10

7.9K 1.2K 215
                                    

"Eonni ... apa Chloe belum boleh berbicara dengan daddy? Chloe rindu sekali." Gadis cantik itu menghampiri Jihye yang sedang sibuk memasak di dapur apartemen milik Taehyung. "Daddy baik-baik saja, 'kan? Tidak terjadi apa pun padanya, bukan?"

Sejenak Jihye mematikan api pada kompor sebelum menghadap ke arah gadis yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Kedua tangannya menangkup pipi Chloe dengan senyum manis yang wanita itu torehkan.

"Daddy-mu adalah pria hebat, Chloe. Dia baik-baik saja dan kau harus terus berdoa agar daddy selalu baik di sana." Chloe tiba-tiba memeluk Jihye begitu erat hingga mengundang atensi Taehyung yang baru saja keluar dari kamar. "It's okay. Menangislah, Cantik. Eonni tahu kau sangat merindukan daddy."

"Em ... rindu sekali," ujar anak itu dengan suara sengau. Jemarinya meremas kemeja bagian punggung yang Jihye kenakan.

Wajar saja jika Chloe merindukan sang ayah sebab sudah lebih dari sebulan keduanya tak bertemu. Selalu hidup berdua setelah kepergian sang ibu membuat Chloe menggantungkan hidupnya pada sosok Jungkook.

"Sabar, ya? Daddy akan pulang sebentar lagi." Chloe mengangguk di pelukan Jihye. Wanita Park itu lantas melirik ke arah Taehyung yang setia berdiri melihat kedekatan antara Chloe dan Jihye. Kemudian pria itu mengedikkan kedua bahunya kebingungan. "Sekarang kau harus mandi. Kita harus segera sarapan."

Chloe menarik diri dari pelukan Jihye. Gadis itu sejenak menatap wajah teduh Jihye sementara wanita itu sibuk menghapus air mata yang membasahi pipinya. "Gadis cantik tidak boleh menangis, Sayang." Chloe mengangguk sebagai respons. "Pergi ke kamar mandi dan bersihkan dirimu," titah wanita Park tersebut yang lekas dipatuhi oleh Chloe.

"Jeon kecil yang penurut." Suara Taehyung setelah kepergian Chloe sontak membuat Jihye segera menoleh pada pria yang kini berjalan mendekatinya. "Apa yang kau masak, Nona Park?" tanyanya kemudian berusaha mengalihkan pandangan ke arah masakan Jihye.

Sungguh, Taehyung tak boleh lama-lama menatap Jihye atau dia akan benar-benar jatuh ke dalam pesonanya. Tidak bisa. Taehyung tidak akan mengkhianati Jungkook. Tugasnya adalah melindungi Chloe dan Jihye, bukan merebut Jihye.

"Sial!"

Jihye menoleh. "Sial?" tanya wanita itu memastikan. "Ada apa? Kau terluka?"

Taehyung menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingin mengumpat."

Jihye menaikkan sebelah alisnya. "Aneh," ujar Jihye singkat. "Aku sedang masak sup ayam jamur. Apa kau tidak menyukainya?"

"Aku menyukai makanan apa pun. Kau tenang saja," sahut Taehyung kemudian berjalan ke arah lemari pendingin untuk mengambil air dingin. "Omong-omong soal Chloe ... kurasa kau harus memberikan akses untuknya menghubungi Jungkook. Mereka butuh bicara."

Jihye menjilat bibir bawahnya seraya melanjutkan acara memasaknya. "Aku hanya sedang menjalankan amanat Jungkook. Dia tidak ingin mendengar suara anaknya. Mungkin dia takut semakin merindukan Chloe di sana."

Taehyung meneguk habis airnya sebelum menghela napas dalam. "Akan semakin berat untuk Chloe jika kau membantu Jungkook menutup akses waktu ayah dan anak itu. Kau tahu ... Chloe masih terlalu dini dengan masalah-masalah ini. Jangan membuatnya tambah tertekan atau dia akan mengalami trauma."

Jihye mengangguk. "Aku akan mencobanya kalau Jungkook menghubungiku. Terima kasih, Taehyung-ssi."

....

Ujung pistol itu menempel tepat di pelipis kanan Jeon Jungkook. Bertekuk lutut di atas tanah dengan darah keluar melalui hidunh serta sudut bibir, tak lupa kedua tangan yang diikat di depan dada.

When You Came into My Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang