01

8.8K 692 35
                                    

"Aeri," panggil Hyunjin dari ruang keluarga, dirinya sedang sibuk memakai sepatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aeri," panggil Hyunjin dari ruang keluarga, dirinya sedang sibuk memakai sepatu.

"Iya kak, sebentar," balas Aeri dari ruang makan. Ia menyiapkan makan siang untuk dirinya dan Hyunjin nanti.

"Ayok, aku udah siap!" Aeri berlari tergesa-gesa dengan tas Hyunjin ditangannya.

"Pelan-pelan sayang, nanti jatuh," ujar Hyunjin saat dirinya melihat Aeri berlari ke arahnya.

"Iya ini udah pelan, tapi kakaknya yang nggak sabar. Dari pada di panggil-panggil terus, mending aku buru-buru ke sini," balas Aeri cemberut.

Hyunjin mengelus surai hitam istrinya, merasa gemas. "Ya udah maaf. Aku kira kamu lagi dimana," ucapnya.

"Iya nggak apa-apa, udah mau jam sebelas nih. Ayuk! Kasihan pasien kakak nanti menunggu lama," ajak Aeri yang langsung menggandeng lengan Hyunjin.

Hyunjin tersenyum. "Iya, sayang, ayo."

Tibanya di rumah sakit, sikap mereka berdua seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tibanya di rumah sakit, sikap mereka berdua seperti biasa. Tidak seperti di rumah. Seolah tidak saling kenal. Kenapa?

Karena itu permintaan Aeri. Ia ingin semua seperti biasa saja, karena Aeri tidak suka jadi bahan gosip staf rumah sakit. Kecuali para direktur dan atasan rumah sakit. Mereka sudah mengetahui pernikahan Aeri dan Hyunjin.

"Yang, jangan jauh-jauh dong," ucap Hyunjin kesal saat Aeri menjaga jarak darinya. Cukup jauh, sekitar dua meter.

"Ih! Udah segini aja jaraknya. Nanti jadi bahan gosip, aku nggak mau," balas Aeri pelan.

Hyunjin menghela napas pasrah dan menuruti kemauan Aeri. Cukup bersabar dengan sifat Aeri yang kadang suka keras kepala. "Tapi pas di ruangan aku, kembali seperti semula, janji?" tanyanya menatap Aeri dengan wajah memelas.

Aeri tertawa kecil. "Iyaa, janji," balasnya.

Hyunjin kembali tersenyum. Ia berjalan cepat agar bisa bersama Aeri kembali. "Kak, cepat banget jalannya. Tungguin aku dong," rengek Aeri yang tidak ingin ditinggalkan Hyunjin.

"Duluan, pengen cepat-cepat ke ruangan. Kalau jalannya lama nggak bisa cepat-cepat sama kamu!" seru Hyunjin yang sudah agak menjauh.

Suara Hyunjin yang terdengar begitu jelas membuat para staf yang tidak sengaja mendengarnya, tersenyum.

ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang