa pulih kembali seperti sediakala.. " ucap wanita itu dengan lembut seraya menyodorkan nampan tersebut di depan Zayed.
Zayed menatap datar wanita yang berada di depannya. Kemudian, dia kembali berbalik dan menatap lurus ke depan. Wanita berhijab itu terdiam. Lalu, dia berjongkok dan duduk di samping kanan Zayed.
"Ayolah, kau harus makan. Jika tidak, kau akan sakit.. " pinta wanita itu dengan tatapan memohon. Zayed melirik sekilas. Lalu, menggeleng pelan.
Wanita itu menghela nafas dengan kasar. Jemari kanannya mulai mengambil sendok. Kemudian, dia mulai menyodorkan sendok yang berisi mushakan itu di depan mulut Zayed.
Zayed tersentak. Kedua matanya menatap tajam wanita tersebut. Dengan cepat, Zayed mengambil alih sendok beserta nampan tersebut. Wanita berhijab itu tersenyum lebar. "Kurasa usahaku tidak berakhir sia-sia.. benar bukan? ". Zayed hanya diam sambil mulai memakan makanan tersebut.
Zayed berhenti mengunyah. Iris matanya menatap sebuah surat berwarna merah muda berada di bawah piring.
Zayed mengambil surat tersebut. Keningnya berkerut. Dibukanya surat itu dengan pelan dan mulai membaca.
____________________________________________Assalamu'alaikum..
Bisa kita bertemu? Ada yang harus ku bicarakan denganmu..
Wassalamu'alaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Heaven Angel [END]
Novela Juvenil⚠CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI⚠ SPIRITUAL - ROMANCE - ACTION ❗PERINGATAN ❗ SIAPKAN HATI KALIAN!!! "Ku berjuang di garda terdepan. Melindungi negara dari kejamnya para manusia. Begitu juga dengan cinta. Ku jaga ia hingga panggilan surga itu tiba" ...