16

2.3K 296 18
                                    

Kecewa namun, tidak bisa Aeri ungkapkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kecewa namun, tidak bisa Aeri ungkapkan. Hingga ia memilih diam untuk pilihan terbaik.

Aeri meringis di atas tempat tidur, meremas perutnya yang terasa sangat perih. Setelah pulang dari rumah sakit, Aeri langsung menuju kamar tidur dan menutup pintu. Tidak berniat menyapa walaupun Zee berada di area dapur.

"Aeri," panggil Zee dari luar kamar tidur.

Aeri menatap pintu dengan tatapan tersiksa. "A-ada apa?" tanyanya lirih.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Zee. Ia khawatir dengan nyonya-nya itu. Tiba di rumah pak Lee memberitahu kalau nyonya-nya itu terlihat pucat, sepertinya sakit.

"Aku nggak apa-apa," balas Aeri berbohong. Yang nyatanya ia sedang merasakan sakit yang teramat. Bahkan tangannya terkepal sampai kukunya menancap di kulitnya untuk mengurangi rasa sakit.

"Kalau ada apa-apa panggil saya saja, ya," pesan Zee.

"Iyaa, kak."

Malam hari pun tiba, Aeri terbangun dari tidurnya setelah melawan rasa sakit yang membuatnya pingsan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari pun tiba, Aeri terbangun dari tidurnya setelah melawan rasa sakit yang membuatnya pingsan.

Aeri terbangun dengan meringis karena perutnya masih terasa sedikit perih. "Apa kak Hyunjin, nggak peduli sama aku?" gumamnya lirih dan menatap sendu kasur sebelahnya yang masih kosong.

Aeri yang haus, keluar kamar menuju dapur. Walaupun jalannya harus pelan karena rasa sakit di perutnya.

Aeri menuruni anak tangga dan tiba di dapur, ia melihat Hyunjin sedang membuka kulkas mungkin dia juga haus. Aeri menggigit bibir kecilnya. Aeri benar-benar kesal dan marah pada cowok itu.

"Nyonya, ingin makan?" tanya Zee tiba-tiba membuat Hyunjin yang tadinya berdiri membelakanginya menoleh hingga pandangannya jatuh pada Aeri namun, Aeri langsung memutuskan kontak mata itu dan beralih menatap Zee.

"Nggak," balas Aeri yang tidak ada nafsu makan. Ia melangkah menuju dispenser untuk menghilangkan rasa hausnya. Aeri meminum air putih dengan sekali teguk, dirinya sangat haus ditambah perutnya yang masih terasa sakit.

Jantung Aeri benar-benar mencelos melihat pria itu yang diam saja. Apakah dia tidak menyadari kalau Aeri sedang sakit.

Aeri menghela napas dan meremas perutnya kembali saat rasa nyeri itu datang kembali dengan menumpu tangan kanannya pada dinding. "Sshhh..." ringis Aeri nyeri.

ᴀ ᴡᴇᴇᴅɪɴɢ ᴀғᴛᴇʀ sᴛᴏʀʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang