06. SEDIKIT BERBEDA.

396 47 0
                                    

ANTAREZA GENTALA.

Haiiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haiiii....

Update lagi dong....

Semoga suka ya dengan part ini!

HAPPY READING🧡

Senin, hari yang sangat ingin mereka hindari. Hari dimana semua murid harus berbaris rapih di tengah lapangan dengan memakai atribut lengkap sekolah SMA Pelita Bangsa.

Hari ini mereka wajib untuk melaksanakan upacara bendera merah putih untuk mengenang dan menghargai jasa para pahlawan yang telah gugur di medan perang untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang adil dan beradab.

Semua murid yang masih duduk di kursi yang terdapat di pinghir koridor langsung di giring oleh guru piket yang bertugas mencari setiap murid yang akan pergi ke kantin atau ke toilet demi menghindari upacara ini dengan alasan panas takut pingsan. Lemah memang.

Kelas XI Bahasa sudah berbaris di barisannya masing-masing dengan rapih dan tertib.

"Topi lo mana?" tanya anggota osis memeriksa satu persatu barisan yang ada di lapangan.

"Ini Kak," jawab siswi dengan rambut yang di kuncir kuda dengan menunjukkan topi miliknya.

"Pakai," ujar anggota inti osis yang rambutnya terkepang rapih.

Dengan cepat Bellisa langsung masuk kedalam barisan kelas bahasa. Nafas nya tersegal-segal karena berlari dari kelas menuju lapangan, ia hampir saja telat karna tadi menunggu angkutan umum yang tak kuncung datang.

"Gue cariin dari tadi juga baru datang ternyata," dengus Hanna saat baru sadar dengan kehadiran Bellisa di belakangnya.

"Biasalah, angkot nya lama."

Upacara nampaknya akan di mulai sebentar lagi melihat semua petugas upacara sudah siap di tempatnya masing-masing. Mata Bellisa mengedar ke seluruh penjuru lapangan, melihat betapa ramainya murid SMA Pelita Bangsa. Mata Bellisa terhenti saat melihat Reza dan kedua temannya berlari dengan terbahak-bahak menuju barisan kelas IPS dengan Bu Ajeng yang berjalan tergesa-gesa di belakangnya.

Bellisa sudah sangat yakin, pasti Reza dan kedua teman curut nya itu kembali membuat ulah. Kemarin dengan Pak Eko dan sekarang berani memancing amarah dengan Bu Ajeng.

"Gila lo Za." nafas Miko naik turun saat sudah sampai di barisan kelasnya.

"Hampir mati kehabisan nafas gue." Reynand memegang dadanya yang juga naik turun. Ini masih pagi dan mereka sudah melakukan senam jantung akibat ulah dari seorang Antareza Gentala, anak badung tak tak habis-habis nya membuat ulah.

Saat bel masuk sekolah berbunyi tadi Reza dengan santai nya masih duduk di kantin dengan memakan gorengan tanpa memperdulikan kehadiran Bu Ajeng yang sudah menatapnya dengan garang di depan pintu kantin. Reynand dan Miko sudah mengajak Reza untuk segera cabut dari kantin namun Reza masih enggan bangkit dari duduknya dan terjadilah Bu Ajeng yang menghampiri nya dengan marah dan berkecak pinggang.

ANTAREZA GENTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang