Tidak berakhir bagus. Park Jihye melayangkan satu tamparan keras pada pipi tegas Jungkook usai pria itu berhenti melumat bibirnya.
"K-kau ..."
Melihat manik wanita yang kini berdiri tengah berkaca-kaca, Jungkook lekas ikut berdiri dan memeluk tubuh Jihye dengan tepukan gusar di punggung wanita itu.
"Maaf atas kelancanganku, Jihye-ssi." Jungkook menjilat sudut bibirnya. Merutuki kebodohannya sendiri. Terlalu larut dengan kacantikan Park Jihye, nyatanya membuat Jungkook tak mampu menahan gejolak hasrat ingin menerkam.
Di mana kau letakkan akal sehatmu, Jeon Jungkook.
Jihye melepas pelukan dengan paksa. Menyeka air mata dengan tatapan marah, wanita itu lekas mengambil langkah menjauh. "Kau bisa mengobati lukamu sendiri, 'kan? Keluarlah setelah selesai," kata Jihye sebelum menutup pintu kamar dan menghampiri Chloe yang sedang fokus mengabsen isi makanan yang Jihye masak.
"Jihye Eonni ... ada udang di dalam sini. Chloe alergi udang," katanya tiba-tiba.
Jihye sesegera mungkin merubah air mukanya menjadi panik. "Benarkah? Astaga, Cantik ... Eonni tidak tahu." Menyugar surai, Jihye lekas mengambil alih menu makan malam di atas meja. "Kau tidak perlu makan ini, Cantik. Eonni akan masak menu lain untukmu. Oke?"
Wanita Park itu buru-buru berhadapan dengan alat dapur. Memasak menu yang sama namun tanpa menggunakan udang, melainkan daging ayam yang ia simpan di dalam lemari pendingin.
Bukan hanya itu. Alasan Jihye semangat memasak untuk Chloe pun karena ingin melupakan kejadian di kamar beberapa menit lalu.
Tentu saja Jihye tidak terima ciuman pertamanya diambil begitu saja. Sepele memang. Namun, sejak dulu Jihye sudah menjaga dengan baik bibirnya. Dua puluh sembilan tahun, first kiss-nya dicuri oleh sosok duda anak satu yang tak tahu-menahu latar belakangnya.
Jantungnya berdegup kencang-nyaris terjun karena mengingat bagaimana bibir Jungkook dengan pandai melumat miliknya. Pun Jihye semakin tak karuan saat pernyataan Jungkook di depan Chloe sore tadi berputar di kepalanya.
Sial. Jihye tidak pernah menyangka akan disukai oleh duda menjengkelkan seperti Jungkook. Haruskah Jihye merasa hidupnya konyol? Atau malah beruntung karena Jungkook tak kalah tampan dari Kim Namjoon?
"Tidak. Hanya Kim Namjoon di hatiku," gumamnya. Akan tetapi, saat tangannya tengah memasukkan garam ke dalam masakannya, Jihye dibuat terkejut oleh kehadiran suara berat di belakangnya. "Duda Sialan!" umpatnya membuat Jungkook tertawa rendah.
"Sebentar." Jungkook menilik ke arah Jihye yang berubah tegang karena merasakan jantungnya berdegup kian kencang. Sialnya, Jungkook tidak pernah mengerti keadaan jantung Jihye saat ini. "Kau baru saja menyebut nama siapa? Kim ... Namjoon? Benar dia? Kau mengenalnya?"
Ada guratan penasaran di air muka Jihye. Bukan, bukan. Dia merasa aneh dengan Jungkook sekarang. Apakah Jungkook mengenal Kim Namjoon?
Mengangguk lambat, Jihye kemudian sedikit menjauhkan tubuh karena posisi mereka terlalu dekat dan berbahaya. Bisa-bisa bibirnya kembali menjadi korban kecabulan duda di depannya saat ini.
"Serius? Kau mengenal Kim Namjoon?" Jihye mengangguk lagi, kini lebih lambat sebab terkejut dengan tingkah Jungkook. "Bisa beritahu aku di mana rumahnya?"
"Hah?"
Jungkook berdecak. "Ini bukan waktunya untuk salah tingkah atas ciumanku beberapa waktu-"
Pria itu terpaksa menghentikan ucapannya karena Jihye memukul lengan telanjangnya. "Sialan! Sekali lagi kau mengungkit kejadian itu, aku akan mengusirmu dari rumahku!" pekiknya dongkol-sekaligus malu secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Came into My Life ✓
Fanfiction[COMPLETED] Pada siang di musim panas, seorang pria berusia tiga puluh delapan mendadak datang membawa anaknya yang masih duduk di bangku awal SMA. Namanya Jeon Jungkook. Park Jihye mengingat bagaimana kepala dari pria jangkung itu yang berdarah, s...