Hyunjin dan Aeri tiba di rumah setelah membawa Aeri ke rumah sakit. Mengobati kakinya yang terluka akibat terkena paku. Hyunjin tidak ingin terjadi sesuatu dengan Aeri. Barang sejengkal pun, Hyunjin akan memastikan gadisnya dalam keadaan baik-baik saja.
Kini Aeri dalam gendongan belakang Hyunjin. Memeluk leher Hyunjin dengan meletakkan kepalanya di antara ceruk leher pria itu.
"Masih sakit kaki kamu, hm?" tanya Hyunjin lembut dengan melangkah menuju kamar tidur.
Aeri mengangguk. "Badan aku kayanya mau demam," mengadunya dengan manja.
Hyunjin tersenyum tipis dan mengelus kaki Aeri di genggamannya. "Baby girl Hwang bakal di rawat dengan sangat baik," balasnya.
Aeri tersenyum kecil dan mengeratkan pelukannya. "Aku, ngantuk."
Hyunjin mengangguk dan mereka tiba di depan pintu kamar tidur. Hyunjin membuka pintu kamar, melangkah menuju ranjang dan membaringkan Aeri dengan perlahan. Menarik selimut sebatas leher kemudian, duduk di pinggir ranjang. "Aku ambil minim dulu. Kamu harus minum obat," ujarnya.
Aeri mengangguk saja. "Tunggu sebentar," lanjut Hyunjin mengecup sekilas kening Aeri, setelahnya keluar kamar dengan berlari kecil. Hyunjin tidak ingin gadisnya menunggu lama.
Beberapa detik, Hyunjin kembali dengan segelas air hangat dan obat yang akan Aeri minum.
"Minum obat dulu," seru Hyunjin membangunkan Aeri agar bersandar pada kepala ranjang.
Aeri menurut. Hyunjin memberikan segelas air dan Aeri meminumnya sedikit. Setelah itu, Hyunjin memberikan dua kapsul obat pada Aeri. Menyuruh gadisnya meminum obat itu.
"Pelan-pelan," ujar Hyunjin memperhatikan setiap gerak-gerik Aeri.
Aeri menelan obat itu kemudian, meminum air sampai habis. "Pahit," rengeknya terdengar menggemaskan.
Hyunjin tersenyum tipis dan mengusap pipi kanan Aeri. "Namanya juga obat. Sekarang tidur," balasnya dan membantu Aeri kembali membaringkan tubuh.
Aeri mengangguk namun, tangan Hyunjin ditariknya agar ikut berbaring dengannya. "Tidur sekarang sama kamu," lirihnya dan langsung memeluk pinggang Hyunjin setelah pria itu berbaring di sebelahnya.
Hyunjin mengangguk. Ia akan memberikan kenyamanan untuk Aeri. Lagi pula sekarang waktunya tidur malam dan kebetulan pekerjaannya tidak terlalu banyak seperti sebelumnya.
Hyunjin menggunakan satu tangan untuk menggenggam tangan kanan Aeri, dan tangan yang lain mengusap pipi gadisnya itu dengan ibu jari. Wajah Aeri berkeringat, pucat dan tubuhnya hangat. Tangan Hyunjin sesekali berpindah mengusap kening Aeri, memijatnya perlahan.
"Jangan kemana-mana," lirih Aeri serak dengan mata mulai terpejam.
"Aku nggak akan kemana-mana," balas Hyunjin lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏ
Fiksi RemajaSequel "Dokter Hwang" Keseharian Hyunjin dan Aeri dalam menjalankan kehidupannya sebagai sepasang suami istri muda yang baru menikah.