Impian Normal

15 5 0
                                    

3788 words

Malam dingin dengan semilir angin yang menyapa pohon, tampak seseorang sedang berdiri ditemani oleh dua bodyguard nya. Menunggu seseorang yang dikabarkan akan pulang hari ini secara mendadak, JK menyambut kedatangan ashila di bandara. Ia mengenakan kaca mata hitam, piyama satin berwarna navy yang ditutupi oleh jaket hitam. Tidak ada persiapan untuk menyambut ashila malam ini, karena gadis itu pun tidak memberi tahu bossnya. JK mengetahui hal itu ketika ia menerima panggilan suara dari bodyguard ashila beberapa menit yang lalu saat pria itu tengah bersiap untuk mengarungi alam mimpinya.

Kini ashila di hadapannya sambil senyum sumringah tampak gadis itu sedang bahagia meski kantung matanya menunjukkan bahwa ia tengah lelah.

"Boss" Baru satu kata yang terucap namun JK memotongnya.

"Ayo langsung pulang dan istirahat. Sekarang sudah jam 1 pagi" Ucap jk kepada ashila dengan wajah datar di hadapan para bodyguard nya.

"Boss kau tak penasaran dengan apa yang kudapat? " Ashila menatap lawan bicaranya dengan mata berbinar.

Jk memerintahkan semua bodyguard nya untuk membawa semua barang gadis itu ke mobil terlebih dahulu, menyisakan ashila dan jungkook berdua.

"Tidak penting apapun yang kau dapat, kita bisa melihatnya besok. Sekarang saatnya pulang untuk istirahat" Jungkook mengusap pelan pucuk kepala ashila.

"Jungkook.... Kau pasti senang mendengarnya"sambil memeluk jungkook.

Jungkook mengelus lembut surai gadis itu, namun ia tampak sedikit khawatir dengan kondisi ashila

"Lihatlah kantung matamu itu, kau pasti tidak tidur di pesawat"melepaskan pelukannya.

Merasa tertangkap basah, ashila mempoutkan bibirnya

"Heish.... Tahu saja apa yang kulakukan"Gumamnya.

Lalu jungkook terkekeh

"Bagaimana aku tak mengenal tingkah adikku sendiri, lala?"

itu adalah nama kecil dari ashila, memang jarang nama itu terucap dari mulut jungkook, sebutan itu menandakan bahwa ia sekarang berhadapan dengan lala sebagai adiknya bukan sebagai queen bawahannya. Karena ia ingin ashila bersikap profesional dimata setiap orang termasuk bodyguard yang ada dimansionnya. Ashila memang tak ingin menghancurkan image queen sebagai tangan kanan JK sehingga ia sering bersikap profesional daripada manja sebagai adik.

"Ehehe... Aku sangat beruntung memiliki oppa seperti mu, setidaknya aku tak menyesal karena pernah dibuang orangtuaku"
kalimat itu meluncur tanpa disadari hingga gadis itu teringat sekilas masa lalunya.

Jungkook melihat raut muka ashila yang tengah murung.

"Kau itu bicara apa?! Jangan menyinggung orang tuamu, sepertinya kau harus cepat tidur agar bicaramu gak ngelantur"
Berniat menutup pembicaraan, jk merangkul bahu adiknya dan menyeretnya ke mobil.

"Mianhe (maaf) oppa"mengikuti langkah jungkook.

Aku akan tetap menjagamu, meski kita tak tahu apa yang akan terjadi.
Tapi jangan mengenal cinta selain dari kakak,ashila.

----------------------

Sisa 3 hari cuti ashila habiskan untuk memaksimalkan transit senjata ke gudang milik jungkook yang berada di pulau kecil tak berpenghuni, baru dibeli beberapa bulan lalu oleh bossnya. Ia juga mengubah jalur pengiriman senjata ke pulau itu agar barang cepat sampai tanpa halangan.

Saat itu ashila langsung memberikan jagdkommando kepada jungkook. melihat rekeningnya tak berkurang, jungkook langsung menanyakan hal itu. Benar saja, gadis itu menggunakan uang nya sendiri hanya karena ia membayar lebih untuk mendapatkan pisau itu. Sempat kesal karena ia sudah menentukan limit untuk mencegah ashila tidak membeli barang dengan harga tak wajar, malah gadis itu yang mengeluarkan uangnya. Namun ashila hanya mengeluarkan cengiran dan mengatakan agar jungkook menganggap itu hadiah darinya.
Meski ia tak suka ashila menghamburkan uang, tapi ia menyukai hadiah dari ashila. Jungkook pun menerima hadiah itu dengan omelan yang harus diterima oleh ashila.

Pearl In The DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang