Memutuskan sambungan telpon setelah Aeri, Hyunjin menyimpan ponselnya kembali di saku celana. Melihat jam yang tertempel di dinding dan waktunya periksa keadaan pasien selanjutnya.
Hyunjin bangun dari duduknya, merapihkan pakaian sejenak sebelum keluar ruangan. Di rasa sudah rapi, Hyunjin keluar ruangan. Langkahnya seketika terhenti saat seseorang berdiri dihadapannya dengan senyuman.
"Hai, dokter Hwang Hyunjin," sapanya dengan menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga. Terlihat malu-malu.
Tatapan Hyunjin berubah dingin. Bahkan tidak membalas sapaan orang itu.
"Mau kemana?" tanya orang itu lagi.
Hyunjin masih dengan tatapan dinginnya. Berbeda dengan orang itu yang cemberut karena diabaikan namun, setelahnya tersenyum manis. Terlihat menyeramkan bagi Hyunjin. "Makan siang nanti sama siapa?" lanjutnya seolah mereka sudah sangat akrab.
Hyunjin memejamkan mata sejenak. Menahan emosi yang tiba-tiba bergejolak. "That's not your business," balasnya datar.
"Yahh! aku—"
"Allysia," tegas Hyunjin.
Mata cewek itu mengerjap kemudian, tersenyum senang saat namanya dipanggil. "Iya!" balasnya semangat.
"Kamu tau, saya sudah mempunyai istri?"
Senyum Allysia seketika luntur. Bahkan raut wajahnya berubah datar. "Tidak kah, sikapmu berlebihan?" lanjut Hyunjin.
Allysia menunduk. "Aku hanya ingin berterima kasih karena dokter sudah merawat Allysia," ucapnya sendu.
Hyunjin memutar bola mata malas. "Dengar. Saya seorang dokter, sudah tugas saya merawat dan mengobati pasien," balasnya dengan penekanan. "Jadi jangan beranggapan sikap dan perlakuan saya berbeda dengan yang lain. Saya memperlakukan kamu sama dengan pasien lainnya."
Allysia mendongakkan kepala dan cemberut. "Apa cantiknya Aeri, sih? Masih cantikan aku." Kedua tangan Hyunjin seketika mengepal. Cewek itu sudah merendahkan gadisnya. "Aku juga udah kuliah dan dikit lagi mau lulus. Kamu nggak akan malu jika nanti bersama aku, dok. Pendidikan aku lebih tinggi dari dia," lanjutnya tanpa malu.
Mendengar ucapan terakhir cewek itu, Hyunjin tersenyum miring. "Kamu berpendidikan bukan?" Allysia mengangguk mantap. "Pasti tau, bagaimana bersikap dengan seorang pria yang sudah mempunyai istri?" lanjutnya dengan alis terangkat.
Skakmat.
Allysia langsung terdiam.
Hyunjin kembali tersenyum miring dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku jas putih. Tubuh Hyunjin kembali rileks, emosinya sedikit mereda. "Bersikaplah sesuai pendidikan. Dirimu akan di nilai rendah jika sikapmu tidak mencerminkan seorang yang berpendidikan. Bukan begitu, nona Allysia?"
Allysia masih dengan posisinya. Bahkan menunduk, merasa malu dengan ucapan Hyunjin.
Tidak ada hal penting lagi, Hyunjin meninggalkan cewek itu. Berlama-lama dengannya, membuat emosi Hyunjin akan kembali memuncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏ
Teen FictionSequel "Dokter Hwang" Keseharian Hyunjin dan Aeri dalam menjalankan kehidupannya sebagai sepasang suami istri muda yang baru menikah.