30

4K 926 226
                                    

Semuanya telah berubah. Setelah pernikahan digelar tepat lima bulan yang lalu, serta Park Jihye yang sudah melahirkan anak pertamanya, suasana benar-benar berubah hingga Jihye dapat merasakannya sendiri.

Jeon Jungkook kini berstatus sebagai suaminya, sedangkan Jihye telah menjadi istri pria tersebut. Jungkook pun sibuk membesarkan bisnisnya; membuka toko bakery di banyak tempat, lalu di toko pusat dibuat semakin luas. Hal ini dikarenakan Jihye sudah lelah dengan seluruh masalah Jungkook yang selalu saja menarik dirinya untuk ikut campur, kemudian berujung mempengaruhi pikirannya.

"Lebih baik urusi saja bisnismu. Tidak perlu lagi mengurusi orang-orang jahat yang akan melukaimu. Apa kau tidak memikirkan aku dan anak-anakmu? Kau tidak akan bisa selamanya selamat dari perlawanan musuh-musuhmu. Kalau kau kalah, kau akan meninggalkanku dan anak-anak. Mari kita bangun keluarga harmonis seperti yang kau dan Chloe impikan sejak dulu, Jey."

Sejak saat itu, Jeon Jungkook tak lagi mau menerima ajakan Detektif Han untuk menyelidiki kasus-kasus jahat yang sedang terjadi di Korea Selatan. Pria itu sudah ditampar oleh kalimat Jihye sehingga membuatnya sadar bahwa keluarganya jauh lebih penting dan berharga dari apa pun.

Jika dipikir lagi, ucapan Jihye memang benar adanya. Jungkook pun sadar, tidak selamanya dia akan selamat setiap kali musuh mengincar nyawanya. Jika dia kalah, Jungkook akan meninggalkan istri dan anak-anaknya.

Lalu sekarang, kehidupan mereka berjalan dengan sangat damai dan tenang. Jungkook selalu ada di rumah. Keluar hanya untuk pergi mengunjungi makam Crispin dan Kim Taehyung sebab teman Jungkook di Seoul dapat dihitung dengan menggunakan jari.

Pria itu sering membantu Jihye untuk menggendong anak mereka yang masih bayi dan cenderung suka menangis. Di saat Jihye sedang sibuk masak, maka Jungkook yang akan mengambil alih pekerjaan untuk menenangkan anaknya.

Bayinya adalah seorang putra. Lahir dengan sangat menggemaskan sehingga Jungkook menamainya Jeon Gukie. Awalnya Jihye tidak setuju dengan nama itu. Akan tetapi, Jihye memilih untuk kalah karena Chloe juga setuju dengan nama lucu yang ayahnya berikan.

"Kau pergi dengan siapa? Kenapa lama?"

Sejujurnya, tidak pernah Jungkook keluar rumah lebih dari tiga jam setelah pernikahannya dengan Jihye. Hanya saja, hari ini Jungkook bilang bahwa ia memiliki janji dengan seorang kawan lama untuk sekadar meminum kopi dan mengobrol santai. Padahal Jihye sudah memberi usul agar mereka mengopi di rumah saja karena Jihye akan dengan senang hati menyeduh kopi dan membuatkan makanan atau camilan untuk mengiringi obrolan Jungkook dan temannya.

Jungkook baru saja pulang pukul sembilan malam setelah lima jam lamanya pergi tanpa mengirim pesan apa pun pada Jihye. Pria itu mandi, menghabiskan makan malam yang ada di meja makan, lalu segera kembali masuk ke dalam kamar sebelum naik ke atas kasur untuk merebahkan tubuhnya di samping Jihye yang sedang menyusui anaknya.

"Sudah kubilang aku pergi dengan teman lama. Temanku saat masih SMA," jawabnya seraya mengusap pelan pipi sang putra. "Memangnya ada apa? Kau merindukanku, ya? Jujur saja padaku. Kau pasti tidak bisa ditinggalkan terlalu lama."

Jihye tidak menjawab. Wanita itu hanya menatap Jungkook; seakan tengah mencurigai sesuatu.

Jungkook tidak pernah peduli dengan penampilannya. Pria itu akan memakai pakaian apa pun yang menurutnya nyaman. Bahkan Jungkook biasanya menyemprotkan sembarang parfum tanpa melihat apa merek dari parfum tersebut. Akan tetapi, kali ini berbeda—dan cukup membuat Jihye curiga.

Insting seorang wanita.

"Teman lama? Seorang wanita? Pria? Kau aneh hari ini." Bukannya menjawab, Jungkook justru mengecupi pipi Gukie sebelum memejamkan mata. "Tidak mau menjawab?"

When You Came into My Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang