Martha Hekate
.
.
.
Gadis yang beruntung, tapi apakah hidupnya akan penuh dengan cinta? Kebencian? Atau keduanya?
.
.
.
‼️ Semua tokoh, alur, tempat, dan cerita milik STEPHANIE MEYER ‼️
"Kau tahu para orang kita sedang mengerjakan sesuatu yang penting kan?, Ini akan sangat menguntungkan untuk para manusia." Kata Paman Ingrid.
Martha mengangguk, "ya, tapi kita mendapatkan masalah di bagian alat penghancur nya."
"Biar aku coba cek, Leila ikut aku mengecek kerusakan alat penghancur itu." Kata Paman Ingrid.
Perusahaan Hekate adalah perusahaan pembuat senjata, seperti senjata nuklir, bom, dan bermacam-macam. Kali ini perusahaan ini, membuat senjata yang bisa melawan nuklir dengan bantuan sedikit sihir.
Saat Paman Ingrid mencoba melihat kerusakan dari alat itu, dia sangat terkejut sekali.
"Martha dengarkan aku" kata paman Ingrid dibalik kaca.
"Apa ada masalah?"
"Ada penghianat diantara kita, alat ini menggunakan sihir hitam. Selagi sempat aku ingin kau menyelamatkan orang-orang yang ada di gedung ini, aku akan mengulur waktu untuk senjata ini meledak." Kata Paman Ingrid.
Martha mendengar perkataan Paman Ingrid sangat cemas, "tidak... TIDAK! Kau bisa mati, tidak..."
"Martha dengar, pengkhianat nya ada didekat ku. Percayalah denganku, sekarang selamat kan semuanya." Perintah Paman Ingrid, sambil melirik Leila. Dia memberikan kode kepada Martha kalau Leila adalah pengkhianat.
Martha selama ini kurang bisa mengendalikan kekuatan nya, dia berusaha mengeluarkan semua orang dari gedung itu dengan menekan tombol darurat.
Ledakan pun terjadi, sekitar 16 orang yang tewas, dan 7 orang luka parah. Martha terkejut melihat kejadian itu, dia ketakutan, marah, sedih perasaan yang campur aduk memenuhi nya. Dia merasa kalau saja Dia bisa lebih kompeten, dan lebih bisa mengendalikan kekuatan nya dia pasti bisa menyelamatkan Paman Ingrid.
Martha takut pulang, tak berani melihat wajah adiknya dan wajah Pietra saat mengetahui ayahnya telah meninggal.
"Hei, apa kau terluka?" Tanya perawat yang ada disana.
Martha mencoba untuk menyembuhkan Paman Ingrid sekuat tenaga nya, tapi naas Paman Ingrid sudah tiada.
Disisi lain Martha sangat membenci dirinya sendiri, dan disisi lain dia sangat merindukan adiknya Matteo.
Martha menuju mobil yang digunakan nya bersama paman Ingrid, dia menuju apartemen nya. Martha mencoba membuka bagasi belakang mobil paman Ingrid, disitu ada peta dan surat.
Untuk Martha Hekate, entah kapan aku akan memberikan mu ini. Tapi kuharap aku bisa memberikan nya sesegera mungkin, karena ini sangat penting untuk mu. Selama ini aku selalu membantumu, karena aku memiliki hutang nyawa kepada ayah dan ibumu.
Aku memberikan mu peta ini, tempat yang aku lingkari adalah tempat dimana kau harus melatih sihirmu. Leluhur mu terdahulu juga sama seperti mu, mereka berlatih di tempat ini. Martha dan Matteo, kalian tak pernah sekalipun mengecewakan ku.
Ingatlah jangan biarkan siapapun yang bisa menggangu masa pelatihan mu disana, alam yang akan mengajarkan mu banyak hal dibandingkan yang aku ajarkan.
Membaca surat dari Paman Ingrid, tangis Martha pecah.
Dia mengikuti saran Paman Ingrid, dia langsung pergi ke tempat yang dilingkari paman Ingrid dipeta yang diberikannya .
.
Beberapa waktu Berlalu.
Tempat Zhangjiajie, China.
Martha sudah tak tahu lagi, berapa lama dia sudah berlatih di setiap tebing disana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Martha sebenarnya mencoba menghubungi Matteo, tapi dia mengingat saran Paman Ingrid untuk fokus ke pelatihannya.
Karena merasa sudah cukup dengan pelatihan nya, dia mencoba kembali ke rumah bersama keluarga nya.
"Aku ingin kembali" kata Martha sambil membungkuk.
Sebuah awan membentuk sebuah wajah, "Kau boleh kembali, tapi... Jangan pernah kau lupakan latihan mu selama ini. Kau akan sangat membanggakan leluhur mu, Martha Hekate."
"Terimakasih guru" ucap Martha dengan nada lantang.
Awan itu langsung berpencar ke Sagala arah, Martha mempersiapkan barang-barangnya untuk kembali.
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.