20

6.3K 1.1K 255
                                    

Misi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misi ... Duda anak satu mau lewat dulu ... 🤡
.
.
.

Terasa begitu menyesakkan manakala Park Jihye mengetahui soal kehamilannya. Namun, rasanya jauh lebih sesak ketika wanita itu harus mengabaikan Chloe yang sudah beberapa kali ini menghubunginya.

Meskipun begitu, Jihye tetap mengirimkan sekotak hadiah di ulang tahun anak itu yang ke- 17. Hanya satu gelang kaki cantik yang ada di dalam sana untuk menghiasi pergelangan kaki Chloe nantinya.

"Masih memikirkan masalahmu?" Sora datang, menghampiri Jihye yang sedang bersandar pada punggung sofa sembari memeluk kedua lututnya. Pandangan Jihye mengarah pada jendela apartemen milik wanita Ahn tersebut. "Kekasihmu bahkan dengan senang hati akan bertanggung jawab. Untuk apa kau memikirkannya? Kau sudah tidak memiliki keluarga lagi. Hanya kekasihmu dan anaknya yang kau punya. Untuk apa menunda lagi? Menikah, hidup bersama, dan bahagia. It's simple. Dia sudah sangat matang, dan aku yakin dia bisa menjagamu dengan baik."

Jihye mengusap lengannya. "Aku percaya itu," jawab Jihye kemudian. "Aku hanya belum siap jika Chloe tahu aku hamil sebelum menikah dengan ayahnya."

Tangan Sora mengusap pundak Jihye. "Percaya padaku, calon anakmu pasti akan menerima keadaan ini. Dia sangat menyayangimu, bukan? Dia pasti akan dengan senang hati menerima kabar ini. Aku yakin. Apalagi dia adalah anak satu-satunya. Dia butuh teman."

"Kenapa kau yakin sekali?" Jihye tersenyum miris saat melihat ekspresi Sora yang penuh keyakinan. "Chloe masih remaja, Ra. Kami sebagai orang tua bahkan tidak bisa memberikan contoh yang baik untuknya."

Sora mengembuskan napas dalam. "Kau ini kenapa tidak percaya sekali padaku, sih? Soal ucapanku kemarin, kau juga tidak mau untuk mencoba memikirkannya?" Jihye mengedikkan bahu. "Kau harus menerima keadaan ini. Di sini ada anak kalian. Ada nyawa yang harus diberikan kehidupan setelah lahir, Ji. Suatu saat, anakmu membutuhkan ayahnya. Apa kau masih akan berpikir untuk meninggalkan kekasihmu?"

Memijat pangkal hidung, Jihye kemudian menggeleng skeptis. "Aku tidak tahu." Menunduk sejenak, Jihye lalu menatap Ahn Sora yang sedang memberikan tatapan hangat. "Aku sangat mencintainya, Ra."

Kekehan rendah Sora kini mengudara. Mengikuti posisi Jihye untuk melipat lutut dan memeluknya dengan kedua lengan, lalu meletakkan kepalanya di antara kedua lutut.

"Apa yang masih kau cemaskan? Rasa cintanya? Perhatiannya? Hartanya?"

Jihye sontak menggeleng. "Aku mencemaskan diriku sendiri, Ra. Aku takut tidak bisa menjadi yang terbaik untuk Jungkook sementara dia selalu menjadikanku yang terbaik."

Sora melayangkan tawa. "Alasan macam apa yang baru saja kudengar darimu, huh? Ji, biar kukatakan padamu. Mencari pria mapan, dewasa, dan mencintai sepenuh hati itu sangat sulit. Kau sudah mendapatkannya sekarang. Apa yang kau tunggu? Apa yang kau ragukan pada dirimu sendiri? Jika dia memperlakukanmu dengan baik, itu artinya kau sudah menjadi yang terbaik untuknnya."

When You Came into My Life ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang