Teman

13 4 1
                                    




Kim taehyung terbangun dari ranjang navy dikamarnya. Dengan setengah sadar taehyung keluar dari kamar yang berada di lantai dua itu dan turun ke ruang tamu sekedar duduk,setiap penjaga yang ia lewati memberi hormat.
Dia memanggil salah satu penjaga yang sedang bertugas, orang yang dipanggil sudah berada di hadapannya.

"Soobin, panggil kan pengukir langganan ayah,sekarang."ucapnya yang mendapat anggukan dan si pengawal itu langsung mengerjakan yang diperintahkan.

Sambil menunggu,taehyung menutup matanya sejenak. Suasana hening tak ada suara selain detak jam yang terpampang di dinding menunjukkan pukul 11 malam, teringat janji yang ia katakan ke jennie. Mengajak gadis itu ke salah satu bar fancy dan berjanji menjemput nya saat jam 9,sebenarnya ia masih bisa mengajak gadis itu keluar sekarang. Tapi tubuhnya terlalu lelah, lagipula dia pasti sudah mengajak pria lain untuk kesana. Taehyung memahami pola pikir jennie, gadis itu memiliki banyak koleksi sama seperti dirinya. Lalu mengapa taehyung mengejarnya? Yah untuk dijadikan koleksi begitu pun jennie,hanya main-main. Berpikir tentang hubungan, taehyung bingung dengan Ashila. Dirinya tak dapat mengambil keputusan. Apakah ia serius atau tidak dengan gadis itu? Ingin serius tapi dia tahu diri, Ashila tak akan menyukai seorang kriminal. Ingin dijadikan jalang pun pasti tubuhnya sendiri yang akan remuk sebelum menyentuh gadis itu. Taehyung masih ingat bogeman mentah satu minggu lalu yang ia terima tanpa sebab. Namun berkat gadis itu, dia bisa merasakan sehari tanpa bodyguard dan kehidupan biasa, tak perlu khawatir akan musuh ataupun racun di makanan. Ia ingin berterimakasih,tapi...

"Tuan, si pengukir sudah datang" Ucap soobin dengan seorang pria paruh baya yang membawa tas di tangannya.

Si tuan muda membuka mata,
"Ambilkan eickhorn yang aku beli di pelelangan Mr Thompson" Ucap taehyung dengan tangan yang menyilang didadanya.

Soobin langsung ke ruangan penyimpanan senjata di mansion itu, tak butuh waktu lama ia sudah menyerahkannya ke tuan muda dan langsung kembali berjaga.

Eickhorn yang berada di genggamannya, ia amati dengan seksama. Lalu menyerahkannya ke si pengrajin ukir itu.

Si pengukir sudah sering keluar masuk mansion itu, namjoon sering memanggil untuk menamai beberapa senjata kesayangannya sedangkan taehyung tak suka senjatanya tergores sedikit pun. Pengrajin itu tak pernah membuat karya yang sama untuk setiap orang, itulah keunikan nya. Tidak ada duplikat. Orang itu sudah mengeluarkan alat-alat nya.

"Mau di ukir apa tuan? "Tanya di pengukir.

Taehyung menggerakkan bola matanya memandang si pengukir

"Ukirlah ini, harus bagus " Ucap taehyung, ia menyodorkan desain yang ia gambar secara dadakan merealisasikan apa yang terlintas di imajinasinya.

Si pengukir mulai mengerjakan tugasnya

~~~~~~

Kembali menjalani rutinitas di hari senin, jennie sedang sibuk menyelesaikan file dengan jari yang menari di atas keyboard komputer. Menempelkan HP ke telinga dan diapit oleh bahunya saat ia mendapat telefon dari lisa sekretaris lixcorp,berbincang tentang beberapa divisi yang akan dikirim ke penyelesaian galeri diselingi dengan obrolan ringan sebagai teman.

Ketukan dari kuku jari yang bersentuhan dengan meja terdengar,membagi atensi sang sekretaris. Jennie langsung membungkuk hormat saat mengetahui tamu yang menghampiri nya.

"Anyonghaseo Mr kim, ada yang bisa saya bantu? " Ucap jennie yang hangus dari bungkuknya.

Baru saja bertelfonan dengan sekretaris lixcorp, bossnya sudah sampai sini.

"Miss Jung ada di dalam?" Tanya taehyung sembari menunjuk ruangan boss vilicorp. Jennie hanya mengangguk, lagipula bossnya tidak berpesan apa-apa saat pagi tadi.

Pearl In The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang