"Tuhan, aku punya permintaan. Tolong jangan pernah hilangkan dia dari ku."
--Bellisa Alura.Bellisa terus menatap lekat ponsel yang berada di meja belajarnya. Ia menumpukan dagunya di kedua tangannya berharap ada notif dari seseorang yang ia tunggu sedari tadi.
Ini sudah hampir sore tapi Reza masih tak ada kabar seharian ini. Biasanya Reza akan sibuk mengirimkan pesan pada Bellisa hanya untuk menanyakan hal-hal kecil yang menurut Bellisa sangat berarti seperti sudah makan atau belum, sedang apa, bagaimana hari ini. Reza selalu rutin mengirimkannya selama mereka berpacaran, tapi hari ini Reza tiba-tiba menghilang tanpa kabar. Pesan Bellisa pun tak kunjung terbalaskan olehnya.
"Hufttt, entah kemana." Bellisa masih pantang menyerah menatap layar handphone itu.
"Tumben banget tau."
"Bellisa."
Teriaka Lina memanggil terdengar di telinga Bellisa. Bellisa langsung menegapkan kepalanya dan berlari keluar dari kamar untuk menuju Ibunya.
"Iya Bu."
"Sini bantuin Ibu ngirisin sayuran buat makan nanti malam," ujar Lina, Bellisa mengangguk lalu mengambil sayuran untuk di masak.
Mungkin dengan membantu Lina memasak Bellisa bisa sedikit menghilangkam pikiran negatifnya pada Reza. Mungkin juga Reza sedang ada keperluan yang membuatnya tak sempat memegang handphone.
Semoga saja.
-o0o-
Sehari berlalu tanpa adanya kabar dari Reza. Bellisa menghela nafas, ia sudah menunggu kehadiran Reza di gerbang berharap Reza akan segera datang namun nihil, Reza tak kunjung terlihat sampai jam istirahat berbunyi.
"Kak Rey," panggil Bellisa yang ingin melintas menuju perpustakaan dan tak sengaja bertemu Reynand.
"Ada apa Bel?" tanya Reynand menghentikan laju jalannya.
"Emm.... Kak Rey tau Reza dimana gak?"
"Reza gak masuk hari ini."
"Kira-kira kemana ya Kak?"
Reynand sedikit bingung harus menjelaskan bagaimana dengan Bellisa.
"Gue juga kurang tau. Coba lo hubungin dia."
"Gue udah hubungin dia kemarin sore tapi gak di balas. Tadi pagi gue hubungin lagi nomor nya malah gak aktif," jelas Bellisa "Reza gak kenapa-kenapa kan Kak?"
"Gue kurang tau Bel, coba nanti gue cari tau ya." bohong, Reynand berbohong berkata ia tidak tahu apa-apa, padahal ia melihat jelas apa yang terjadi pada Reza.
"Kalau gitu gue duluan ya," pamit Reynand, Bellisa mengangguk pelan lalu melihat ke ujung sepatu yang ia gunakan.
Kenapa Reza menghilang begitu saja. Pikiran negatif sudah memenuhi kepala Bellisa membuat sang empunya harus terus menghalau pikiran itu sebisa mungkin.
"Woi, di cariin ternyata disini rupanya." Hanna menepuk pundak Bellisa membuat Bellisa kaget.
"Ngagetin aja!" dengus Bellisa, Hanna tersenyum menampilkam gigi rapihnya.
"Ikut gue yuk," ajak Bellisa.
"Kemana?"
"Perpus."
Hanna berfikir sejenak "Boleh deh, gabut juga. Mau ke katin tapi masih kenyang."
Bellisa mengangguk. Setelahnya Bellisa dan Hanna berjalan menuju perpus bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTAREZA GENTALA
Teen FictionKisah tentang Antareza Gentala yang sangat bangga di keluarkan dari sekolah asalnya SMA TRISAKTI dan memilih pindah ke SMA Pelita Bangsa demi bisa bertemu dengan Bellisa Alura mantan kekasihnya. "Entah sebuah kebetulan atau kesengajaan. Kamu yang t...