"Gimana? Suka nggak sama tempatnya?" tanya Hyunjin dengan merangkul pinggang Aeri posesif.
Sedari sepuluh menit yang lalu, Hyunjin membawa Aeri ke puncak kota, melihat pemandangan kerlap-kerlip lampu.
"Suka, aku suka banget!" semangat Aeri dengan senyuman lebarnya.
"Kita ke sana, kamu pasti akan tambah suka," ajak Hyunjin.
Aeri mengangguk saja dan saat tiba, Aeri semakin dibuat bahagia. "Wahh! Bangus banget kak! Aku suka!" kagumnya. Hyunjin membawa Aeri ke puncak melihat kerlap kerlip lampu kota dari atas.
Hyunjin menatap Aeri dengan senyuman lebar. Ia bahagia melihat Aeri bahagia. Salah satu tujuannya kini bertambah, bukan saja membahagiakan keluarganya tetapi, juga sang istri.
PLAK!
Suara tamparan dari seseorang membuat Aeri dan Hyunjin menoleh terkejut.
Aeri langsung memeluk Hyunjin saat matanya melihat pertengkaran dari sepasang kekasih yang tidak jauh dari mereka berdiri. Di sana, Aeri dan Hyunjin melihat seorang cowok sedang menampar seorang cewek dengan kencang membuat cewek itu tersungkur ke tanah dan setelahnya cowok itu meninggalkan cewek itu sendiri dengan posisi yang masih terduduk di tanah.
Hyunjin yang melihat kejadian itu langsung melepaskan pelukan Aeri dan bergegas melangkah mendekati cewek itu. Hyunjin meninggalkan Aeri dan memilih menolong gadis itu.
"Hiks...," terdengar isakan tangis dari cewek itu.
Hyunjin berjongkok dan melihat keadaan cewek itu. "Are you okay?" tanya Hyunjin sedikit menunduk agar dapat melihat wajah cewek itu namun, cewek itu tetap menangis, bahkan tangisannya terdengar pilu.
Hyunjin melirik Aeri yang berdiri tidak jauh darinya dan Aeri mengangguk pelan, ia memberikan izin pada Hyunjin untuk menolong cewek itu.
Hyunjin menolong gadis itu agar bisa berdiri. "Ma-makasih...hiks," ucap gadis itu masih dengan tangisannya.
Aeri mendekati keberadaan gadis itu dan menatapnya dengan iba.
"Kamu nggak apa-apa?" tanya Aeri dengan menggenggam tangan cewek itu, menyalurkan ketenangan. Sedangkan Hyunjin, berdiri di sisi kanan Aeri. Membiarkan Aeri yang bertindak.
Cewek itu mendongakkan kepalanya dan menatap Aeri masih dengan air mata yang mengalir. "Nggak apa-apa," jawabnya lirih.
Aeri menghela napas, pasti dia berbohong. "Kita duduk di sana dulu," ajak Aeri.
Gadis itu mengangguk pelan. Aeri duduk di sebelah cewek itu. Sedangkan Hyunjin, berdiri di samping Aeri memperhatikan gadisnya yang sigap menolong cewek itu.
"Tadi siapa kamu?" tanya Aeri ragu, ia takut membuat cewek itu kembali sedih.
"Kekasih aku," balasnya menunduk.
Aeri mengangguk dan memilih tidak akan melanjutkan topik itu.
Kini tatapan Aeri menuju pipi cewek itu yang memerah. Aeri meringis melihatnya, pasti sakit sekali.
"Oiya, namaku Hwang Aeri," ucapnya memperkenalkan diri dengan mengulurkan tangan dan tersenyum ramah.
Hyunjin tersenyum tipis saat Aeri memperkenalkan diri menggunakan marganya.
"Aku, Kim Allysa," balasnya, membalas senyuman Aeri.
"Kamu tinggal di sini?" tanya Aeri, sepertinya cewek ini satu negera dengannya.
"Nggak menetap, aku kuliah di sini," jawab Allysa.
Aeri mengangguk. "Kalian?" tanya Allysa melirik Hyunjin yang berdiri di samping Aeri.
"Kami...liburan," ucap Aeri melirik Hyunjin di sampingnya.
"Ohh, kalian sepasang kekasih juga ya?" tanya Allysa dengan senyuman.
"I-iyaa," balas Aeri kembali melirik Hyunjin. Dirinya tidak mau Allysa tau kalau mereka sudah menikah.
Hyunjin sedikit mendengkus saat Aeri tidak mau jujur dengan statusnya. Apa salahnya jujur, toh, cewek itu tidak mereka kenal.
"Ohh, kalian sama-sama cocok," balas Allysa
"Terima kasih," balas Aeri dengan senyuman.
"Ya udah, sekarang kamu mau kemana?" tanya Aeri menatap sekitar yang masih ada beberapa orang.
"A-aku mau pulang," balas Allysa menunduk.
Aeri mengerutkan keningnya dengan sikap Allysa.
"Kenapa?" tanya Aeri.
"Tapi, aku nggak tau mau naik apa? Aku nggak tau daerah sini?" balas Allysa lirih.
"Eum, tunggu sebentar yaa. Aku mau ngomong dulu," izin Aeri.
"Iya, boleh," balas Allysa.
Aeri berdiri dan membawa Hyunjin sedikit menjauh.
"Kak, kita antar Allysa pulang ya. Aku nggak tega sama dia. Sekarang udah malam," ucap Aeri memelas. Berharap sang suami mengizinkannya untuk mengantarkan cewek itu.
Hyunjin yang melihat wajah memelas Aeri tidak bisa menolak. Ia selalu luluh dengan sikap Aeri yang satu ini. "Ya sudah," balasnya dengan mengusap pipi Aeri.
Aeri tersenyum dan memeluk Hyunjin erat. "Terima kasih, kak," serunya.
"Iya, sayang," balas Hyunjin membalas pelukan Aeri dan mengelus surai hitamnya dengan lembut.
"Kita balik ke sana kak, kasihan Allysa sudah nunggu," ucap Aeri.
Hyunjin mengangguk.
"Allysa," panggil Aeri membuat Allysa mendongakkan kepala. "Kamu pulang sama kita aja ya," lanjut Aeri dengan senyuman.
Mata Allysa mengerjap. "Tapi, aku nggak enak sama kalian," balasnya tidak enak.
Aeri tersenyum lagi. "Nggak apa-apa. Lagi juga kak Hyunjin izinin kamu kok bareng kita," ucapnya.
"Beneran?"
"Iya. Benarkan, kak Hyunjin?" tanya Aeri menatap sang suami dengan wajah memelas agar mengangguk.
"Hmm," dehem Hyunjin.
Aeri tersenyum. "Tuh, ikut bareng kita, ya."
"Ya sudah, terima kasih, ya. Maaf jadi merepotkan dan ganggu liburan kalian," ucap Allysa.
Vote, share and comments
Thanks
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏ
Teen FictionSequel "Dokter Hwang" Keseharian Hyunjin dan Aeri dalam menjalankan kehidupannya sebagai sepasang suami istri muda yang baru menikah.